CHAPTER 12

555 75 15
                                        

Halo, finally.. 

Lili of the Valley update lagi.. 

Malam ini kita update 2 chapter ya. jangan lupa komen..

Oh iya, yang mau order ebook kuda-gitsu dan ebook lainnya. bisa wa author saja ya, ke nomor 085157883199

Happy reading bestie

***

Satu unit mobil Lamborghini yang ringsek melompati pembatas jalan dan tercebur kelaut. Lantas bagaimana dengan pengemudi dan penumpang nya? Apakah mereka selamat setelah mobil itu jatuh dari jurang?

Mereka selamat. Jatuhnya mobil itu kedalam laut sudah diperhitungkan oleh si pengemudi dengan baik. Meski itu berbahaya, namun ia telah memperhitungkan resiko yang paling rendah atas tindakan nya itu.

Itulah mengapa fungsi air bag itu sangat penting. Ketika air bag mengembang, resiko benturan pun teredam dengan sangat baik. Orang-orang yang ada dalam mobil tidak terbentur begitu parah. Dengan adanya air bag, mobil juga tak semerta-merta langsung terbenam ketika jatuh kedalam laut. Mereka masih punya kesempatan untuk meloloskan diri dari mobil.

Jennie mungkin tak sadar, semenjak menyetir kencang, Lalisa tidak pernah menaikkan kaca jendela nya tertutup rapat. Meski mengebut dia tetap membiarkan kaca mobilnya terbuka.

Hal ini karena Lalisa telah memperhitungkan segalanya. Ia mempersiapkan jendela itu sebagai satu-satunya tempat untuk mereka keluar dari mobil ketika mobil tersebut mencebur ke laut. Dengan begitu mereka bisa selamat. Ketika benturan terjadi Ruby Jane yang saat itu berganti tempat dengan Kim Jennie mengalami pingsan.

Disaat mobil mencebur ke laut, Lalisa segera membawa Kim Jennie keluar dari Jendela mobil dan berenang keatas. Ia berhasil membawa Jennie berenang ke tepian bersamanya.

Lalisa membaringkan Jennie diatas pasir pantai. Ia memeriksa keadaan Jennie lebih dulu. Jantungnya masih berdegup, tetapi ia tak bangun. Mungkin karena naiknya adrenalin secara drastis membuatnya menjadi pingsan.

"Ruby Jane? Bangun lah.. apa kau bisa mendengarku?"

Lalisa menepuk pipi Kim Jennie berkali-kali. "Ruby Jane, buka matamu apakah kau mendengarkan aku?"

Lalisa mulai cemas, Jennie tak kunjung bangun, ia periksa lagi bagian tubuh Jennie, apakah terdapat memar dibagian dadanya? Jika iya bisa saja ia terluka bagian dalam sehingga ia tak sadarkan diri.

Ia bahkan merobek baju Jennie dengan brutal, Lalisa perlu memeriksanya dengan cepat. Kaos yang Jennie kenakan robek sudah. Lalisa adalah seorang dokter, ia tahu apa yang ia lakukan sekarang. Pertolongan pertama yang harus ia pastikan agar Kim Jennie selamat. Bagian dadanya terbuka, bra nya terlihat. Namun untung saja tidak ada memar sedikitpun disana.

Jadi memang benar, Jennie pingsan karena syok saat adrenalin nya meningkat pesat. Lalisa melakukan langkah kedua. Ia menumpukan kedua kepalan tangannya di dada Jennie lalu melakukan pompa jantung manual.

"Ruby Jane... Bangunlah, kumohon..."

Lalisa tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri bila terjadi sesuatu pada Kim Jennie. Ia juga memberi nafas buatan untuk Jennie dari mulut ke mulut. Beberapa kali ia memberi Jennie nafas buatan, akhirnya Jennie pun bangun.

"Ya Tuhan.. Syukurlah..."

Lalisa begitu lega, ia sungguh bernafas lega setelah melihat Kim Jennie bangun. Ia menatap kedua mata Jennie lekat-lekat. Namun bukan sebuah pelukan atau pun ucapan terimakasih yang ia dapatkan.

Tetapi justru sebuah tamparan panas mendarat dipipinya.

"DASAR PEREMPUAN GILA!!!!!"

"APA YANG KAU LAKUKAN!!! KALAU KAU MATI BAGAIMANA!!!!"

Hello, Lili of the Valley (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang