BAB 4 : MULAI JATUH CINTA

220 22 16
                                    

    Di sinilah mereka berada, wakasa tampak mengawasi takemichi dari belakang sambil bersenandung senang. Di kala takemichi masih meliriknya kesal, ia tampak berbunga melihat takemichi masih memperhatikannya meskipun dengan tatapan tajam.

"Mau sampai kapan kakak wakasa mengikutiku..." takemichi kesal.

"Ya sampai aku melihatmu menangis baka.."wakasa enteng.

"Humph...kenapa sih kakak wakasa suka sekali mengisengi michi..." takemichi kesal.

"Hm...entahlah...karena kau jelek saja aku senang membuatmu menangis..." wakasa terkekeh.

Takemichi malas menggubris, iapun tetap berjalan cepat meskipun wakasa menyebalkan. Di kala itu juga hujan turun dengan deras.

"Ck sialan..." wakasa bt dan mulai berlari menarik tangan takemichi dan menggendongnya.

Takemichi yang baru saja menyadari hujan sedikit terkejut mendapati wakasa tengah menggendongnya.

"Kakak turunin michi...michi bisa jalan sendiri..." takemichi protes.

"Diamlah...kalau kau sakit nanti aku yang sedih...bisakah kau tidak bawel...kau ini selalu membuat ku khawatir kalau kenapa-napa..." wakasa berlari menuju ruko toko.

Takemichi tampak termenung mendengar hal itu. namun ia merasa dadanya sedikit aneh, bukan rasanya sakit, namun ia merasa degup jantungnya berdecak kencang.

"Ah..kenapa ini...rasanya kok aneh..." takemichi bingung di dalam hatinya.

Di kala takemichi kebingungan, wakasa hanya berwajah memerah. Ia beruntung hujan deras ini ia bisa lebih dekat lagi dengan takemichi, wakasa juga berharap semoga kedepannya hubungannya bisa membaik bersama takemichi.

                              🐆🐆🐆

   "Dasar kenapa hujan deras begini.." wakasa jengkel.

Sedangkan takemichi masih mematung, ketika wakasa memberikan bajunya untuk menghangatkan dirinya.

"Kau lapar michi ?" Wakasa tampak berusaha berbicara.

Sedangkan takemichi sendiri menggeleng kecil, melihat reaksi itu wakasa langsung ikut duduk bersama takemichi.

"Kau suka pada senju ya..." wakasa.

"Kakak wakasa tahu dari mana ?" Takemichi terkejut.

"Senju itu murid bimbinganku untuk karate...makanya aku tahu banyak soal senju... ngomong-ngomong aku saran kan saja berhentilah kau mengejar senju.. karena ku rasa dia menyukai temanmu yang populer bernama chifuyu.." wakasa memberikan permen.

"Kenapa kakak wakasa yakin ?" Takemichi kesal.

"Kau tahu.. senju sering sekali ngobrol denganku soal chifuyu...apa kesukaan nya...hal yang dia suka..semua soal chifuyu...sedangkan ku perhatikan ia hanya menyebutmu sekali saja saat kau menemaninya saat bertemu chifuyu..." wakasa.

Deg ! Benar apa yang di katakan wakasa, rupanya takemichi sendiri menyadari keberadaannya hanya semu, senju juga selalu bersemangat saat bertemu chifuyu lebih parahnya lagi ia sering sekali mengabaikan keberadaan dirinya, ia selalu berusaha dekat dengan chifuyu, sedangkan dirinya apa ? Hanya sebuah benalu yang menempel di kebahagiaan senju.

"Lalu aku mau tanya ?" Wakasa.

"Apa itu kakak ?" Takemichi.

"Apa chifuyu cerita kalau dia suka dengan senju ?" Wakasa serius.

"Um..dia teman kecilku..chifuyu juga sering sekali bilang soal senju...dan..." takemichi bergetar.

"Ada apa ?" Wakasa heran.

MY STUPID RIVAL, MY LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang