Chapter. 15

19.9K 666 9
                                    

Jangan lupa vote & komen guys❗
Typo harap tandai❗

•••

Setelah selesai membersihkan diri Zayyan langsung memakai pakaian yang sudah di siapkan oleh Zahra.

"Mas sini." panggil Zahra sambil menepuk sebelah kasur.

Zayyan mendekati sang istri setelah menaruh anduk.

Zahra tersenyum lembut saat sang suami menghampirinya dan duduk di sebelahnya, Zahra mengambil kotak P3K di nakas  samping tempat tidur.

Ia mulai mengeluarkan obat merah, alkohol dan kapas untuk mengobati beberapa luka yang ada di tubuh suaminya.

"Kenapa sih Mas, kamu sampe luka-luka gini. Kamu lari-lari ngapain?" tanya Zahra sambil mengobati luka yang ada di punggung tangan Zayyan.

"Karena aku buru-buru ke sini buat minta maaf sama kamu, karena aku sadar dengan kesalahan yang udah aku buat." jawab Zayyan dengan suara lirih.

"Tapi bisa kan nggak usah lari-lari, dan ini akibatnya kamu lari-lari." obel Zahra sambil sedikit menekan luka suaminya membuat Zayyan meringis.

Setelah selesai mengobati luka-luka di beberapa bagian tubuh suaminya, Zahra kembali menyimpan kotak P3K di laci nakas.

"Mas kita keluar yuk, Ummi sama Abah mungkin udah pulang dari acara pengajian nya. Nggak sopan kalo kita terus di kamar." ajak Zahra yang di angguki oleh Zayyan.

Kedua pasangan suami istri itu keluar dari kamar mereka menuju ruang keluarga. Saat memasuki ruang keluarga mereka melihat sudah ada Ummi Sinta dan Abah Azhar yang sedang duduk berdua sambil menonton televisi dengan di temani beberapa cemilan.

"Eh, mantu Ummi sini nak gabung." ucap Ummi Sinta saat melihat kehadiran Zahara dan Zayyan.

Zahra dan Zayyan segera duduk di sofa ruang tamu ikut bergabung bersama.

"Bang tadi kamu kenapa toh, bisa sampe jatuh gitu." tanya Ummi Sinta penasaran dengan kejadian tadi.

"Gapapa Ummi, tadi cuma buru-buru pengen ketemu sama Zahra." jawab Zayyan.

"Astagfirullah sampe segitunya." kekeh Ummi Sinta.

"Kalian udah makan?" tanya Abah Azhar kepada anak menantunya.

"Alhamdulillah sudah Abah." ucap Zahra sambil tersenyum.

"Syukur alhamdulillah kalo kalian sudah makan." sahut Azhar.

Abah Azhar memberi kode kepada putranya untuk mengikuti nya beranjak dari ruang keluarga meninggalkan kedua perempuan mereka, dan Zayyan pun langsung mengikuti sang ayah.

"Kalian mau kemana?" tanya Ummi Sinta yang melihat ayah dan anak itu bangkit dari duduknya.

"ke teras ndalem, ada hal penting tentang pengajaran di pesantren yang Abah mau diskusikan dengan Zayyan." jawab Azhar.

"Oh ya sudah, nanti Ummi bawakan minuman untuk kalian." ucap Ummi Sinta yang di angguki oleh keduanya.

"Oh iya Ummi, Aqila kapan pulang dari Jogjakarta?" tanya Zahra.

"Mungkin mungkin satu minggu lagi, Aqila baru pulang Za." jawab Ummi Sinta.

Ya, Aqila sepupu dari Zayyan itu sedang tidak berada di pesantren. karena Aqila sedang menjenguk sang nenek dari ibunya, yang berada di Jogjakarta.

"Oh ya Za, stok bulanan di dapur sudah mulai menipis. Ummi boleh minta tolong tidak, besok siang kamu tolong belanja bulanan di antar suamimu." ucap Ummi Sinta meminta tolong.

𝐷𝑖𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑃𝑢𝑡𝑟𝑎 𝐾𝑦𝑎𝑖 [ END-REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang