###
Kedua mahluk adam itu telah sampai dirumah, saat di tengah perjalanan tadi Renan memutuskan untuk pulang karena mood nya sudah terlanjur buruk, lagipula besok ia harus sekolah karena mengingat besok adalah hari yang paling menyebalkan yaitu hari senin.
Januar terkekeh gemas saat melihat Renan memasuki rumah dengan menghentakkan kakinya kesal.
"Sana ke kamar siapin keperluan buat besok, ada PR ga?"
Tiba tiba Renan terdiam mengingat sesuatu dari perkataan Januar barusan.
"IYA ADA! ASTAGA ADEK LUPA!" Renan segera berlari menuju kamar nya setelah mengingat ia memiliki PR Biologi dari guru killer nya.
Januar memutar bola matanya jengah melihat kepergian Renan secara buru buru ke kamar, kapan adik nya itu akan ingat kalau di berikan PR? dia akan selalu lupa kalau itu tentang tugas.
Januar segera menuju dapur membuatkan susu dan juga mengambil beberapa cemilan untuk Renan, untung dia sedang free tidak di berikan tugas oleh guru guru gila nya, jadi dia sedikit bersantai malam ini.
"Ada yang susah?" ucap Januar saat memasuki kamar adiknya itu
"Banyak!"
"Yang mana?"
"Iniiii~"
"Halah gitu doang ga tau"
"NGAPAIN NANYA KALO CUMA MAU NGELEDEKIN!! KELUAR LO!" Renan menatap sinis kearah Januar, ia sedang pusing malah di buat kesal karena tingkah menyebalkan kakaknya.
"Sensi amat, mana sini gue bantu"
"Bener ga?" Renan bertanya untuk memastikan karena biasanya Januar akan membohongi nya lagi
"Iya, udah tengah malam juga"
"Nih, yang ini ga tau caranya" Renan menyerahkan bukunya pada januar dan di terima dengan senang hati oleh sang kakak, ia langsung saja mengerjakan bagian yang tidak di mengerti oleh Renan
Beberapa menit berlalu, Januar melirik sedikit kearah Renan yang berbaring di sampingnya.
Dan benar dugaannya, Renan tertidur karena sedari tadi badan nya tidak bergerak heboh seperti biasanya.
Januar tersenyum saat melihat Renan, adiknya itu ketika tertidur seribu kali lipat lebih mengemaskan di banding saat ia bangun, Januar mengulurkan tangannya untuk memainkan pipi gembul milik Renan.
Kalau saja anak ini bukan adik nya sudah dia pastikan akan menyeret Renan ke altar sekarang juga.
Januar menghentikan acara menghalu nya, ia segera menyelesaikan tugas milik adiknya itu, walaupun dia hanya geloleran tiap hari tapi otak nya ini encer.
Setelah menyelesaikan tugas milik Renan ia segera membereskan buku buku itu dan memasukkannya kedalam tas adiknya.
Januar meregangkan tubuhnya sebelum ia memindahkan tubuh mungil Renan keatas kasur, dia pun memilih untuk tidur bersama mahluk cantik kesayangannya, ia memeluk pinggang ramping Renan dengan lembut.
"gue sayang banget sama lo"
"lebih dari sayang sebagai adek"
"renan renan... kenapa sih lo selalu bikin gua jatuh cinta setiap hari?"
"cinta ga pernah salah, gua yang salah cinta nya malah ke adek sendiri"
"hahaha andai aja gue ngomong gini pas lo bangun, mungkin lo bakalan nendang kepala gue"
"I'm sorry for this, but I love you more than anything Renan Setyara"
Setelah mengatakan itu semua, Januar mengecup kening sang adik penuh sayang lalu segera menyusul Renan ke alam mimpi berharap mereka juga bertemu disana.
Tanpa di sadari Renan tersenyum tipis, terlihat samar karena lampu kamar terlampau redup sehingga tak seorangpun dapat menyadari nya, entah itu karena mimpi indah atau dia mendengar apa yang baru saja Januar katakan.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adek Kakak (Deullem / Minisong) [Hyeongjun x Minhee]
FantasyJanuar yang selalu ngamuk kalau ada yang deketin Renan. "JAUHIN ADEK GUE!" "Januar ih!" ! WARNING ! bxb, gay, homo, 18+, mengandung kata kata kasar, If you don't like it please leave immediately.