Chapter. 02

28K 914 39
                                    

Typo harap tandai!

──⊹⊱✫⊰⊹─

Langit yang biru telah terhiasi oleh warna jingga dari matahari yang mulai tenggelam, Zaman dengan stelan baju koko tengah berjalan-jalan menyusuri setiap sudut pondok pesantren Nurul Huda' untuk memantau kegiatan disana.

"Assalamu'alaikum Gus." ucap seorang santri yang menghampiri Zayyan tersebut, dan sontak Zayyan itu mengalihkan perhatian nya kepada santri itu.

"Waalaikumsalam." sahut Zayyan sambil menarik tanganya yang di cium oleh sang santri tersebut.

"Maaf Gus, kyai memanggil Gus untuk berbicara di teras ndalem." ucap santri itu.

"Ada apa? Apakah ada sesuatu yang sangat penting sehingga Abah meminta saya untuk menemuinya?" tanya Zayyan.

"Maaf Gus, saya tdak tahu apa yang akan dibicarakan oleh Kyai, karena beliau hanya meminta saya untuk memanggilkan Gus saja agar menemui Kyai di teras ndalem." jawab santri tersebut  karena memang ia tidak mengetahui apa-apa mengenai hal apa yang akan di bicarakan oleh Kyai Azhar, karena ia hanya diminta untuk memanggil kan Gus Zayyan saja.

"Baiklah."

"Yasudah kalau gitu saya pamit Gus, Assalamu'alaikum." ucap santri itu sambil menyalami tangan Zayyan dan kembali kegiatan nya.

"Wa'alaikumussalam."

Setelah kepergian santri tersebut Zayyan langsung pergi menuju ndalem untuk menemui sang Abah, ia sedikit penasaran apa yang akan Abahnya bicarakan.

Sesampainya di ndalem Zayyan melihat sang Abah sedang duduk santai sambil membaca koran.

"Assalamu'alaikum." ucap Zayyan langsung menghampiri sang Abah dan mengalami tangan beliau.

"Wa'alaikumussalam." sahut Abah Azhar.

Setelah itu Zayyan langsung duduk di kursi samping sang Abah.

"Ekhm, oh ya Bah tadi ada santri yang bilang kalo Zayyan di suruh menghadap Abah. Ada apa bah?" tanya Zayyan yang penasaran apa yang sebenarnya akan di bicarakan oleh Abah nya karena sebelum nya tidak pernah seperti itu.

Abah Azhar menghela nafas terlebih dahulu, sebelum ia merbicara kepada anaknya.

"Putri Kyai Faiz sudah wisuda, itu tandanya sebentar lagi istri kamu bakalan tinggal di sini. Abah harap nanti kita bisa menjelaskan tentang pernikahannya dengan kamu." ucap Abah Azhar menatap serius anaknya.

Zayyan yang mendengar kabar bahwa sang istri sudah wisuda ia merasa senang, dan tidak sabar menanti kehadiran sang istri.

"Namun sebelum itu kita harus menjelaskan nya secara perlahan, dan jika nanti dia di sini Abah harap kamu jangan terlalu dekat dulu denganya sebelum waktu nya yang tepat untuk menjelaskan pernikahan itu." lanjut Abah Azhar.

"Zayyan paham Bah." ucap Zayyan paham dengan ucapan Abah nya itu.

Abah mengangguk syukur lah anaknya paham apa yang ia bicarakan.

***

Zahra meregangkan otot lengannya yang terasa pegal setelah seharian mengurus pekerjaannya di cafe.

𝐷𝑖𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑃𝑢𝑡𝑟𝑎 𝐾𝑦𝑎𝑖 [ END-REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang