Kabut malam 18+

326 20 9
                                    


-Happy reading^^

Kim Dokja bernafas cepat ketika dia memegangi tangan kanan Joonghyuk yang sedari tadi menggoda lubang sempitnya, mengobrak-abrik dalamnya dengan liar membuat Dokja terus membuka mulutnya membelalak mata lebar-lebar.
"Aah! Hentikan! Rasanya aneh.." Dokja mencakar tangan kapalan Joonghyuk bahkan dengan kuku-kuku jari nya yang lebih kecil.

Joonghyuk tidak mendengarkan, dia melanjutkan urusan yang ia lakukan sambil terus memperhatikan semua gerak tubuh Dokja yang dia nikmati. "Tapi kau basah?" Godanya.
Muka Dokja memerah dan berkeringat, sedangkan bajunya terbuka karena dibuat berantakan oleh Joonghyuk.
"ACK! RASANYA ANEH. Keluarkan, Hyuk-ah! Keluarkan!!" Dokja menggerang panik dengan semua sengatan tiba-tiba itu.
Joonghyuk mendengus karena dia berisik. Membuat pria itu membungkuk dan membungkam mulut Kim Dokja agar tidak lagi membuat kelakukan mereka dicurigai.

"Aku merasa seperti jalang.."

"Ya, kau jalang yang nekat. Yang menjual tubuhmu demi aku yang berakting."

Dokja menggeliat. Masih memegang tangan Joonghyuk yang keluar masuk dari dalam sana, dengan sisi mata yang berair, mata mereka saling melihat satu sama lain dengan lekat, kemudian kembali menyatukan mulut mereka bagaikan beberapa bulan yang dihabiskan bersama disel adalah kenangan romantis pasangan abadi. Joonghyuk melumatnya dengan semangat, seolah itu adalah makanan yang enak yang pernah ada.

Tekstur lidah kecil Dokja yang kenyal menyatu dengan lidahnya. Rasanya candu. Dokja terasa sangat manis. Jari Joonghyuk masuk semakin dalam, hal itu membuat Dokja berteriak. Pria yang lebih kecil meneteskan air-air mata yang tidak disadarinya tiba-tiba jatuh.

Sang eksekutor menggigit bibir penjahat yang harus dia eksekusi sendiri. Membuat lenguhan lolos dari mulut kecilnya. Bibir Dokja memerah perih, dan saliva mereka merembes membasahi dagu, dan mengalir ke leher Dokja.

Joonghyuk membuka jas miliknya, membuangnya kesegala arah dengan satu tangan. Sementara tangannya yang lain masih berada di gua basah itu. Joonghyuk menyeringai setelah melepaskan ciuman.

"Sialan. Aku akan merobek lubang ini sampai kau tidak bisa duduk lagi."
Dokja mencakar tangan Joonghyuk sampai berdarah dengan kata-kata kotor itu.

Setelah Joonghyuk meringis, dia keluar dari lubang Dokja, lalu menampar paha putih bak susu itu, "h-haah! Kenapa kau melakukan itu.??" Paha yang sedikit berisi itu terlihat bergoyang-goyang seperti jelly, sebelum gemetar dan meninggalkan bekas kemerahan. "Bajingan."

Dia tertegun dengan reaksi itu. Rasanya menyenangkan. Jadi Joonghyuk menampar bagian lain, seperti bokong, atau paha bagian atasnya. "Hentikann!! Rasanya sakit." Dokja terisak malu.

Joonghyuk tidak mendengarkan, jarinya lalu masuk kedalam lubang itu sekali lagi, mengambil sebagian besar cairannya, dan memainkan itu didepan Kim Dokja. Dokja menggigit bibirnya dengan keras. Menahan setiap lenguhan, ataupun perasaan acak yang membuatnya terus merasakan sengatan listrik aneh.

"Mmngh.. apa maksudmu menunjukan itu didepan ku?"

"Menyenangkan, hm?"

"Kapan kita pada rencana?"

"Setelah aku puas dengan mu."

"Tidak sepadan, Hyuk-ah. Aku mau kau pura-pura kaget saat aku mati. Aku nanti akan ditembak. Lihat saja akting bagusku, lalu rating itu."

".. kau selalu memanggilku Hyuk-ah, tapi terkadang Hyuk-ie."

"Hyuk-ah untuk perbincangan biasa, Hyuk-ie untuk menyadari kalau Yoo Joonghyuk sangat imut."

"..Terserah kau saja. Ngomong-ngomong kau akan pura-pura mati, kan?

Mereka terdiam beberapa saat.

Joonghyuk baru menyadari posisi mereka yang masih ditengah-tengah hubungan seks.

"My Mafia Salvation." Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang