🌼09

178 24 5
                                    

Jalanin saja dulu, mungkin menurut Neng kurang baik, tapi beda dengan Allah. Mungkin ini jalan terbaik buat, Neng.
-Cerita Nadheera-

Sampai di kantin, mereka mencari tempat duduk yang menurut mereka nyaman. Nadheera langsung menanyakan pesanan teman-temannya. "Mau pesen apa?"

Hari ini adalah giliran Nadheera untuk memesan makan siang. Dia tidak sendiri tentunya, selalu ada patner memesan. Beruntungnya Nadheera, karena patnernya Archie untuk kali ini. Giliran memesan makanan akan selalu bergantian, biasanya mereka akan membuat jadwal setiap minggu secara acak.

"Gua bakso aja Nad," jawab Cia memesan duluan karena sudah sangat lapar. Di susul Dony yang juga memesan menu yang sama untuknya dan Dion. "Gua sama Dion samain Cia." Kemudian, dia kembali melanjutkan permainan gamenya yang sempat tertunda sebentar.

"Kamu apa Nin?" tanya Nadhera pada Anin.

Hanya Anin yang belum menentukan pesanannya. Gadis itu diam sebentar dan melihat-lihat daftar menu. "Mie ayam, minumnya es jeruk. Yang lain minumnya apa?"

"Samain," jawab Dion.

"Oke!" jawab Nadheera dan langsung mengajak Archie. "Ayo! Temenin pesan, Chie."

Tanpa menjawab, Archie langsung berdiri dan mereka langsung pergi ke warung yang sudah menjadi langganan. Sudah menjadi kebiasaan dan hal wajar jika Archie irit bicara, sebaliknya akan aneh jika Archie menjadi cerewet. Nadheera bertanya, "Mau pesen apa?"

"Mie."

Setelah list pesanan lengkap, Nadheera langsung memesannya. "Bu pesen bakso tiga, mie ayamnya tiga. Terus minumnya es jeruk enam."

"Catatannya ada Neng?" Nadheera langsung memberikan catatan pesanan mereka. "Tunggu bentar ya, Neng." ucap Ibu kantin

"Iya, Bu," jawab Nadheera, dia melirik Archie sekilas.

Lalu Nadheera memilih duduk di kursi plastik yang ada di dekatnya berdiri. Sedangkan Archie sudah lebih dulu duduk. Keduanya diam, sibuk dengan kegiatan masing-masing. Nadheera yang memainkan jari-jari tangan dan Archie yang sibuk dengan buku onlinenya.

Archie yang peka, menyimpan ponselnya berhubung bacaannya sudah selesai. Beberapa kali, Archie melihat Nadheera ingin mengatakan sesuatu tapi selalu di urungkan lagi dan lagi. "Kalo mau ngomong, ngomong aja," ujar Archie.

Nadheera mengangguk, "Chie."

"Hem?" Archie menunggu Nadheera kembali berbicara. "Terima kasih."

"Buat?" tanya Archie, dia menatap Nadheera dengan intens.

"Tadi," jawab Nadheera. Archie mengedikkan bahu, dia tidak mengerti apa yang sudah dia lakukan. "Ih! Terima kasih, nggak bilang apa-apa ke yang lain."

"Biasanya juga diem," ujar Archie dan  bertanya balik. "Gua mau tanya balik. Boleh?"

Nadheera menatap Archie heran, sejak kapan seorang Ray Archie izin sebelum bertanya padanya. "Apa?"

"Gua perhatiin lo masih ragu, Nad. Apa yang buat lo ragu sama bang Akmal?" tanya Archie to the point.

Dia sudah tak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. Jika semalam dia melihat keyakinan di mata sahabatnya ini. Tidak dengan sekarang, ada setitik rasa ragu yang mulai hadir, dan itu cukup menganggunya.

Nadheera [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang