11 Bangkit

1K 175 6
                                    

11 Bangkit

Setelah ketegangan yang terjadi, Austin mengajak Eve dan Issa untuk makan siang bersama. Berharap tidak akan ada masalah lagi setelahnya.

"Aku minta kamu tidak melakukan hal konyol lagi." Austin menegur Eve yang kini tersenyum licik ke arah Issabella.

"Maka dari itu aku meminta maaf, Austin. Aku sudah memesan banyak sekali makanan!" Ujarnya seraya menyambut pelayan yang membawa banyak sekali makanan, yang di mana semuanya mengandung udang. Eve tahu betul jika Issa alergi.

Jika dia Issa yang sama, dia tidak akan berani memakannya. Eve yakin Issa hanya pura-pura amnesia untuk membalas dendam dan mencari perhatian pada Asutin.

"Aku menyiapkan yang paling spesial untukmu!" Ujarnya seraya menyodorkan sepiring Spaghetti Aglio Olio Udang.

Issabella tersenyum manis. Sudah ia duga jika Eve akan memesan udang untuknya. Tidak mungkin seorang Eve baik padanya jika tidak ada maksud terselubung.

"Terimakasih banyak kalian sudah begitu baik padaku." Issabella meneteskan airmatanya. "Maaf jika aku merepotkan."

"Tapi Issa..." Austin menghentikannya, saat Issa akan mencicipi hidangan tersebut. "Ini udang, kamu kemungkinanan punya alergi. Sebaiknya kamu makan yang normal saja seperti biasanya."

"Tidak Austin, aku harus menghargai pemberian Eve. Aku tidak ingat jika memiliki alergi."

Eve mengepalkan tangan saat Austin begitu perhatian pada Issabella. Padahal biasanya Austin hanya perhatian padanya. Memberikan segalanya. Tapi hari ini, Eve seperti sedang bersama dua orang yang sedang menjalin hubungan. Eve seperti orang luar yang terbuang. Eve tidak mau ini terjadi. Selain mencintainya, Austin adalah satu-satunya solusi dari keuangan keluarganya yang sedang merosot.

"Maaf kalau aku salah pesan."

"Tidak Eve, aku tidak masalah. Austin saja yang terlalu berlebihan. Terimakasih sudah memesankan makanan spesial untukku." Issabella memberikan senyuman termanisnya. Ia sengaja melakukan itu agar Eve merasa terhina. Issa bersikap seolah Eve adalah orang luar yang tidak seharusnya ada.

"Masalahnya kamu ini amnesia. Kita tidak tahu alergi yang mungkin kamu miliki." Austin berkata dengan perhatian.

"Kita akan segera tahu!" Issabella langsung memakannya tanpa ragu, mengunyahnya dengan antusias seperti tanpa beban. Eve tidak percaya melihatnya. Ternyata Issabella senekat itu memakan udang yang pernah membuatnya hampir mati? Apa benar dia amnesia?

Hanya selang beberapa detik setelah Issabella menelan makanannya, wajah wanita itu langsung memerah. Dadanya terasa sesak dan kesulitan untuk bernafas.

"Issa?" Austin langsung mendekati dan membeleai puncak kepalanya. "Kamu kenapa?"

"Sesak..." Issa tersengal-sengal dengan airmata yang bercucuran dan tubuh yang ikut memerah padam. Tanpa basa-basi, Austin langsung menggendongnya pergi. Bahkan tidak berpamitan pada Eve dan menganggapnya tidak ada.

Issabella menoleh ke arah Eve dengan senyuman liciknya. Tidak apa jika dia hampir mati. Issa tidak akan takut! Karena ia sudah pernah menemui ajalnya sebelum terlempar ke masa depan. Yang paling penting saat ini, Issa ingin melihat ekspresi pecundang itu hancur dengan cara yang menyedihkan.

Eve jelas tidak membiarkan Austin melakukan itu. Eve kekasihnya, ia lebih berhak mendapat perhatian, bukan Issabella! Eve tidak mau kalah darinya! Issa harus selalu berada di bawah kakinya!

Saat Austin baru saja membuatnya terduduk di kursi penumpang, Eve segera mencegahnya menaiki kursi kemudi.

"Kamu pergi begitu saja tanpa pamit, kamu pikir aku apa?" Teriaknya kencang.

Let Me Tease YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang