DREAM || BAGIAN 43

1.3K 173 15
                                    

Muehehee...

DREAM


===

43.

Tiga Minggu telah berlalu, hari-hari itu sudah Haekal jalani dengan berat. Ujian akhir sekolahnya pun begitu berat, tidak ada yang menyemangati nya. Teman-temannya masih menjauhinya, bahkan mereka terlihat menghindarinya.

Sekarang ia sudah jarang pulang ke Dream, ia hanya takut teman-temannya terganggu. Entah kenapa jadi seperti ini, bahkan si sialan gulali itu sering mengatainya.

"Hahaha.. nggak punya temen ya?"

"Kasian banget nggak di ajak makan bareng di kantin,"

"Loh loooh, sendiri terus, temennya pada kemana? Haha.."

"Eh tadi gue liat temen-temen Lo pada mau pergi pada pake jaket, kok Lo nggak di ajak?"

Begitulah, Haekal rasanya pengen bogem tuh muka, tapi ia sedang tidak ingin bertengkar, yang ada akan menambah masalah. Dengan sang papah saja belum selesai sampai sekarang, papahnya sering mengabaikannya.

Jika dirumah pun ia hanya bicara pada bunda dan Marvin, Mahen tidak pernah membalas pesannya sama sekali. Haekal pikir nomornya Mahen blokir.

"Eh Jamet! Di panggil temen Lo tuh," tegur Guanlin.

Haekal menoleh, melihat Guanlin dengan tatapan malasnya.

"Tapi boong, yahaha.." Guanlin tertawa puas, benar-benar membuat Haekal geram.

"Coba Lo pergi Sono, berisik bener," ujar Haekal masih dengan wajah sinis nya.

"Yeee, gue tuh nemenin Lo, kasian aja gue liat Lo nggak ada yang nemenin,"

"Kayak Lo ada yang nemenin aja," sarkas Haekal.

"Sialan."

Ngomong-ngomong, Haekal sedang berada di perpustakaan saat ini.

"Kal,"

Haekal melirik sejenak mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca "hm?"

"Gue yang bakal berdiri pegang juara satu di panggung kelulusan nanti," ujar Guanlin.

"Bodo ah, terserah Lo," jawab Haekal malas.

"Lah? Biasanya Lo ambis banget pengen ninggiin nilai, tumben banget Lo masa bodo gitu."

"Gue mah yang penting belajar yang bener, tentang nilai mah guru yang ngatur kan? Kalo dapet gede syukur, kalo nggak yaudah, belajar lagi nanti." Balas Haekal sebelum bangun dari duduknya, menyimpan buku yang di pegang nya.

"Eh, anjir! Idung Lo berdarah!" Pekik Guanlin yang langsung berdiri di tempatnya.

Haekal memegang hidungnya, benar saja ada darah disana. Haekal langsung berlari keluar perpustakaan. Mengundang tatapan heran dari Guanlin.

•••

"Tapi gue kasian liatnya, udahan yuk marahan nya," kata Jeman.

Bertemu Lagi Nanti (Nct Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang