|•about 2•|

31 11 5
                                    

"hari ini papa paksa Lea."

-Diary-

***
💙💙💙


Melihat Lea yang sudah mulai ter-isak, Rendy pun langsung berdiri dan memeluknya erat, sembari mengatakan.

"Hey! Lihat Abang! Abang sayang banget sama kamu, kamu itu adek abang satu-satunya. Abang nggak pernah mau lihat kamu kenapa-kenapa." ujar Rendy sambil mengusap kedua pipi Lea dengan lembut.

"Jangan ulangi lagi ya." Sambungnya  lagi kemudian mencium kening sang adik dan dibalas anggukan olehnya.

"Udh ren, cepat pergi  kuliah sana, anak bandel  enggak usah di sayang." Celetuk Ilham sedikit memecah suasana yang membuat Lea menjadi meronta dan mengencangkan suaranya.

"Huwaaa..! Papa jahat, papa udah gak sayang Ama lea."

"Emang udah gak sayang."

"Huhuhu...! Mama, papa jahat." aduh Lea sembari berlari kepelukan ibunya.

"Iya sayang udah ya, jangan nangis lagi."

"Pah, apa an sih." Sambungnya beralih ke Ilham dengan wajah di tekuk.
Seolah mengisyaratkan untuk tidak menjahili anak bungsunya lagi.

"Ele, gitu doang kok nangis, katanya jago, bisa ngalahin preman. giliran di bercandai aja nangis." Sindir Ilham

"Hikss..! Pokoknya Lea lagi marah sama papa." Ambek lea

"Yakin"

"Iya lah, yakin"

"Yaudah, mama sama Rendy pilih hadiah gih nanti, papa beli-in" goda ilham.

Lea mendengar kesal.
"Huh, curang"

"Hahaha..! Emang enggak salah, anak bungsu gue ciplakkan emaknya."

"Ya-iyya lah, kalau bukan anak gue, enggak mungkin lea Sejago ini" ucap Maryam sambil menjewer telinga suaminya.

"Duh..duh sakit maaa"

"Rasain, siapa suruh punya mulut cabe"

"Hahaha...!"tawa di antara mereka pun kembali menghangatkan suasana yang tadinya, nampak tengang

Ilham pun berjalan menghampiri lea, lalu memeluknya. "Janji enggak ada yang lain kali lagi?" tanya Ilham, sembari mencium kening Lea.

"Iya pa, janji" jawab Lea dengan menganggukkan kepalanya

"Kan tadi ada orang tuh yang janji beli-in hadih, nih mama pengen tas gucci pengeluaran baru nih" celetuk maryam sambil menunjuk layar handphonenya.

Ilham menggeleng memandang istrinya.

"Tuh lea, lihat induk mu, makin tua makin gaya"

"Loh! Suka-suka mama dong pah, lagian juga mama belum tua-tua amat deh"

Ilham membuang nafas lelah.
"Iya-iya ntar papa beli-in, kalau kamu mau apa nak?" Tanya Ilham, berpaling memandang Lea.

About Aeleasha(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang