Buya Hamka berkata; "Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah."
-Cerita Nadheera-
Nadheera memiliki tiga jadwal kelas untuk hari ini, ditambah dengan dua dosen yang meminta ganti jadwal. Ya dari pagi sampai sore, Nadheera baru selesai kelas. Karena sangat lelah setelah seharian ini, Nadheera berniat merebahkan diri di kasur kesayangannya.
Namun, itu semua hanya sebuah rencana yang gagal. Sebab Bunda Nisa tiba-tiba mengajaknya pergi untuk memilih dekorasi dan gaun pengantin untuk acara pernikahannya.
"Semangat dong, Nad. Acara kamu loh," ujar Bunda Nisa pada Nadheera yang duduk di kursi depan rumah dengan bersandar dan mata yang tertutup.
"Jauh nggak, Bun?" tanya Nadheera.
"Enggak, 25 menitan juga sampai," jawab Bunda Nisa. "Ayo! Itu mobil online pesanan Bunda udah sampe." Nadheera pasrah segera menaiki mobil yang sudah Bunda Nisa pesan.
Selama perjalanan Nadheera memilih untuk memejamkan mata. Dirinya benar-benar lelah hari ini. Ingin rasanya dia menyelesaikan semua urusan dan segera kembali ke kasur tercinta.
"Masih lama Bunda?" tanya Nadheera lagi. Gadis itu mulai bosan karena tadi Bunda Nisa berkata dekat, tapi sudah 20 menit lebih mereka belum sampai juga.
"Capek banget ya?" tanya Bunda Nisa mengelus puncak kepalanya sayang. Nadheera mengangguk pelan. "Cuman capek sedikit kok, Bunda. Ini masih lama nggak? Kalo masih lama Nad mau tidur aja."
"Bentar lagi sampai." Tepat Bunda Nisa mengatakan mereka akan segera tiba. Mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah butik, butik yang cukup terkenal di kota ini.
Saat sadar akan hal itu, Nadheera sedikit tak percaya. Dia akan menggunakan salah satu gaun nikah dari butik ini.
"Sudah sampai Bu," ucap Pak sopir dan Bunda Nisa segera membayarnya. "Terima kasih, Bu."
"Sama-sama, Pak."
Kemudian mereka keluar setelah membayar, dan mobil online tersebut pergi. "Nanti pulangnya gimana, Bun?"
"Pulang bareng Tante Mala. Ayo! Kita masuk biar cepet selesai. Katanya capek, nanti sampai rumah langsung istirahat."
Nadheera mengangguk, kali ini dia ingin menjadi gadis penurut. Melangkah masuk mengikuti kemana saja Bunda Nisa melangkah. Saat sudah masuk, mereka langsung di suguhi pemandangan gaun-gaun pengantin yang cantik-cantik.
"Bunda, gaunnya nggak aneh-anehkan?" tanya Nadheera sedikit was-was, karena dia tak sengaja melihat gaun pengantin yang cukup terbuka. Hal itu membuatnya takut, dan gaunnya tidak sesuai yang dibayangkan.
"Enggak, udah nurut aja. Bunda yakin kamu pasti suka." Ucapan Bunda Nisa, terdengar sangat meyakinkan dan sedikit membuat Nadheera merasa tenang.
Mereka masuk ke sebuah ruang, di dalam ternyata sudah ada Tante Mala yang menunggu. Tante Mala tidak sendiri, dia ditemani pegawai butik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadheera [Terbit]
RomansaRoman - Mahasiswa - Guru . . . Nadheera Asyfa, gadis berusia duapuluh tahun. Dia merupakan mahasiswa di salah satu universitas swasta di kotanya. Dia memiliki sahabat bernama Anindya Haifa dan Alicia Permata Putih. Serta teman masa kecilnya, Ray Arc...