|•Abiut 7•|

9 6 1
                                    

"patah hati nangiss?
Kamu belum tau gimana rasanya
di paksa mondok:!"

Diary

_Aeleasha Adzania Abhizar_


***

Minggu, 07.10 wib.

Lea perlahan membuka matanya, ia mengerjap-ngerjapkan matanya karna merasakan silaunya cahaya matahari pagi ini.

Lea mendudukkan diri. Ia pandang setiap sudut ruangan kamarnya, dan beralih melihat jam dinding yang terpampang di dekat meja belajar nya. Segera ia beranjak turun dari kasurnya dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi yang berada di kamarnya.

Selang beberapa menit lea keluar dari kamar mandi sembari ngelap wajahnya yang sudah ia basuhi, dan beranjak keluar dari kamar nya dengan wajah fresh.

"Good morning? mama, papa, Abang, BI ija, dah lengkapkan hi!" Teriak Lea sembari menurungi anak tangga dengan memperlihatkan gigi gingsul nya.

Semua yang berada di meja melihat ke arah Lea yang menurungi anak tangga dengan gembira.

"Duh Lea, bisa gak sih gak usah teriak" peringat rendy dengan tatapan tajam ke arah Lea.

"JUH YEA, BISE GEK SEH GEK USEH TERIEK" ujar Lea dalam benak, sembari meniru ucapan rendy dengan nada mengejek.

Lea tidak menggubris perkataan rendy, ia hanya sibuk manaroh nasi ke piring nya.

"Tumben gembira banget hari ini" ujar Ilham.

"Hehe, Lea kan besok udah masuk sekolah pa, dan Lea udah naik kelas  atas jadi besok Lea harus pagi-pagi ke sekolah, biar Lea dapat kursi paling depan." balas Lea spontan bersemangat dengan senyum yang manis.

"Perasaan ka_"

"Udah-udah, nanti ngomongnya makan yang tenang aja dulu" peringat maryam memotong ucapan rendy.

"Iya, pamali tau bicara sementara masih makan" ujar BI ija membenarkan.

keheningan tiba hanya suara dentingan sendok yang menghiasi ruang makan mereka.

"Lea kalau udah makan, jangan lupa ke ruang tamu, papa tunggu disana" Sembari beranjak pergi ke ruang tamu tanpa menunggu persetujuan Lea.

"Emang ada ap_" Lea belum selesai berucap Ilham dah pergi ke ruang tamu.

Rendy beranjak berdiri dari tempat duduknya dan melanjutkan langkahnya ke wastafel mencuci tangan, sembari beranjak pergi menyusul ayahnya ke ruang tamu. Lea mengernyit heran melihat tingkah ayahnya dan Abang nya.

Lea melanjutkan makannya yang tak bersemangat karna sisa dirinya yang berada di meja makan. Sedangkan mama nya dan BI ija ke samping rumah menyiram tanaman bunga dan memberi makan kelinci dan kucing anggora yang Maryam rawat sejak Lea masih dalam kandungan. Hanya saja Lea sejak umur 2 tahun ia sangat fobia sama kucing.

"Huft"

Berselang beberapa menit lea mengangkat piring kotornya di wastafel lalu mencuci tangannya, sembari menghampiri ayahnya  yang asik bercakap dengan Rendy.

"Hkmm, pa ada apa suruh Lea ke ruang tamu?" tanya Lea sembari duduk di sofa dekat abang nya.

"Mana formulir yang papa kasih waktu itu?" Ujar Ilham ke pada putrinya

"Di kamar pah" jawab Lea.

"Coba ambil"

Lea mengernyit heran "buat apa pah?" tanya Lea.

About Aeleasha(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang