part 5

53 28 5
                                    

______________________________________

___

"Kamu terlalu fokus dengan luka, sehingga kamu lupa bahwa masih banyak yang peduli terhadapmu dengan tulus"

Relung hati.
____

______________________________________

*
*

Kini Thea sudah sampai di mansion miliknya, waktu sudah menunjukkan larut malam, gadis itu memasuki mansion secara diam-diam dia takut jika Salwa memergokinya pulang tengah malam.

Thea membuka pintu mansion dengan sangat perlahan tanpa menghasilkan suara sedikit pun, menengok ke arah kiri kanan takut-takut Salwa melihatnya

Mansion sudah nampak gelap sepertinya Salwa sudah tidur, kaki gadis itu melangkah secara perlahan mengendap-endap bagaikan maling yang takut ketahuan dan kini dirinya sudah dekat dengan tangga.

Sengaja tidak menggunakan life karena takut bunyi lifenya akan terdengar oleh Salwa nanti, jadi dia memilih jalan aman.

Ketika kakinya akan menginjak ke anak tangga kedua, tiba-tiba lampu menyala. 'klik' suasana pun seketika menjadi terang.

Ketika lampu menyala dengan konyol Thea menutup kedua matanya menggunakan telapak tangan, berusaha bersembunyi dari orang-orang yang memergoki dan melihatnya.

Namun semua itu sia-sia bukan? Thea tetap bisa di lihat karena yang Thea sembunyikan adalah matanya bukan tubuhnya.

Inilah salah satu tingkah random gadis itu, jika dia gugup juga merasa bersalah dan kesalahannya di ketahui oleh orang lain, maka Thea akan menutup kedua matanya, berusaha menyembunyikan diri.

"Menyembunyikan diri hm?"

"Deg"

Dengan mata yang masih tertutup gadis itu mengerutkan keningnya.

'tunggu-tunggu, suara ini?'

Ini bukanlah suara Salwa karena jelas ini adalah suara pria dan pria ini sangat dikenal olehnya.

Dengan perlahan namun pasti Thea menjauhkan kedua telapak tangannya membuka secara perlahan, pertama-tama dia membuka satu tangan saja lalu membuka sedikit matanya untuk mengintip.

Saat dia mengintip sontak ia kaget karena wajah orang itu sangat dekat di depan wajahnya.

"Baa.."

"Aaaaaa.."

"Mphhh-"

Gadis itu berteriak, namun teriakan gadis itu segera di bungkam oleh pria yang mengagetkannya.

"Sssttt, bunda lagi tidur jangan teriak oke?" Bisik pria itu.

Thea menganggukkan kepalanya.

Setelah merasa Thea tidak akan berisik pria itu melepaskan dekapan pada bibir Thea.

"ABANGGGGgg,ssstt" jerit Thea tertahan.

Pria itu memelototi adiknya yang hampir berteriak kembali membuat sang empu menyengir kuda.

"Hehe peace," bisik gadis itu lalu mengangkat kedua jari telunjuk dan jari tengah membentuk V.

Kini Pria itu nampak bersedekap dada menatap datar ke arah gadis yang berada di hadapannya.

Di tatap seperti itu membuat Thea merubah raut wajahnya menjadi semula dia tahu pasti pria ini akan memarahinya.

"Jadi?" Ucap pemuda itu.

ALTHEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang