Seseorang pria berambut pendek, rambutnya yang begitu hitam pekat, dan tubuhnya yang menjulang tinggi matanya sedang menatap wajah polos azelia yang sedang tertidur
Tangannya mengelus tangan azelia dengan pelan dan hati-hati agar azelia tidak terbangun dari tidurnya, pria itu menarik kursi yang kebetulan ada di dekatnya, ia duduk di kursi itu sambil memandangi wajah cantik milik azelia yang bisa membuat siapa pun suka padanya
"Ze, gue kangen sama lo, gue ga nyangka lo di rawat di rumah sakit" lirih pria itu dengan suara beratnya ia mencium tangan azelia dengan penuh kasih sayang
Pria itu tiba-tiba menangis saat melihat luka lebam di tubuh azelia, luka lebam itu ada dimana-mana, ia berusaha menyembunyikan tangisnya, perasaan sedih dan marah yang kini ia rasakan, ia menjadi kasian pada azelia, dirinya bertekad ingin melindungi azelia dari bahaya
Tapi tiba-tiba ia teringat pada suatu kejadian yang mereka berdua alami, memori itu masih menempel di benaknya
Flashback
"Ze, kita akhiri hubungan kita ini ya" ujar cakra tiba-tiba yang berhasil membuat azelia terkejut bukan main
"Maksud kakak, apa?" tanya nya sambil mengerutkan keningnya mengakhiri hubungan mereka, maksudnya putus?
Cakra menarik napasnya dalam-dalam sebelum ia kembali berbicara, ia sebenarnya tidak tega untuk mengatakan ini "Ze, sorry, sebenarnya gue ga cinta sama lo, ini semua hanya sandiwara gue, gue dapat dare dari temen gue, kalo gue berhasil dapetin hati lo temen gue bakal ngasih gue mobil impian gue" cakra menghela napasnya ia tahu yang ia lakukan itu salah, selama ini ia mempermainkan azelia, ia tidak benar-benar serius padanya
Jleb!
Mendengar kenyataan pahit itu membuat emosinya meledak tapi ia tidak bisa marah padanya karena azelia benar-benar sayang pada cakra walaupun cakra sudah membohonginya, azelia menahan air matanya yang sebentar lagi akan jatuh
"Maafin gue ze, lo boleh hina gue maki gue sepuas lo, gue nerima makian lo, karena gue pantas mendapatkannya, gue tau gue brengsek, maafin gue ze, maafin, jadi sampai disini saja hubungan kita, gue ga bisa lanjutin"
Akhirnya air matanya mengalir membasahi pipinya, azelia menyeka air matanya dengan tangannya sendiri "kak, kakak jahat sama aku, kenapa kakak membohongi aku, jadi selama ini kakak ga benar-benar sayang sama aku?, jadi ini cuman sandiwara kakak?" suaranya gemetar ia benar-benar tidak mengharapkan ini akan terjadi
Cakra hanya bisa mengangguk pelan, ia melihat air mata azelia yang mengalir "Ze, jangan nangis, gue ga suka liat lo nangis" tangannya terangkat untuk menghapus air matanya
Dengan cepat azelia menepis tangan cakra dengan kasar ia segera menjauh darinya "kak, kita udah pacaran selama dua bulan, aku udah sayang sama kakak, cinta aku cuman buat kakak, hari ini kakak menghancurkan hati aku, selama ini kakak hanya sandiwara!" Ia tidak sanggup menerima kenyataan pahit ini, ia sangat membenci kenyataan ini
"Maaf ze, lo boleh benci gue, gue memang pantas untuk lo benci" cakra menundukkan kepalanya ia merasa bersalah, sebenarnya ia tidak suka melihat azelia menangis seperti itu
"Gimana aku bisa benci kakak, sedangkan aku mencintai kakak, aku masih sayang sama kakak, aku ga bisa benci kakak, walaupun kakak sudah membohongi aku" tuturnya, azelia menghela napas sebelum ia melanjutkan kata katanya
"Aku maafin kakak, aku mohon jangan lakuin ini lagi sama gadis lain, hanya aku yang merasakan ini, jangan gadis lain, jadi kakak stop buat main main sama hubungan dan perasaan orang lain"
Cakra mengangguk pelan "Ze, gue boleh meluk lo?" tanyanya ia sudah tidak sanggup melihat azelia yang menangis seperti itu, membuat hatinya hancur
Azelia mendekat padanya, kini mereka berdua berpelukan begitu erat "Ze, maafin gue, please stop nangis, gue ga suka liat lo nangis, gue benci" bisik cakra dengan suara lembutnya
Azelia menghapus air matanya dengan tangannya ia berusaha untuk berhenti menangis, cakra sudah tidak mendengar suara tangisan itu, ia melepas pelukannya, cakra sedikit membungkukkan badannya menyesuaikan tinggi badan azelia
"Makasih ze" cakra tersenyum tipis tangannya mengelus rambut azelia dengan lembut sebelum akhirnya ia berjalan pergi meninggalkan azelia sendirian disana
KAMU SEDANG MEMBACA
Azelia Rosaline [On Going]
TienerfictieKehidupan yang selalu di penuhi dengan trauma, kesedihan, kekecewaan, rasa sakit yang selalu di pendam,berusaha untuk kuat,jika di tanya "kamu baik baik saja?" dia menjawab "aku baik baik saja" sambil tersenyum di balik kata "BAIK BAIK SAJA" itu seb...