Lima belas

255 22 9
                                    




###




















Sedari tadi Januar tidak juga keluar dari kamarnya, belum lagi pintunya yang terkunci kata ayahnya.

"Januar kenapa sih?" tanya sang Ayah

"Udah Yah, mungkin kakak lagi capek, biarin aja istirahat lagian kakak juga udah makan kan tadi" sang istri menarik tangan suaminya untuk berhenti mengetuk pintu anak sulungnya.

Renan yang sedang duduk sendirian di ruang tengah setelah kepergian teman temannya diam diam mendengar percakapan kedua orang tuanya, ia kemudian meruntuki dirinya sendiri.

Ini semua ulahnya, sudah tau Januar paling anti kalau di bohongi.

Ia menyesal.

Kenapa penyesalan selalu di akhir sih?!

"Mama, Ayah, adek masuk kamar duluan ya"

"Adek ga mau tidur sama mama?"

"Engga deh ma, besok aja hehehe"

"Yaudah iya sayang, langsung tidur ya" ucap mama nya lalu ia mendekati anak manisnya dan memberikan kecupan singkat pada kening sang anak, begitupun dengan ayah.

"Goodnight mama ayah"

"Goodnight baby" ucap keduanya kompak

Renan dengan cepat melenggang masuk kedalam kamarnya, ia kurang tidur semalam karena terlalu banyak menangis memikirkan Januar.

Ia segera mengunci pintu kamarnya lalu melompat keatas kasur dengan wajah yang ia telusupkan kedalam bantal.

"Huwaaaaa Januar marah beneran" tangisnya pecah begitu saja, untung saja suaranya teredam oleh bantal yang ia gunakan sekarang.

"Hiks Januar~ maafin renannnnn" masa bodoh Januar mendengarnya atau tidak yang penting ia sudah menyesali semuanya.

Sementara itu Januar sedang sibuk bermain ponsel di kamarnya, jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat merindukan pemuda manis kesayangannya.

Ia membolak balikkan tubuhnya gelisah, hampir saja pertahanannya runtuh tadi saat melihat tingkah lucu adiknya, tapi sebelum ia menghajar Arkan ia tak akan menyelesaikan amarahnya.

Untung saja saat itu temannya yang bernama Zion segera memberitahukan Januar kalau ia melihat Renan sedang bersama dengan lelaki brengsek itu di sebuah karnaval, sudah dibilang kan Januar itu matanya banyak, mau sepintar apapun Renan berbohong pasti akan ketahuan juga oleh nya.

"Argh! ini semua gara gara Arkan bangsat"

"Wait for the consequences you will get tomorrow dude"  ucapnya lalu ia melemparkan ponselnya kesembarang arah.

Januar mengusap wajahnya dan menghela nafas kasar, ia kemudian menarik selimutnya berniat ingin segera tidur sebelum suara ketukan pintu kembali terdengar dengan suara lirih menyertainya.

Januar diam sejenak lalu menajamkan pendengarannya, ia sangat kenal dengan suara itu.

Suara milik si manis kesayangannya.

Januar kemudian beranjak dari atas ranjangnya dan berjalan mendekati pintu, membuka kuncinya.

Hal pertama yang ia lihat ketika membuka pintu ialah Renan yang sudah menggunakan piyama dengan mata sembabnya dan jangan lupakan boneka beruang kesayangannya yang ia peluk erat.

Bayangkan sendiri, kalian pasti tidak akan tahan dengan kegemasan nya, bahkan Januar menahan dirinya untuk tidak menyambar pemuda manis di hadapannya saat ini.

"Hiks Januar..." ucapnya dengan nada lirih sambil menatap yang lebih tua di depannya.

"Apa?"

"Maafin Renan"

"Hm"

Januar tidak sanggup melihat wajah itu, ia memilih untuk berbalik kembali naik keatas ranjangnya lalu tidur dengan membelakangi pintu.

Renan semakin melengkungkan bibirnya kebawah dengan tangisan yang semakin deras, ia ikut masuk kedalam kamar Januar lalu menutup pintu.

Renan memposisikan dirinya di belakang Januar dan memeluk sang kakak sengan sayang.

Suara isakan kecil masih terdengar jelas di telinga Januar, ia mengulas senyum tipis saat tangan kecil melingkar di perutnya, Januar menunggu Renan hingga benar benar tertidur.

Setelah ia rasa anak itu sudah tertidur, ia segera membalikkan dirinya menatap wajah damai Renan yang terlihat menyedihkan.

Ia merasa bersalah membuat adiknya menangis seperti itu, tapi sungguh ia juga tak bisa meninggalkan rasa marahnya begitu saja sebelum ia membalasnya.

Januar perlahan mengecup kening Renan dengan hati hati agar tak membangunkan anak itu.

"Sweet dreams love" ia berbisik pelan pada si manis sebelum akhirnya menyusul sang adik ke alam mimpi.




______





























































VOTE & KOMEN YAAAAAAA ❤️🫂

Adek Kakak (Deullem / Minisong) [Hyeongjun x Minhee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang