10.Pulang

7 3 0
                                    

Azelia sangat senang mendengar kabar bahwa ia di perbolehkan pulang oleh dokter, ini hari yang ia tunggu tunggu, setelah beberapa hari azelia di rawat di rumah sakit akhirnya ia bisa pulang

Cakra mendengar kabar hari ini azelia di perbolehkan pulang, hal itu membuatnya senang dan sekaligus semangat untuk mengantarkannya pulang

"Kak cakra" panggil azelia yang sudah menunggunya sedari tadi, namanya yang di panggil itu sontak ia menoleh ke sumber suara

"Sayang!!" serunya ia berlari ke arah azelia, dengan senyuman bahagianya yang tercetak di wajahnya

Cakra mengangkat tubuh azelia ke udara dengan kedua tangannya sebelum ia menurunkan kembali tubuh azelia
"Gue kangen sama lo!" serunya memeluk tubuh azelia dengan erat tidak ada celah di antara mereka

"Aku juga kangen sama kakak" dengan senang hati azelia membalas pelukan itu, air mata azelia mengalir, kali ini bukan air mata kesedihan melainkan air mata bahagia

Cakra melepaskan pelukan itu, ia mengetahui azelia sedang menangis, cakra membungkukkan badannya sedikit menyesuaikan tinggi badan azelia tangannya terangkat untuk menghapus air mata gadis itu

"Ayo kita pulang" ujarnya sambil menghapus air mata azelia dengan lembut dan penuh kasih sayang, terlihat dari matanya cakra benar-benar tulus pada azelia, ia benar-benar sayang dan cinta pada azelia

Azelia mengangguk pelan sebagai jawaban 'ya', cakra tersenyum melihat responnya, tangannya meraih tangan azelia

Cakra menuntun azelia ke parkiran mobil. Setelah sampai di parkiran, cakra membuka pintu penumpang untuk azelia

"Makasih, kak" ujar azelia lalu ia masuk ke dalam mobil milik cakra

"Sama-sama, cantik" balas cakra lalu ia masuk ke dalam mobilnya, cakra memastikan semuanya aman, cakra memakaikan seatbelt begitu pun azelia. Cakra menyalakan mobilnya lalu mereka pergi menuju rumah azelia

Sesampainya di rumah azelia terlihat banyak polisi yang berada di rumahnya, azelia dan cakra cukup terkejut melihat banyaknya polisi disana, mereka berdua keluar dari mobil. Tiba-tiba ada petugas polisi yang menghampiri mereka berdua

"Maaf, apakah anda ananda azelia?, yang tinggal di rumah ini?" tanya pak polisi itu dengan sopan

Azelia mengangguk pelan "Iya, benar pak, saya tinggal di rumah ini"

"Ananda berkenan untuk ikut kami?, ada yang ingin kami bicarakan"

"Iya"

Polisi itu akhirnya membawa azelia ke polres, sedangkan cakra yang sedari tadi terdiam mencerna apa yang sudah terjadi, ia hanya terdiam di tempat melihat perginya azelia bersama polisi itu

Sesampainya di polres azelia di sambut dengan hangat oleh para polisi yang ada disana, polisi itu dengan sopan mempersilahkannya untuk duduk

Pak polisi itu menanyakan soal ayahnya, bagaimana sifat ayahnya dan lain-lain. Azelia menceritakan semua tentang ayahnya sampai ia menangis saat bercerita

Polisi itu mendengar dengan cermat cerita azelia sampai cerita itu selesai, polisi itu memberikannya botol minum, azelia dengan senang hati meminum minuman itu, ia mencoba menenangkan dirinya, menghapus air matanya

"Anda mau bertemu dengan ayahmu?" tanya pak polisi itu secara tiba-tiba

Azelia mengangguk dengan semangat "Saya mau!, saya mau bertemu dengan ayah saya" ujarnya dengan penuh semangat ia tidak sabar bertemu ayahnya, ia merindukan ayahnya walaupun ayahnya sudah jahat padanya, ia sama sekali tidak membenci ayahnya itu

Polisi itu menuntun azelia pada sel tahanan yang ada disana, terlihat ada ayahnya yang sedang duduk disana, azelia tersenyum saat melihat ayahnya yang sedang ada di dalam sel tahanan itu

"Ayah!!" panggil azelia. Arga yang merasa tidak asing dengan suara itu sontak ia menoleh, Arga berdiri menghampiri azelia

Raut wajah seperti sedang marah "Ngapain lo kesini?, belum puas buat ayah lo di penjara?" sindir arga dengan suara yang di penuhi emosi

Mendengar itu seketika senyum azelia memudar "Aku cuman mau jenguk ayah, aku kangen sama ayah" lirihnya

"GUE GA BUTUH LO, GUE GA KANGEN SAMA LO, LO NYUSAHIN HIDUP GUE, GARA-GARA LO GUE DI PENJARA SEUMUR HIDUP, PUAS LO!?, PUAS LO BUAT AYAH MENDERITA DI PENJARA!" Bentakan nyaring itu menggema di ruangan, azelia membeku saat mendengar bentakan ayahnya itu, rasanya sakit mendengar ayahnya mengatakan hal seperti itu, padahal niatnya kesini baik, ia ingin bertemu dengan ayahnya

"MATI AJA LO!, NYUSAHIN HIDUP GUE, ANDAI LO GA DI LAHIRIN" kini emosi Arga sudah meledak ia membuat keributan disana, dengan cepat polisi menenangkan arga

"Yah!, aku ga minta untuk di lahirkan, kalo aku tahu hidup aku bakal begini aku ga akan mau lahir ke dunia ini, kalo ayah mau aku mati, aku bakal wujudkan kemauan ayah" azelia pergi dari polres itu, dengan perasaan campur aduk, ia benar-benar sedih mengapa ayahnya membencinya? Apa ia membuat kesalahan semasa hidupnya? Padahal ia selalu bersikap baik pada ayahnya tapi kenapa ayahnya malah tidak menyukainya?

Azelia Rosaline [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang