5 : :〻

2.8K 319 32
                                    

∘┈˃̶✾˂̶┈∘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∘┈˃̶✾˂̶┈∘

Seperti yang diharapkan oleh pembaca novel.

Istana kekaisaran terlihat begitu megah. Bangunannya terasa murni seperti memasuki abad pertengahan. Segala ukiran di setiap sudut istana sangat dipertimbangkan dengan baik dan terlihat indah. Istana utamanya terletak di pusat kota dengan suasana yang sangat sejuk dan rindang.

Pemandangan yang sangat menyejukkan mata, terlebih ketika memasuki halaman utama aku menemukan kebun yang ditanami bermacam-macam bunga. Sekalipun itu adalah tanaman lain, mereka akan disusun dengan rapih kemudian dibentuk menyesuaikan perintah dari Kaisar.

Rata-rata yang ditanam di sini adalah bunga yang berpotensi menjadi pewangi dan obat herbal.

Memang jarang menemukan bunga beracun di sekitar kerajaan, mengingat sifat rakus dan tamak para bangsawan.

"Permaisuri sudah menunggu anda, Duchess."

Ketika membalikkan tubuh, alangkah terkejutnya bertemu kembali dengan prajurit yang kemarin pedangnya kupinjam. "Eh, kebetulan sekali,"

"Benar, Duchess."

Jawabannya begitu dingin. Jika dilihat-lihat untuk karakter sampingan sepertinya, dia cukup tampan.

Tiba-tiba ide konyol terlintas, "Ingin menikah denganku?"

Tentu saja reaksinya terbilang tidak biasa. Semu merah menjalar di pipinya, bukan karena malu tetapi karena menahan marah, "Maaf Duchess, saya-"

"PPFFTT, HAHAHA!"

Aku tergelak bebas tanpa memperdulikan martabatku sebagai Duchess. Siapa suruh menaruhku di dunia kerajaan, sudah tahu sikapku bar-bar begini.

Tanpa menghiraukan prajurit tadi, aku melangkah memasuki tempat tujuan dengan diantar oleh prajurit.

Seketika aku dilanda kegugupan. Bisakah aku melewati semua ini? Berkali-kali yang terpikirkan olehku hanyalah kemungkinan buruk. Kata-kata yang seharusnya tidak kupikirkan saat ini merajalela dan melahap segala pemikiran baik, mungkin efek dari memasuki karakter jahat di dunia ini.

Jrenggggg

Tepat di depan tubuhku, pintu? Bisakah disebut pintu? Pasalnya terlalu besar dan sangat mewah, bahkan jika aku mengikis buliran emas yang terekat erat di pintu tidak ada yang akan tahu.

"Duchess dari Timur telah tiba."

Aku berjalan memasuki pintu yang terbuka dengan perasaan bahagia. Kapan lagi bisa berjalan di atas karpet merah seperti bangsawan?

"Oh, sepertinya aku keduluan." Sindirku menatap seorang pria berambut hijau tua di samping.

Siapa lagi jika bukan Duke paling tampan se wilayah timur, Itoshi Rin.

JADI ISTRI DUKE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang