🌼07

195 29 9
                                    

Pendidikan sangat penting. Apalagi untuk seorang perempuan, karena perempuan adalah sekolah pertama untuk seorang anak. Dia adalah ibu yang akan menjadi sekolah anak, panutan, pembimbing untuk anaknya.

-Cerita Nadheera-
....

Flashback

Berulang kali Akmal menghela nafas, berharap rasa gugupnya menguap. Dia sudah siap dengan kemeja hitam polos sebagai pilihannya. Kemarin dia sudah menjelaskan secara langsung kepada Om Bagas. Dia ingin mengkhitbah seorang gadis yang telah lama dia kagumi dalam diam.

Tiba-tiba Archie masuk tanpa mengetuk pintu, dia langsung melemparkan pertanyaan pada Akmal. "Bang, lo serius?"

"Serius," jawab Akmal dengan yakin. Seketika rasa gugupnya seperti menguap pergi. Dia langsung tau arah pertanyaan Archie. Dia juga sudah menduga, sepupunya ini pasti akan segera menghampirinya dan bertanya tentang keputusannya.

Akmal yang awalnya menghadap cermin, berbalik menghadap Archie. Dia balik bertanya pada sepupunya itu, "Kenapa emangnya, Chie?"

Archie diam dalam kegelisahannya, sampai pertanyaan yang dilayangkan Akmal tak dia dengar. "Mikir apa lo?" tanya Akmal lagi membuyarkan lamunan Archie.

Bukannya menjawab, Archie malah balik bertanya.

"Lo serius sama Nadheera?" Dari tatapan Archie, Akmal menyimpulkan bahwa sepupunya ini masih terkejut dengan fakta yang baru dia ketahui. Dan ada rasa khawatir yang tidak Akmal tau, apa yang membuat Archie khawatir.

Sama seperti Archie, Akmal juga balik bertanya. "Lo suka?" Nadanya terdengar sinis di pendengaran.

Archie menggeleng kepala pelan, menatap langsung kakak sepupunya. "Enggak," jawabnya dengan tegas. "Kalo gue suka sama Nadheera. Udah dari lama gue nikahin, Bang."

"Terus? Masalahnya apa?" Akmal yang tak puas dengan jawaban Archie. "Kenapa lo kayak nggak terima, gue mau lamar sahabat lo?" tanya Akmal balik dengan menekan kata sahabat.

Archie yang mulai tersulit emosi karena Akmal terus memojokkannya dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut memilih mendudukan dirinya, agar emosi tidak menguasai dirinya.

"Sukakan lo sama Nadheera," desak Akmal. "Kalo suka ngomong, Chie." ujar Akmal yang ikut mendudukan dirinya di samping Archie.

"Denger!" pinta Akmal. "Kalo lo emang suka. Bilang! Masih ada waktu, jangan sampai lo nyesel."

"Enggak, Bang." Archie berkata dengan pelan, tapi tegas. "Gue nggak suka sama Nadheera. Gue sama dia murni sahabat."

Akmal diam membiarkan Archie mengeluarkan unek-uneknya. "Gue cuman kaget aja. Dari banyak cewek yang gue tau pernah deket bahkan suka sama lo. Kenapa? Kenapa pilihan lo jatuh ke Nadheera?" Heran Archie yang tak habis pikir dengan kakak sepupunya. Dia tau, Nadheera memang gadis yang baik. Dirinya dan Nadheera berteman sejak kecil serta tumbuh bersama dilingkungan yang sama.

Tapi tetap saja. Kenapa kakak sepupunya ini lebih memilih sahabatnya. Padahal, di luar sana banyak gadis yang menurut Archie lebih baik dan dewasa dari pada Nadheera. Yang tentunya bisa menjadi pendamping kakak sepupunya itu.

Akmal mengangguk mengerti. "Lo pernah denger cinta pandangan pertama?" tanya Akmal, Archie mengangguk sebagai jawaban.

"Itu yang gue alami," jelas Akmal. "Gue jatuh cinta sama sahabat lo."

Nadheera [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang