Satu

783 41 0
                                    


***







"Bosen ah! adek pengen keluar!"

"Lo kemarin baru keluar, sekarang pengen keluar lagi"

"Masa dirumah terus?!"

"Sekali sekali dirumah bareng gue"

"Bosen bosen bosen! Januar ayo keluar!!"

"Renan."

Januar berucap sambil menekan nada suaranya agar sang adik menurut, adik nya itu sangat susah untuk di beritahu.

Yang benar saja, dia dari kemarin selalu keluar bersama teman temannya dan pulang hampir menjelang malam jika Januar tak menjemput paksa adik nya itu.

Renan yang mendengar ucapan Januar langsung saja menghentikan aksi membujuk nya, kakak nya itu terlalu seram untuk di lawan.

Ia kemudian membawa langkahnya menuju kamarnya sendiri, sungguh ia merasa sangat bosan di rumah apalagi hanya berdua dengan si kakak menyebalkan nya, ingin sekali rasanya Renan kabur diam diam dari rumah tapi ia takut ketika pulang akan di cincang habis oleh Januar.

Januar yang melihat itu merasa sedikit kasihan tapi tetap saja bila ia membiarkan Renan terus terusan bebas berada diluar anak itu akan keterusan dan nantinya dia tidak mau pulang.

Januar menghela nafas lalu segera mengambil segelas susu dan berniat menyusul adik manisnya kedalam kamar.

Ketika sampai di depan pintu kamar adik nya, betapa terkejutnya Januar saat mendapati pemandangan yang membuat jantungnya berhenti berdetak sejenak.

Ketika sampai di depan pintu kamar adik nya, betapa terkejutnya Januar saat mendapati pemandangan yang membuat jantungnya berhenti berdetak sejenak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ya Tuhan mengapa adiknya itu terlihat sangat menggemaskan?!

Januar kemudian menarik nafas panjang dan melangkah masuk kedalam kamar adik manisnya.

"Renan"

"Heum?" Renan yang mendengar suara kakaknya segera membuka mata dan mendapati Januar tengah berdiri sambil membawa segelas susu yang di sodorkan padanya.

"Minum biar lo cepet gede"

"Bacot!"

"Galak amat"

"Siapa suruh nyebelin"

"Mau keluar?" Januar ikut naik keatas ranjang milik Renan dan memposisikan dirinya berbaring tepat di samping sang adik

Renan yang mendengar itu segera berbalik menatap kakaknya yang berada di sebelahnya, ia mendekatkan wajahnya pada Januar mencari setiap kebohongan di perkataannya tadi

"Mauu!" ucap Renan dengan semangat

"Nanti sore sekalian temenin gue ambil barang dirumah temen, gimana?" Januar tersenyum melihat reaksi lucu adiknya, ia menatap lekat mata bulat yang berbinar cantik itu.

"Okee, awas lo kalo bohong!" ucap Renan sembari menunjuk nunjuk Januar dengan tatapan bak singa yang sedang marah

"Iya bawel"

"Di beliin es ga?"

"Iya Renan sayang"

"YEY!"

CHUP..


Januar melongo kaget, satu kecupan berhasil mendarat di sudut bibirnya, ia melirik kearah Renan yang tampak tersenyum polos seperti tak terjadi apapun sebelumnya, dalam hati ia mengumpati adik manisnya itu, bisa bisa dia gila jika begini terus.

"Mulut lo bau! jangan cium cium gue"

"Enak aja!! adek habis gosok gigi ya tadi"

"Bau jigong"

"GAK!"

"Bau bau bau"

"JANUAR!! NYEBELIN BANGET!"

Renan memukul Januar berkali kali tetapi hanya mendapatkan kekehan geli dari sang pemilik tubuh, pukulan renan itu sama saja dengan pukulan bayi yang sedang mengamuk meminta mainan.





































TBC.

Adek Kakak (Deullem / Minisong) [Hyeongjun x Minhee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang