🌼19

142 8 0
                                    

Jangan lupa bersyukur, walau merasa hari ini tidak sesuai dengan rencana. Karena perencana terbaik adalah Allah.
-Cerita Nadheera-

"Hallo! Ini bener nomer Akmal kan?"

Nadheera segera menjawab, "Iya ini nomernya Mas Akmal. Maaf, ini siapa?"

"Nadheera? Ini yang jawab Nadheera?" tanya si penelpon.

"Iya, ini siapa ya?"

"Husna, kemarin kita sempat ketemu. Masih ingat? Di depan masjid dekat alun-alun kota."

"Oh! Mbak Husna, iya masih ingat. Mbak Husna ada perlu apa? Nanti aku sampaikan ke Mas Akmal."

"Ini, mau ajak Akmal ikut reunian. Temen-temen maksa buat aku bujuk Akmal. Nanti tolong bilangin ya, Nad. Bujuk sekalian, kalo sama kamu aku yakin dia pasti mau."

"Insyaallah, ada lagi Mbak?"

"Udah, itu aja. Terima kasih ya Nad, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Setelah panggilan terputus, Nadheera berniat untuk menyimpan masakkannya. Biar nanti saja mereka makan kalo Akmal sudah bangun. Tapi ternyata Akmal sudah bangun, dia memanggil Nadheera.

"Sayang."

"Dalem Mas," jawab Nadheera.

"Kok gak bangunin mas?" tanya Akmal, dia mendudukkan diri di pinggir tempat tidur.

Nadheera menggeleng, "Tadi Mas pules banget, gak tega banguninnya.


Oh iya, tadi ada telpon. Nad angkat takutnya penting. Maaf ya, Mas." Akmal mengusap kepala istrinya, "Enggak papa, dari siapa?"


"Itu dari Mbak Husna. Mbak Husna titip pesan dia mau ngajak Mas biar mau ikut reunian."

Akmal mengangguk faham, dia memang sudah menolak ajak dari teman-temannya termaksud dari Langit. "Mas emang udah niat nggak mau ikut. Males, jangan paksa Mas. Mas yakin, Husna pasti udah minta kamu buat bujuk Mas."

Nadheera tersenyum, berarti dugaan Akmal tidak salah. Akmal yang baru bangun merasa lapar, dia mengajak istrinya untuk makan. "Belum makan kan?" Nadheera menggeleng.

"Ayo! Kita makan, Mas laper banget."

"Iya."

****

Setelah selesai kelas, Nadheera dan teman-temannya pergi ke perpustakaan. Selama perjalan ke perpustakaan, masih aja ada yang mengosipi Nadheera secara terang-terangan.

"Nggak usah di dengerin," ucap Anin, Nadheera mengangguk.

"Lo nggak ada niat buat kasih tau publik?" tanya Cia yang sudah kesal. Jika bukan Anin dan Nadheera yang menahan, gadis itu pasti sudah mengamuk pada orang-orang yang membicarakan Nadheera.

"Udah nggak papa, lama-lama kalo capek juga bakal berhenti sendiri Ci. Ayo masuk! Tahan emosinya, belajar kontrol emosi."

"Iya," jawab Cia.

Mereka langsung masuk ke perpustakaan, di dalam rasanya tenang. Tidak ada lagi suara bisikan yang menyakitkan untuk Nadheera dengar. Yang ada hanya suara sunyi, dan bau buku.

"Bukunya yang mana?" tanya Cia yang sudah mulai mencari.

"Yang terbaru Ci," jawab Nadheera ikut membantu.

Nadheera [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang