Viona pulang ke mansion Alexandrio tapi saat dia meraih knop pintu tiba-tiba ada yang menarik bahu nya dan menamparnya.
Plakk
"Apa maksud mu?!" Sentak Viona sambil menatap perempuan tak di kenal nya tiba-tiba menampar nya.
"SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA KENAPA KAU MENYAKITI ADIKKU" Teriak perempuan tadi yang membuat Laura, Sofia dan tetangga bahkan ayam tetangga sekalipun keluar rumah.
"Siapa adik mu?!" Sentak Viona lagi.
"Dia" Jawab perempuan tadi sambil menunjuk Giovino yang berada di atas motor.
"Kak Luna udah" Ucap Giovino berubah membujuk kakaknya.
"Tidak sebelum dia mendapat imbas menyakiti mu!" Sentak Luna.
"Dia yang berani mencintai ku sudah seharusnya nya dia berani patah hati!" Ucap Viona dingin dan menusuk.
"Tapi kau menolak nya dengan kasar bodoh" Sentak Luna.
"Huh jika kau tdk ingin adik mu di sakiti org lain kenapa tidak kau saja yang ada di hatinya" Ucap Viona dengan intonasi dingin lalu dia mendekati Giovino.
Plakk
Viona menampar pipi Giovino pelan tapi berbunyi.
"Hei jaga sopan santun mu atau aku aka-" Ucapan Luna terpotong.
"Kau yang sepatutnya menjaga sopan santun karena ini di rumah ku, apa kau lupa?" Ucap Viona dengan nada yang lebih dingin dari sebelumnya.
Luna hendak menampar Viona lagi tapi kali ini Viona menahan tangannya.
"Jangan berani-berani kau menampar ku lagi" Ucap Viona menatap Luna tajam lalu mendorong nya.
"Bawa kakak tidak berguna mu itu pergi" Ucap Viona memandang Giovino tajam.
"Sudah semua lebih baik kalin masuk rumah dulu dan bicarakan baik-baik" Ucap Bunda Aliando yang sedari tadi melihat kejadiannya.
"Aku tidak akan membiarkan kaki kotor nya menginjak lantai rumah ku" Ucap Viona lalu pergi ke dalam rumah.
Viona membanting pintu kamarnya lalu menguncinya.
"Apalagi ini, kenapa masalah ku rumit sekali, dari keluarga, sahabat, sekolah, sekarang cinta? Yang mana yang harus ku selesaikan?" Gumam Viona.
Brak Brak Brak
Pintu kamar Viona digedor-gedor kuat dari luar, dia bisa menebak pasti itu mamahnya atau mungkin Sofia.
Ternyata setelah Viona membuka pintu benar Laura lah yang yang gedor-gedor pintu kamar nya.
"Knpa mah?" Tanya Viona.
"Siapa perempuan tadi?" Tanya Laura balik.
"Aku nggak tau, apa dia sudah pergi?" Ucap Viona.
"Udah, tapi tadi katanya lo nyakitin adik dia ya? Gue kira cuma gue doang yang lo sakitin ternyata orang lain juga toh" Ucap Sofia remeh.
"Kak Sofia hentikan omong kosong mu itu sebelum aku benar-benar menyakitimu" Ucap Viona dingin sambil menatap tajam Sofia.
"Jangan berani-berani kamu Viona" Ucap Laura tajam.
"Dia fitnah aku, dan mamah seolah percaya ucapan dia, jadi lebih baik aku melakukan apa yang dia fitnah kan pada ku" Ucap Viona.
*kalo dia beneran nyakitin gue, bisa-bisa rencana gue gagal* Ucap Sofia dalam hati.
"Mah aku takut mah" Ucap Sofia berpura-pura takut.
"Kamu liat ini, kakak mu ketakutan gara-gara kamu!" Sentak Laura.
"Kenapa nggak kita bawa ke psikolog aja biar kita tau dia ini trauma beneran atau nggak" Ucap Viona.
*Mampus gue* Batin Sofia.
"Gimana?" Tanya Viona.
"Enggak mah aku nggak mau, jangan-jangan nanti lo suap psikolog nya" Ucap Sofia.
"Nggak kebalik y" Ucap Viona remeh.
"Hentikan omong kosong mu itu Viona atau mamah akan bilang ke papah" Ancam Laura.
"Trsrh" Ucap Viona.
Blamm Ceklek
Pintu di banting dan di kunci dari dalam membuat Laura dan Sofia kaget sekaligus takut.
Viona merenung kan diri di dalam kamar nya dia binggung mau menyelesaikan masalah yang mana, ini terlalu rumit.
Viona ingin curhat dan berbagi masalah, tapi dengan siapa? Dia bahkan tidak memiliki sandaran jiwa, hanya kasur lah sandaran jiwa dia, masa curhat sama kasur? Kan gak lucu. Ada yang mau jadi tempat curhat Viona?
"Arghhh" Erang Viona sambil memukul dinding untuk melampiaskan kekesalan nya.
Viona memegang kepalanya yang sedikit berdenyut.
Lalu Viona memutuskan untuk tidur karena hari juga sudah mulai larut.
Bersambung
Jangan lupa vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Mafia Girl
RandomBerawal dari kehidupan yang drastis yang selalu memakai topeng nya dan akhirnya jadi seorang yang pemberani kepada semua orang dia adalah Raquell Viona Alxendrio dia selalu di pukul oleh sang ayah dengan alasan yang tidak dia ketahui. #Maaf kalo ada...