Dikamarku, ada lusinan boneka, boneka gajah, boneka kucing, panda dan ada juga dinosaurus. Aku punya berbagai jenis dari mereka, ayahku sering membelikannya. Apalagi setelah ia pulang dari berkunjung keluar negeri. Ia belikan semua boneka baru yang tak pernah aku punya.
Tetapi, persepsi berubah ketika seseorang mengajarkan aku apa itu bermain boneka yang sesungguhnya. Siang itu, aku bermain dirumah sendirian. Ibuku sedang pergi berkerja karena beliau adalah seorang Bankir, dan seperti biasa ayahku keluar negeri mengurus bisnis restaurannya. Ayahku adalah seroang Chef yang telah melanglang buana di belahan dunia. Sudah tak asing jika ia jarang dirumah semenjak beliau muda.
Sedangkan Aku ? Aku dirumah hanya dengan bibi pengasuhku, Bibi Mhee Namanya, beliaulah yang selalu menemani aku, menjelang ibuku juga pulang berkerja disore hari. Selesai pulang sekolah, aku pasti bermain dikamarku sendirian. Karena biasanya pukul empat sore ibuku pasti sudah pulang kerumah.
Ditengah bermain dengan boneka, aku mendengar suara gaduh dari ruang makan. Seperti ada yang berdebat dalam keributan. Hanya satu saat saja, dan suara keributan itu hilang setelah satu bunyi benturan keras.
Aku turun dari kasur lalu memanggil Bibi Mhee dengan kebingungan. "Bibi Mhee ?" sayangnya beliau tak menjawab. Rumahku sangat besar, tetapi rumah besar ini lengang. Hanya ada aku dan Bibi Mhee saja.
Didepan pintu kamar aku berdiri bingung, sampai bibi Mhee tak muncul juga kehadapanku. Hingga aku berjalan ke bagian tengah. Barulah aku melihat pengasuhku itu, Disana Bibi Mhee sedang terbaring dilantai. Tetapi Bibi Mhee terlihat aneh, kepalanya mengeluarkan sesuatu yang berwarna merah.
Ketika aku hendak mendekatinya. Aku melihat pamanku yang baru saja datang sembari Ia mengelap sebuah pajangan kaca dengan sapu tangannya. Dia adalah adik kandung dari ibuku. Namanya adalah Paman Daw. Pamanku ini melihat aku yang berdiri dengan kebingungan begitu.
"Sayangku..." Panggilnya. Ia mendekat lalu segera menggendongku kekamar, sesampainya dikamar ia mendudukkan aku diatas kasur. Ia menyelipkan rambut ditelingaku.
"Lalisa.. Kita bersembunyi dulu disini. Karena kita sedang bermain petak umpet. Dan Bibi Mhee yang Jaga"
"Kau tak ingin tertangkap oleh Bibi Mhee bukan ?" Tanya Paman Daw padaku. Aku mengangguk pelan, menyimak dengan baik-baik. Tiap kali paman Daw bicara, aku merasakan ada bau yang aneh menguar dari mulutnya, dan aku tak menyukainya.
"Bagus sekali, kau memang anak yang pintar" tukasnya lagi. Paman Daw memperhatikan kesekeliling kamarku. Lalu ia mengambil sebuah boneka yang paling aku sering mainkan diatas kasur.
"Bonekamu bagus. Siapa Namanya ?" tanyanya padaku.
"Barbie.. Dia adalah seorang putri yang cantik"
"Sama sepertimu bukan, seorang Putri di Istana yang besar ini" Ucap Paman ku lagi.
"Waah.. kau adalah satu satunya harapan yang dimiliki oleh keluarga ini. Seorang pewaris Tunggal, kebanggaan ayah dan ibumu. Aku tak bisa membayangkan betapa berhaganya kau bagi keluarga kita"
Sungguh, aku tak mengerti apa yang diucapkan oleh pamanku, selayaknya aku hanya mendengarkannya saja. Paman Daw menjilati bibirnya, ia terlihat tersenyum miring, kemudian ia berdiri dan mengunci pintu kamarku.
Pamanku duduk bersila diatas lantai. Ia ambil boneka ku. Lalu ia lepas pakaian Boneka Barbie ku hingga boneka cantikku itu kedinginan.
"Kenapa paman melepas pakaiannya ?" Tanyaku pada paman Daw.
Ia pun menjawab. "Oh ini.. Karena paman ingin mengajakmu untuk bermain bersama"
"Kita akan bermain boneka, kau mau bermain dengan paman ?" pintanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/359518285-288-k161044.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Lili of the Valley (TAMAT)
RomanceSeseorang yang berjuang melawan traumanya atas pelecehan yang ia rasakan dimasa kecil, hingga ia saat ini berprofesi sebagai seorang Dokter. Lalisa Manoban, adalah seorang dokter jiwa dirumah sakit Seoul. Namun, suatu ketika ia mendapatkan seorang p...