Chapter. 08

21.7K 949 20
                                    

“Perempuan itu hakikatnya di cintai. Jadi menikahlah dengan dia yang lebih dulu jatuh cinta kepadamu. Dia yang begitu mencintaimu karenanya. Jangan kamu kejar-kejar dia. Sebab perempuan itu mudah luluh hatinya. Perempuan akan gampang jatuh cinta kalau dia berhasil diyakinkan. Kalau dia tau bahwa lelaki ini benar-benar tulus, bisa menjaga, bisa membimbing, dan bisa melindungi seperti ayahnya.”

-Zafira Az-Zahra.

•••

Matahari masih terlalu pagi untuk terbit di jam 03:15 pagi, semua santri yang ada di pesantren Nurul Huda. Mereka masih terlelap dalam tidur mereka hingga suara alarm pesantren membangunkan mereka.

Pada jam 03:30 mereka bangun dan bergegas membereskan tempat tidur mereka dan setelah itu membawa peralatan shalat. Semua santri baik putra maupun putri berjalan berbondong-bondong menuju masjid untuk memaksakan shalat tahajud berjama'ah.

Setelah shalat tahajud berjamaah kegiatan berlajut yaitu mereka berwirid bersama sampai pukul 04:30 dan setelah itu apa pukul 04:30-05:00 di lanjutkan dengan shalat subuh berjamaah dan tadarus quran.

Dan kegiatan pesantren terus berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah di tentukan.

Saat ini Zahra sedang mengajar di salah satu kelas, ia menjelaskan materi yang sempat para santri catat.

Tok...tok...

Sura ketukan pintu kelas terdengar, Zahra menghentikan penjelasanya saat mendengar ketukan pintu.

"Assalamu'alaikum." ucap seseorang dari luar pintu.

"Wa'alaikumussalam." ucap Zahra dan para muridnya serempak.

Setelah mendapatkan jawaban orang yang berada di luar, dengan perlahan membuka pintu kemudian masuk ke dalam kelas menghampiri Zahra.

"Maaf Zahra mengganggu waktunya." ucap seseorang yang tak lain adalah salah satu pengurus asrama.

"Iya tidak apa-apa, ah iya mbak. Ada apa?" tanya Zahra.

"Zahra disuruh bu nyai buat ke ndalem katanya orang tua kamu datang berkunjung." jawab Mbak Sri sang pengurus asrama.

"Oh iya, Mbak nanti saya kesana selesai mengahar."

"Iya sudah, kalau gitu saya pamit dulu. Assalamu'alaikum." pamit Mbak Sri.

Setelah kepergian Mbak Sri, Zahra langsung melanjutkan mengajar nya.

***

Kini Zahra sedang berada di dalam perjalanan menuju ndalem, entah kenapa hatinya bergetar seakan ada sesuatu yang sedang menunggunya.

Sampai di depan ndalem Zahra dapat melihat di halaman ndalem terparkir mobil milik kedua orang tuanya, senyuman Zahra merekah ia tidak sabar bertemu dengan kedua orang tuanya. Karena jujur saja ia sangat merindukan kedua orang tuanya.

Saat Zahra hendak masuk, tapi ia urungkan niatnya yang hendak mengetuk pintu ndalem yang tertutup ketika mendengar ucapan dari arah ndalem. Zahra memilih untuk menguping di luar pintu ndalem

Zahra dapat mendengar suara kedua orang tuanya yang sedang berbincang-bincang, hingga ia tidak sengaja mendengar  percakapan sang ayah dan seseorang yang Zahra kenal seketika membuatnya terkejut.

'Kamu kapan nak beri tau Zahra bahwa kamu itu suaminya?'

’Nugu waktu yang tepat dulu Abi.'

Percakapan itu lah yang tidak sengaja Zahra dengar, jantungnya sudah berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

𝐷𝑖𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑃𝑢𝑡𝑟𝑎 𝐾𝑦𝑎𝑖 [ END-REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang