Kematian??

177 28 3
                                    

DOR!
DOR!

"Kim Dokja!"

Semua orang tercengang dengan tembakan yang tiba-tiba. Pasalnya dua orang bertudung hitam mengeluarkan senjata masing-masing melukai satu sama lain.
[Jangan sembarangan menembak!]
Sentak wanita bertudung pada rekannya yang hendak menembak Kim Dokja.

Yoo Joonghyuk dengan cepat berlari menghampiri Kim Dokja yang perut bagian bawahnya tertembak, nyaris mengenai lambungnya. Sedangkan pria bertudung yang telah menembak Kim Dokja tangan kanannya telah putus akibat ditembak rekannya sendiri.

[AAARRGHH!!]
Gerang pria itu sambil memegangi tangannya yang meledak ditembak hingga putus. Joonghyuk mengangkat Dokja yang terjatuh dari kursinya. Dengan cepat menahan darah yang mengalir deras tak karuan dari perutnya. Khawatir jika peluru itu bersarang diginjalnya.

"Angkat tangan!"

Ujar para polisi. Mereka datang dari berbagai sudut pabrik, membuat para orang-orang bertudung hitam terkejut dengan hal yang tiba-tiba ini. Para polisi beranggapan bahwa Yoo Joonghyuk lah yang telah memanggil mereka sebagai tanda waktu penyerangan seperti direncana.

Puluhan polisi mencondongkan pistolnya mengepung orang-orang bertudung hitam membuat mereka terpojok.
[KAU! BERANINYA-]

"Aku tidak bodoh."

Yoo Joonghyuk menjawab spontan memotong perkataannya membuat wanita bertudung itu terprovokasi.
"Benar-benar tidak bodoh." Tambah Kim Dokja sambil terkekeh didekapan Yoo Joonghyuk yang tengah menghentikan aliran darahnya dengan tenang.

[BAJINGAN!]

Wanita itu mengarahkan pistolnya pada Yoo Joonghyuk, membuat para polisi bersiap menghujaninya tembakan.
DOR!

Shin Yoosung tiba-tiba datang disana. Menembak pistol milik wanita bertudung itu. Menggagalkan rencananya untuk menembak kepala Yoo Joonghyuk.
Wanita itu menggertak kesal, dia melirik kearah Shin Yoosung tajam, yang mana dibalas serupa oleh Shin Yoosung.
[Hentikan. Kita sudah mendapatkan apa yang kita mau.]

Wanita bertudung kembali mendengus.
"Jangan bergerak!" Seru polisi pada mereka berempat.
Si pria yang tangannya putus hanya sibuk menggerang tidak berdaya menahan rasa sakitnya. Sedangkan yang satunya lagi terdiam tidak mau mencari gara.

[Ayo pergi.] Ujar Shin Yoosung.
Semuanya mengangguk, lalu membagi team untuk terbang melesat keberbagai tempat secara acak. Membuat polisi terkecoh dan bodohnya membiarkan mereka kabur.

"Kejar!"
Titah salah satu polisi, yang lain mulai berlarian keluar, hingga tersisa hanya beberapa polisi saja, termasuk Yoo Sangah.
"Yoo Joonghyuk-Ssi!" Panggil Yoo Sangah khawatir, berlari menghampiri Yoo Joonghyuk yang sedari tadi masih mendekap Kim Dokja.

"Hyuk-ah, kau tahu 'malam itu' sungguh menakjubkan."

Yoo Sangah menghentikan langkahnya.
Menatap kebersamaan mereka yang begitu terasa perasaannya.
Kim Dokja menyentuh pipi kekasihnya dengan lembut, sambil terkekeh begitu memperhatikan pesonanya yang menggelitik perut dan hatinya.

"Kau masih membahas hal-hal jorok disaat terluka seperti ini?"
Dokja memutar matanya malas, bermaksud mengatakannya dalam maksud lain.
"Aku hanya mau melakukannya lagi denganmu, 'malam itu' benar-benar menyenangkan."
Goda Dokja sambil berbisik kepadanya.
Yoo Sangah benar-benar kebingungan dengan maksudnya, tapi dia mau tidak mau harus mengganggu hal ini..

"Yoo Joonghyuk-Ssi, mari bawa dia kerumah sakit." Sangah memberanikan diri mengajak mereka berdua. Tidak lain alasannya demi keselamatan Dokja jaga-jaga perutnya kehilangan banyak darah.
Yoo Joonghyuk mendengar ajakan Yoo Sangah, dia beranjak berdiri sambil membawa Kim Dokja digendongannya layaknya pengantin baru.

"My Mafia Salvation." Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang