Bahagia itu sederhana, jika bersama dengan orang yang tepat.
-Cerita Nadheera-
Terik matahari siang itu terasa menyengat di kulit, tapi tidak membuat surut semangat seorang gadis yang sedang berjalan terburu-buru. Mata jernih gadis itu beberapa kali tertangkap melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. Jarum jam yang menunjukkan angka sebelas lebih lima belas menit, mata kuliah di jam ketiga sudah dimulai.
"Huh! Ayo semangat! Dikit lagi sampai," ujar si gadis untuk menyemangati diri sendiri. Dengan terus berjalan menyusuri lorong-lorong kelas, berharap agar cepat sampai di kelasnya.
Gadis itu adalah Nadheera Asyfa. Gadis berusia 20 tahun, yang masih menjalani masa program studi PGSD di Falkutas KIP Universitas Kota Swasta.
Sesampainya di depan kelas, Nadheera mengatur napasnya yang memburu akibat berjalan cepat dengan sesekali berlari kecil. Setelah di rasa napasnya mulai teratur, Nadheera memberanikan diri untuk masuk ke dalam kelas yang pintunya sudah tertutup itu.
Tok tok tok, dengan memberanikan diri mengetuk pintu dan masuk.
"Assalamualaikum. Izin masuk. Maaf, terlambat."
Hening. Itulah kata yang dapat mengambarkan apa yang indra pendengarnya dengar ketika melangkah masuk ke dalam kelas. Kelas yang ternyata hanya berisi mahasiswa atau lebih tepatnya teman sekelasnya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Wajah Nadheera yang tadinya tegang berubah menjadi lega. "Aku kira tadi pintu tutup udah ada dosennya," batinnya.
Berjalan dengan santai menuju kursi kosong yang ada di samping laki-laki yang sibuk dengan buku yang ada di tangannya.
"Nad, tumben banget telat? Biasanya juga yang paling on time," tanya Alicia Permata Putri atau biasa di panggil Cia. Dia adalah salah satu sahabat perempuan Nadheera.
"Iya, telat kenapa?" tanya Anin, Anindya Haifa sahabat Nadheera juga.
"Ketiduran pas ngerjain tugas. Belum selesai baru setengah, deadline-nya hari ini kan?" Nadheera mengelap keringatnya dengan tisu yang di sodorkan Anin.
"Tugas itu kerjain, bukan diliatin." sarkas Archie, teman laki-lakinya yang tadi sibuk membaca.
"Ish, kalo belum deadline. Rasanya susah Chie. Kalo udah mepet deadline, otak bekerja dengan lancar jaya."
"Bukan tugasnya yang susah Nad. Kamu aja yang malas," sanggah Anin tidak setuju dengan pendapat Nadheera, pejuang deadline.
"Tapi," belum selesai Nadheera mau menyanggah, Anin lebih dulu memotongnya. "Kerjaiin, cepet!"
"Mumpung masih ada waktu, lagian kayaknya bakal kosong. Jarang banget dosen satu ini telat."
Nadheera mengangguk patuh, dengan melawan rasa malasnya dia kembali mengerjakan tugas yang sudah lama terlantarkan akibat rasa malas. Pelan tapi pasti, Nadheera berhasil mengerjakannya.
"Di kumpul jam berapa?" tanya Nadheera di sela mengerjakan tugas pada Archie, selaku ketua kelas mereka.
"Tiga."
"Kalo belum selesai nanti tungguin," pinta Nadheera dengan fokus masih ke tugas.
Kelas kembali hening, tidak ada percakapan. Semua sibuk dengan ponsel masing-masing. Sampai suara notif chat dari ponsel Archie terdengar, memecah keheningan kelas.
"Guys! Mohon perhatiannya sebentar," teriak Archie. Hal itu membuat semua antensi kelas kearahnya. "Hari ini matkul kosong, dikarenakan dosennya berhalangan hadir. Untuk sementara belum ada tugas. Info selanjutnya bakal langsung gue share ke grup kelas. Yang mau langsung keluar boleh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadheera [Terbit]
RomansaRoman - Mahasiswa - Guru . . . Nadheera Asyfa, gadis berusia duapuluh tahun. Dia merupakan mahasiswa di salah satu universitas swasta di kotanya. Dia memiliki sahabat bernama Anindya Haifa dan Alicia Permata Putih. Serta teman masa kecilnya, Ray Arc...