Lalisa POV
Pada akhir pekan berikutnya, aku kembali berdiri lagi didepan Bar itu. Odd Atelier, Lampu plangnya berkerlap-kerlip. Seperti biasa pada Sabtu Malam bar ini selalu ramai dengan antrian. Sepertinya ada penampilan spesial lagi malam ini.
Aku tak berpikir Panjang, aku langsung bergabung kembali dengan barisan antrian pengunjung. Ketika sampai di giliranku, para penjaga itu kembali mencegatku lagi. "Anda tidak di pekernanku untuk masuk. Maaf sebaiknya jangan pernah menginjakkan kaki lagi di Bar ini"
Aku memperlihatkan pada mereka bahwa aku juga membawa sebuah Kartu VIP Yang mereka keluarkan. Tentu, aku harus mengeluarkan uang yang lumayan dari kantungku untuk menapatkan kartu member mereka.
"Kenapa kau melarangku ?" Aku berjalan mendekat, menantang kedua penjaga palang pintu berbadan besar itu. "Apa kau pikir aku polisi ? Lalu kau beri obat lagi agar tak sadarkan diri ?"
"Seharusnya kau membiarkan aku masuk dan bertemu dengan bossmu, sebelum aku benar benar membuat kalian berurusan dengan Kepolisian"
"Sepertinya ada banyak hal yang ingin aku bahas dengan Boss Kalian terutama soal Gamma Hidroksi Buthirat yang mereka masukkan kedalam minumanku"
Didepan pintu itu aku membombardir mereka sampai kalah telak, hingga tak satupun dari mereka punya pilihan untuk menjawab. Akhirnya mereka terpaksa membiarkan aku masuk tanpa penahanan yang rumit.
Jika Kim Jennie bilang, orang orang di Bar ini berbahaya dan kita harus menjauh. Menurutku itu salah, mau sampai kapan kita akan takut pada orang orang seperti mereka ? Mereka akan terus semena mena jika tidak ada yang mencoba untuk menghentikannya.
Justru sekarang, aku datang dalam keadaan paling berani. Aku sama sekali tidak takut pada orang orang yang berada di Bar ini. Sebelum datang kemari aku sudah memikirkannya dengan matang. Aku sudah memperkirakan segalanya dan membawa persiapan yang cukup.
Aku datang untuk menguar kebenaran dan mengancam. Apa yang harus aku takutkan ? Semuanya telah aku persiapkan demi melindungi diriku dari bahaya. Tentu, manusia tidak akan membiarkan dirinya untuk jatuh dilubang yang sama bukan ?
Lantas ? Apa hal yang aku lakukan pertama kali ? Aku mendatangi meja bartender. Di Kursi yang sama, Minggu Lalu aku duduk untuk memesan segelas jus. Dan kebetulan, Bartendernya masih orang yang sama. Dia cukup terkejut melihat kedatanganku yang menempati barnya. Ha, kau masih ingat dengan aku ternyata.
"Mau minum apa Nyonya ?" Tanya nya padaku. Aku membalas pertanyaan itu dengan sebuah senyuman miring. "Lebih baik aku tak minum, dari pada kau menaruh GHB dalam jusku seperti minggu lalu" Aku mengungkit hal itu pada Bartender.
Dan jelas, ia segera menyeka keringatnya dengan sapu tangan setelah aku bicara seperti itu. "Apa yang ada inginkan dariku ? Aku hanya di perintah Nyonya" Jawabnya lagi.
"Tak muluk, dan tak rumit. Pertemukan saja aku dengan orang yang telah menyuruhmu untuk meletakkan GHB didalam minumanku"
Ia memanggil seorang pelayan lalu ia berbisik pada pelayan itu. Sepertinya ia benar benar akan meminta pelayan itu untuk memanggil Boss yang memberi perintah untuk memberiku obat waktu itu. Menjelang mereka memanggil orang yang aku ingin untuk bertemu.
Aku kembali melihat panggung yang berada diseberang meja Bar. Tiang Pole Dance lagi lagi tertancap Disana. Dan sepertinya ada beberapa orang yang sedang mempersiapkan latar pencahayaan. Sepertinya Wanita itu akan tampil lagi.
Aku bertanya pada Bartender itu lagi, "Apakah ada Show malam ini ?" Dia menjawab, "Benar Nyonya. Ruby Jane akan turun malam Ini"
"Ruby Jane ?" Tanyaku lagi. "Wanita seksi yang tampil itu ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Lili of the Valley (TAMAT)
RomantizmSeseorang yang berjuang melawan traumanya atas pelecehan yang ia rasakan dimasa kecil, hingga ia saat ini berprofesi sebagai seorang Dokter. Lalisa Manoban, adalah seorang dokter jiwa dirumah sakit Seoul. Namun, suatu ketika ia mendapatkan seorang p...