Yoo Jonghyuk yang tengah selesai membuat kopi dari dapur gedung lantai atas hendak kembali mengecek sel Dokja dibawah. Namun, sebelum melakukan itu, dia telah melewati beberapa ruangan yang membuatnya heran.
"Kemana semua penjaga dilantai ini?"
Jonghyuk melewati salah satu ruang keamanan yang didalamnya terdapat ruangan tempat kamera pengawas CCTV. Pintu ruangan itu terbuka lebar sehingga menampakan satu-satunya rekaman tv yang menyala-nyala tepat ditengah ruangan itu.
Semua rekaman kamera pengawas blur dan rusak. Kecuali rekaman yang ada ditengah itu. Jonghyuk mendekat, melihat apa yang terjadi.
Disana, hanya ada sebuah lorong lobi biasa. Dan ditengahnya terdapat Dokja yang tengah berdiri menghadap CCTV sambil menyeringai mengejek.
Jonghyuk memegang gelas kopi nya erat-erat karena kesal dengan kelalaiannya mendapati Dokja telah kabur dari sel ketat itu tanpa sepengetahuan siapapun.
Jonghyuk memelototi layar, menahan amarah mengetahui lantai lorong lobi tersebut jauh dari tempatnya berada.Di sana, Dokja pun akhirnya bergerak. Jonghyuk tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya.
Dokja mulai melepas pakaiannya satu persatu. Mulai dari jaket yang dia dapat entah dari mana, kaus kaki, dan celana biru tahanannya. Hingga yang tersisa tinggal kaus baju penjara miliknya yang kebesaran dan menutupi tubuhnya sampai paha. (Masih menutupi kemaluan)
Jonghyuk tercengang. Siapa yang tidak terkejut melihat seorang pria membuka bajunya satu persatu hingga setengah telanjang?
Dokja nyengir. Lalu dia membelakangi CCTV dan pinggul nya mulai bergerak bergoyang menggoda.Jonghyuk kaget, saya pun kaget.
Jonghyuk menumpahkan gelasnya, lalu tv yang menunjukkan rekaman langsung itu dia pukul menggunakan lengan nya sendiri hingga rusak. Sedangkan tangan sebelahnya dia gunakan untuk menahan darah-darah merah segar yang keluar dari hidungnya.
"Sial.."
..
Dilain sisi, Han Sooyoung tertawa terbahak-bahak disela-sela dinding yang mana bagian nya tidak terlihat oleh kemera pengawas.
Sooyoung mengeluarkan ponselnya, lalu merekam Dokja yang tengah melakukan hal-hal tak senonoh itu tepat didepan matanya.
"JANGAN MEREKAMKU!" Seru Dokja, pipinya merah tomat sampai ketelinga-telinga. Sedangkan Sooyoung sejak tadi tidak bisa berhenti tertawa menyaksikan perilaku memalukan itu.
Dokja mengambil celananya dan jaket putihnya, lalu memakainya kembali cepat-cepat.
"HAN SOOYOUNG!!!!!!!" Teriak Dokja mengejar Han Sooyoung yang masih merekam."Sial Dokja, aku tidak paham mengapa kau sampai berniat melakukan ini." Sooyoung masih saja tertawa meskipun dia melayang-layang karena Dokja memegangi kerah bajunya seperti kucing supaya dia tidak banyak berlaku apa-apa lagi.
"Kau tidak perlu mengerti pikiran seseorang untuk mengetahui maksud orang itu."
"Kenapa? Padahal kau bisa saja memintaku memakai hologram AI ku."
Kim Dokja yang tadi nya berjalan sambil membawa Han Sooyoung tiba-tiba berhenti sejenak. Lalu menurunkan wanita itu tanpa aba-aba.
Han Sooyoung mendarat seperti seekor kucing. Tentu nya dia langsung berteriak karna kesal dengan perlakuan tiba-tiba itu.
"Hei! Kau kenap-" Sooyoung tercengang, lalu dia merasa tiba-tiba menggigil merinding,Mendapati Dokja tengah tersipu malu menutupi mulutnya dengan tangan kanan seperti seorang gadis puber.
"Entahlah.. eum, mungkin aku tidak mau hologram sialan mu itu menggoda
Hyuk-ie ku??""Hyuk-ie apa apaan itu? Norak sekali panggilan nya."
"Apa maksudmu, Wanita?!" Dokja memegangi kerah Sooyoung, bukannya meminta maaf, Sooyoung malah mengajaknya berkelahi. Hingga panggilan seorang gadis dari sisi lain diujung ruangan terdengar. Bersama dengan seorang anak laki-laki, dan wanita bertubuh tinggi itu. Mereka melambai-lambaikan sebuah barang yang pemimpin mereka cari.
Dokja dan Sooyoung berlari kearah mereka, mengapresiasi kerja keras yang dilakukan teman-teman nya dengan sangat baik.
"Bagus. Sekarang semua ini sesuai dengan rencana, benar?" Heewon bertanya yakin.
Dokja mengangguk pertanda kemenangan. Dari awal, sejak pria itu menjual cincin Han Sooyoung, lalu dia digebuki para berandalan, hingga sengaja tertangkap oleh Yoo Jonghyuk adalah sebuah rencana liciknya.
Dokja dan KimCom melakukan semua ini demi mencuri informasi tentang Penguasa, musuh bebuyutan mereka. Dan sekarang, data itu sudah ada ditangan Dokja dengan nyaman.
Dokja tidak akan membuka data itu sekarang tentunya, tujuan nya demi menjaga keamanan siapa tahu hukuman yang didapatnya akan semakin membesar karna ancaman pemerintah.
"Sooyoung, pegang ini. Jangan pernah melepas ini sampai kau kehilangan nyawamu, kecuali jika aku memerintahkannya." Dokja berbisik pada Han Sooyoung, lalu segera mereka berlima pun bergegas melarikan diri dari gedung kepolisian itu dengan rencana baru Dokja.
"Berhenti!" Seru seorang wanita berpakaian polisi, dan rambutnya cokelat panjang. Dia memegangi sebuah pistol, menggertak dengan alih-alih mencoba menembak pelatuknya.
"Jangan bergerak, atau kutembak kalian." Dibelakang wanita itu ada belasan polisi yang juga memegangi senjata ditangan mereka, mengancam keselamatan siapapun yang memandang.
"Wah, Noona! Apa itu Jaksa Yoo yang pernah menjadi model film terkenal itu?? Sang Jendral polisi, Yoo Sangah." Girang Jihye bertemu idola favoritnya dahulu, sementara Sooyoung mendengus.
"Baru juga tadi ku tiru."
Dokja mengangkat tangannya. Dia berjalan mundur beberapa langkah dengan kewaspadaan.
"Benar, dia adalah salah satu jendral wanita yang aku hindari." Dokja memberi kode untuk semuanya angkat tangan. Tentu semua menurut.
"Letakan data itu." Perintah Sangah.
Dokja dengan baik meletakan itu hati-hati, lalu,
"LEE GILYOUNG!"
Gilyoung dengan sigap melemparkan satu kaleng gas air mata kehadapan para polisi. Semua polisi lantas menutup mata dan hidung mereka, lalu berbondong-bondong segera keluar dari gedung tersebut menyelamatkan diri.
Dokja mengambil kesempatan, dia kembali membawa data yang ada ditanah lalu semua kabur melewati tangga menuju keatap. Hal itu sukses membuat Yoo Sangah kesal.
Meski sedang terbatuk-batuk, dia berlari mengejar Kim Dokja dan teman-temannya atas pelarian mereka. Yoo Sangah fokus untuk mencari, meski dirinya beberapa kali terbatuk dan sesak nafas.
Dari arah tangga, Yoo Sangah memperhatikan kondisi lantai dilantai tiga. Selain dilantai satu atau dua, Lantai tiga dan seterusnya gelap gulita tanpa penerangan. Yoo Sangah masih bertekad mencari sendirian.
"Tolong dengarkan aku! Sooyoung-Ssi! Dokja-Ssi! Heewon-Ssi! Data itu benar-benar berbahaya. Jika anda sekalian mencoba mencurinya, tidak akan ada pengampunan lagi untuk pemerintah."
Seru Sangah mencoba menyampaikan sesuatu. "Bukan hanya Dokja-Ssi yang terancam terpidana hukum mati, tapi seluruh KimCom juga!"
Mendengar perkataan itu, Kim Dokja yang ada di celah kegelapan akhirnya bersuara.
"Mengapa demikian?"
"Identitas Penguasa bukan sesuatu yang sembarang. Lembaga tersebut bukanlah hal yang mirip seperti pemerintah yang mengatur. Tapi mereka adalah sesuatu yang mengendalikan seperti maniak yang menguasai!"
"Apa yang akan terjadi jika kami berurusan dengannya?"
"Kalian akan mati."
KAMU SEDANG MEMBACA
"My Mafia Salvation."
AdventureYoo Jonghyuk adalah seorang pria yang bekerja menjadi seorang eksekutor anjingnya pemerintah selama bertahun-tahun. Sekaligus, dia adalah seorang barista penjaga kaffe kopi di sebuah kedai kopi terkenal di ibukota KoreaSelatan-Seoul. Hingga, pada s...