Han Sooyoung, Jung Heewon, Lee Gilyoung dan Lee Jihye berlarian dari tangga ke tangga dengan tergesa.
"Apa mereka masih mengejar kita?" Tanya Jihye panik, bahkan nafasnya pun tak beraturan karna asal-asalan berlari.
Han Sooyoung menggeleng, "lari saja!" Serunya berkata tanpa keyakinan yang pasti.
Wanita itu sebenarnya kesal karena dibuat sulit berlari dengan berkas yang besar dan berat ditangannya. Tapi kalau bukan karena upah yang akan diberikan, dia mungkin akan peduli setan meskipun data yang dia pegang itu informasi penting tingkat negara."Bagaimana dengan Hyung?" Gilyoung bertanya dipunggung Heewon saat dirinya tengah digendong. Tidak ada yang menjawab pertanyaan itu, mungkin karena mereka sendiri tidak tahu alasan mengapa Dokja sendiri ingin dirinya ditinggal dilantai yang gelap gulita itu.
"Dia pasti bisa mengurus dirinya sendiri." Jihye akhirnya menjawab dengan nafas yang berantakan.
Mereka berempat hampir sampai diatap gedung dengan sukses, sebelum akhirnya sebentar beristirahat dibeberapa lantai sebelum akhirnya sampai dengan mulus.
"Polisi-polisi itu nampak lebih lemah dari sebelum aku belum meninggalkan kepolisian." Jihye bergumam disamping Heewon dengan muka mengejek.
"Kau harus nya bersyukur kita tidak bertemu dengan maniak Eksekutor itu.." Heewon sendiri terganggu dengan kepedean Jihye yang mengungkit masa lalu dirinya sendiri, harusnya KimCom tidak boleh membawa Jihye untuk tugas kali ini, rasanya sama seperti sebuah aksi bunuhdiri jika Jihye menampakkan wujudnya di pihak musuh, selain itu, mereka menyadari jika Jihye masih belum sembuh dari sakitnya.
"Ternyata memang benar, ini sangat merepotkan ketika kita tidak membawa perlengkapan lengkap-"
DOR!
SIUUUUNG!
Dokja menembakkan sebuah pistol yang jika pelatuknya ditembakkan akan ada sebuah tali berukuran panjang keluar, tali tersebut terkaitkan disebuah pegangan tangga yang cukup kuat, sehingga, Dokja tidak perlu naik tangga dari atas kebawah repot-repot.
Dokja pun terlihat, dia terbang terbawa oleh kait tali pistol tersebut, lalu dengan cepat mendarat kelantai dimana semua orang ada disana sedang duduk istirahat."Apa?"
Dokja menatap kearah mereka semua dengan muka polos, dia bengong sementara
semuanya melihat kearah Dokja dengan kaget, lalu beralih pada Jung Heewon dengan muka kesal.
"Kau yang memberikan alat itu?""Aku harus memberikannya agar Dokja bisa lebih mudah melarikan diri."
"Ahjussi, kau kejam sekali, aku sedang sakit dan aku kecapean-"
Bruk.
Semua memandang pada Jihye yang mukanya menyentuh lantai.
..
"Dokja, apa kau membuat sebuah perjanjian dengan jaksa Yoo?" Tanya Heewon berjalan dibelakang Lee Gilyoung dan Han Sooyoung yang tengah menggendong Lee Jihye dipunggungnya.
Mendengar pertanyaan itu, Dokja menggeleng, "aku tidak melakukan apapun dengan wanita itu." Mereka semua berjalan secara santai di tangga-tangga yang lantainya terasa tak terbatas."Benarkah? Itu berarti kau tidak akan menyerahkan berkas itu, kan? Aku bertanya-tanya apa rencana mu selanjutnya." Heewon memperhatikan sekitar dengan muka yang serius.
"Rencanaku? Apa kau benar-benar ingin tahu?" Heewon berhenti sejenak dari langkahnya, lalu menatap Dokja dengan muka serius.
"Aku mendengarkan."
Dokja menatap pada Heewon, lalu berkata
"..kau tidak perlu mendengarkan apapun. Rencana nya sudah dimulai."Heewon kebingungan dengan perkataan Dokja, dia lalu menyadari, setelah Gilyoung membuka pintu atap.
KAMU SEDANG MEMBACA
"My Mafia Salvation."
AdventureYoo Jonghyuk adalah seorang pria yang bekerja menjadi seorang eksekutor anjingnya pemerintah selama bertahun-tahun. Sekaligus, dia adalah seorang barista penjaga kaffe kopi di sebuah kedai kopi terkenal di ibukota KoreaSelatan-Seoul. Hingga, pada s...