CHAPTER 8

1K 120 21
                                    

Halo halo gaiss, Igis is back, sorry ya. Malam ini aku agak telat upnya soalnya baru selesai tulis chapternya. Langsung baca udah. Jan lupa komen ya ☺️

***

Kim Jennie POV

Lagi lagi aku terbangun mendapati diriku terbaring diatas ranjang keesokan paginya. Sementara, aku tak tahu atas apa yang telah berlangsung semalam. Terakhir kali aku hanya ingat bahwa aku di bekuk oleh Detektif Kim Jisoo karena ia mencurigai ku soal kasus di Odd Atelier.

Lantas, sekarang apa yang terjadi? mengapa aku malah terbaring disini tanpa mengetahui satu hal pun yang terjadi? Aku masih sangat ingat, bahwa aku begitu ketakutan ketika berada di ruang interogasi. Dan disana Ruby Jane mengambil alih, dengan janji bahwa ia akan membereskan segalanya.

Ingat? Aku tinggal di Ruko. Bagian bawah adalah toko bungaku dan bagian atas adalah rumah tempat tinggalku, aku berhati-hati menuruni setiap anak tangga dengan jantung yang berdebar debar, Hal pertama yang aku tuju adalah dapur. Sungguh terkejut aku ketika mendapati aroma harum menguar keras dari dapur. Aroma masakan, bau harum cabai yang pedas dan juga kuah bumbu yang kuat.

Disana berdiri seseorang dengan kakinya yang berjalan terpincang-pincang sedang mengaduk menggoreng telur dadar gulung diatas wajan. "Eoh, Kau sudah bangun ?" Lalisa menyapa. Sungguh, aku kebingungan. Aku tak tahu harus bereaksi seperti apa.

Aku ingin bertanya padanya, mengapa ia bisa didapurku dan sejak kapan aku berada dikamarku. Tetapi, aku tak ingin Lalisa tahu bahwa aku tak ingat segalanya. Ketika aku dan Ruby Jane berganti tempat, maka aku tidak akan ingat hal apapun.

Akan aneh sekali jika kau bertanya pada Lalisa soal apa yang terjadi semalam. Ia pasti akan bertanya tanya mengapa aku tak mengingat segalanya. "Ah, kepalaku sakit sekali. Sepertinya tidurku tak begitu nyenyak semalam" Ucapku memancing pembicaraan.

Lalisa meletakkan sepiring dadar gulung keatas meja. "Aku tahu, kepalamu akan sakit dipagi harinya. Jadi aku membuat Tahu dan toge kuah pedas. Untuk menghilangkan pengar"

"Kau mabuk parah semalam, Ayo isi dulu perutmu" Ucap Lalisa lagi.

Hah ? Apakah semalam aku mabuk ? Apa itu benar ? tetapi biasanya aku akan merasakan pusing sekaligus mual. Mungkin jika aku minum banyak aku akan bolak balik kamar mandi karena muntah. Namun pagi ini aku baik baik saja. Apakah aku benar benar minum semalam?

Karena Lalisa bilang begitu. Mari kita percaya saja. "Eoh, aku mabuk ya. Pantas saja aku tak ingat atas apa yang terjadi. Lalu, kenapa kau bisa berada disini ?" Tanyaku lagi.

"Kau tak ingat apa yang terjadi ?" Kata Lalisa. Aku langsung mengerjap dan menutup mulut rapat-rapat.

"Selepas kau dibebaskan oleh Jisoo eonni karena tak terbukti bersalah. Kau pergi ke Kedai pinggir jalan dan minum sampai mabuk disana. Aku di telfon oleh petugas patroli karena kau tak sadarkan diri dipinggir jalan. Itulah alasannya mengapa aku ada disini" Jawab Lalisa lagi.

"Pokoknya semalam kau sungguh mabuk berat, sudah, tak perlu memikirkannya dan mari makan dulu. Aku tahu kau tak makan semalaman"

Lalisa memberikan ke tanganku sendok makan dan juga sumpit. Karena dia bilang begitu aku pun memercayainya. Mungkin Ruby Jane yang mabuk, jadi aku tak ingat apapun. Aku pun segera makan, tanpa basa basi lalu memakan semua menu yang telah Lalisa masak untukku. Perutku sudah menjerit sejak memasuki dapur tadi, aroma masakan Lalisa bukan main mengundang rasa laparku.

Lalisa seperti seorang Ibu yang betah dan senang ketika melihat anaknya makan dengan lahap. Ia memperhatikan aku yang sedang menyuap nasi kedalam mulutku dan ia tersenyum. "Apakah se enak itu ?" Tanyanya.

Hello, Lili of the Valley (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang