4 Perasaan Terlarang

1.1K 187 19
                                    

4 Perasaan Terlarang

"Bagaimana liburanmu?" Austin menelfon Eve dari sebrang sana seraya menatap layar laptopnya. "Jadwal oprasimu malam ini bukan? Jagalah kesehatan!"

"Tadi aku beli tas yang bagus banget! Jam tangan, dan beberapa kalung lucu. Kamu mau lihat?" Eve mengalihkan panggilan itu ke video call dan memperlihatkan barang-barang barunya pada sang kekasih.

Benar kata orang, jika kamu memiliki wanita lain, kekasihmu akan menjadi bahan perbandingan.

Tiba-tiba Austin membandingkan Issa yang jauh lebih membuatnya nyaman dibanding Eve. Selama pacaran tiga tahun terakhir, belum pernah Austin mendapat perhatian senyaman yang Issa berikan. Yang Eve butuhkan darinya hanya uang dan uang.

Austin memang tidak keberatan. Tapi entahlah, kehadiran Issa mengobrak-abrik hatinya. Mengacaukan segalanya! Ia seakan terhipnotis oleh pesonanya yang indah.

Tapi jangan salah, rasa sayangnya terhadap Eve masih utuh. Saat ini yang menjadi masalah adalah rasa yang sebelumnya hanya untuk Eve, telah terbagi pada wanita yang baru hadir di kehidupannya selama beberapa hari terakhir.

"Austin, kenapa bengong?" Eve bertanya.

"Aku tutup dulu ya? Ada meeting penting. Nikmatilah liburanmu. I love you!" Austin menutup panggilan sekaligus laptopnya. Ia keluar ruangan menuju dapur untuk membuat kopi.

Namun sebelum menjalankan rencananya, ia tertarik menghampiri Issa yang ketiduran di sofa. Rintihan kesakitan dari bibirnya membuat Austin mengalihkan fokus padanya.

"Issa... " Austin menepuk pipinya. Mencoba membangunkan Issa yang tengah mengingau.

"Tolong, biarkan aku hidup tenang. Jangan lakukan ini! Kenapa kalian begitu jahat?" Issabella terisak hingga keringatnya bercucuran. Ia terus mendekap perutnya hingga membuat Austin penasaran.

Dengan tangan gemetar ia menyingkap gaunnya. Menatap dengan terkejut tubuh Issa yang ternyata penuh dengan bekas luka yang menyedihkan. Kenapa wanita yang dekat dengannya, selalu memiliki kisah yang pedih?

Pertama Eve, kedua Issabella. Kini Austin sangat penasaran kenapa luka-luka itu ada. Pelakunya sungguh kejam! Austin harus mencari tahu tentang Issabella dengan lebih dalam.

"Issa... " Austin mengusap wajahnya saat wanita itu membuka mata dengan badan yang tersentak dan keringat yang bercucuran.

"Austin..." Issabella mengusap wajahnya dengan gelisah.

"Maaf aku lancang membuka... itu... kenapa kamu terluka begitu banyak? Ada bekas tusukan rokok."

Issabella merapikan bajunya lalu mengalihkan pandangan. Andai Austin tahu jika kekasihnyalah penyebab semua ini. Iblis itu tidak akan Issa maafkan.

"Andai aku ingat, aku akan menceritakannya padamu. Tapi aku sering bermimpi buruk tentang masa sekolahku. Apa mungkin, aku pernah mendapat pembullian? Atau itu hanya mimpi kosong yang tidak berarti?"

Austin menarik Issabella kedalam pelukannya. Ia juga penasaran dengan apa yang terjadi padanya. Anak buahnya bahkan kesulitan mencari infomasi. Siapa sebenarnya Issa?

Di hari kecelakaan, Austin juga yakin sekali jika Issabella muncul begitu saja dan entah dari mana. Austin bahkan tidak bisa mengingat dengan jelas. Semua ini sungguh misterius.

"Austin, janji ya? Sebelum aku ingat jangan tinggalkan aku sendirian." Issa melirik ke atas, pada pria yang mengangguk setuju dengan ucapannya. Issa tidak bohong tentang ini. Ia memang tidak siap jika Austin pergi. Maka dari itu tekatnya untuk merebut hati Austin sangatlah besar. Karena selain balas dendam, ia juga tidak akan tahu bagaimana ia harus menjalani dunia asing ini sendirian.

Let Me Tease YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang