Tujuh

324 22 2
                                    

###









Sepanjang perjalanan pulang Januar terus saja mengabaikan Renan, di ajak bicara tidak di jawab, di tanya tidak di jawab, di panggil tidak menyahut, Renan sedikit curiga telinga kakaknya di ambil oleh Arkan tadi.

"Telinga lo hilang ya?"

Januar diam.

"Januar!"

Tidak ada sahutan dari sang pemilik nama.

"Ih! Januar kenapa sih?"

Januar tetap acuh dan fokus mengendarai mobil nya.

"Gara gara Arkan?"

Januar masih diam, dia masih kesal dengan orang itu, sungguh!

"Telinganya kemanaaaaaaaaaaa?!"

"Kakak~"

"Jangan diemin adekk~"

Renan menyerah, dia memilih untuk memeluk lengan Januar yang sedang menganggur, mulutnya sangat lelah berbicara.

Januar melirik adiknya dari sudut matanya, sebenarnya kasihan tapi ia masih marah, bukan marah pada adiknya melainkan pada pria sialan yang bernama Arkan Bratajaya.

Tak lama kemudian mereka telah sampai di rumah dengan Januar yang sepanjang perjalanan terus mendiami adiknya.

Renan menghentakkan kakinya kesal, dia tidak suka di diami! nanti dia dikira orang gila karena berbicara sendiri!

Januar mengulum bibirnya menahan gemas pada mahluk indah di hadapannya, bagaimana tidak? Renan saat ini memandangi nya dengan tajam seperti seekor kucing yang sedang merajuk di tambah pipi gembul nya yang menggembung lucu, mata bulatnya memicing kearah Januar.

Januar segera melenggang masuk kedalam kamarnya mengabaikan Renan yang kembali berteriak kesal diluar.

"ADEK GA SUKA DI DIEMIN!!!!"





.

.

.

.







Mereka berdua kini berada di ruang keluarga sedang menonton siaran TV yang sedang berlangsung menampilkan kartun kesukaan pemuda manis yang sedang duduk bersila di sudut sofa, Januar berada di sudut sofa lainnya, mereka seperti melakukan social distancing dengan jarak yang teramat jauh.

Renan memakan cookies nya dengan acak acakan, dia masih kesal karena di abaikan oleh Januar!

Januar melirik Renan yang memakan cookies nya dengan kasar, kini mulutnya di penuhi oleh makanan itu sehingga pipinya terlihat membesar, alisnya menukik tajam seperti seseorang yang sedang marah, lucu sekali.

Hampir setengah jam mereka duduk berjauhan dan saling diam, hanya suara TV yang menemani keduanya.

Pada akhirnya Renan lagi lagi menyerah, dia tak tau apa alasan Januar mendiami nya yang terpenting dia tak suka di diami.

Adek Kakak (Deullem / Minisong) [Hyeongjun x Minhee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang