1. Anak Setan

24.9K 923 48
                                    

Khanza tidak tahu berapa lama ia tidak sadarkan diri, yang jelas ketika terbangun, dirinya sudah berada di dalam ruangan mewah bernuansa ivory bersama pakiannya yang telah terganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khanza tidak tahu berapa lama ia tidak sadarkan diri, yang jelas ketika terbangun, dirinya sudah berada di dalam ruangan mewah bernuansa ivory bersama pakiannya yang telah terganti. Sadar akan hal itu, Khanza terlonjak. Sontak memegang tubuhnya yang dibaluti kaus hitam berlengan pendek.

“Ini di mana?” Gadis itu mengedarkan pandangan ke seisi ruangan sebelum kemudian turun dari tempat tidur. Di saat yang sama ia jadi tahu kalau kaus kebesaran itu juga menutupi hingga pahanya.

Lalu ragu-ragu Khanza keluar dari ruangan itu dan mulai melangkah tanpa arah. Setidaknya sampai ia mendapati bocah laki-laki sedang duduk di kursi meja makan dan menuang sereal ke dalam mangkuk. Sayangnya, sereal itu justru tumpah di atas meja.

Merasa kasihan, Khanza pun mendekat. “Mau Kakak bantu?”

Anak laki-laki itu menoleh, mata beningnya mengerjap-ngerjap heran. Kepalanya mengangguk ragu, sedangkan tangan kecilnya bergerak pelan ketika menyerahkan kotak sereal itu kepada Khanza.

“Caya mau mam.” Pengakuannya membuat Khanza tersenyum hangat. Kemudian dia mulai memasukkan sereal ke dalam mangkuk serta menuangkan susu di atasnya. Dia mengambil sendok yang sudah tersedia di tengah meja, lantas ia berikan kepada anak itu. “Maaci.”

“Cama-cama,” balas Khanza sembari mencubit pipi anak itu pelan. “Makan yang banyak ya.”

Anak itu mengangguk patuh dan mulai makan seperti yang Khanza perintahkan. Khanza sendiri hanya memerhatikan anak yang sangat tampan dan menggemaskan itu menghabiskan makanannya.

“Cudah abis.”

“Mau nambah?”

Bocah itu menggeleng. “Ga mau. Dah cenyang.”

Mungkin karena Khanza menyukai anak kecil, jadinya ada perasaan lega melihat senyuman di wajah anak itu. Padahal sebelumnya, hati Khansa benar-benar diliputi kegelisahan. Sayangnya tidak lama kemudian, ketenangan Khanza justru dibuyarkan oleh seseorang.

“Bisa nggak kalau makan jangan berantakan? Udah sering kan saya ingatin?”

Khanza langsung tertegun melihat sosok Najendra Tristan Pradipta berdiri gagah satu meter di hadapannya. Pemuda itu mengenakan celana hitam dan kemeja berwarna serupa yang lengannya digelung hingga siku. Wajahnya masih tampan, sama seperti ketika mereka masih pacaran dulu.

“Maapin Caya, Papa.” Anak itu mulai memungut sereal yang berserakan di atas meja satu persatu. Ada gurat takut pada wajah lugu itu.

Tristan tidak menjawab, ia beralih ke arah Khanza yang terlihat kebingungan. “Karena udah bangun, sekarang kamu udah boleh pergi dari rumah saya.”

Anak Mantan (A Lovely Thing Called Hope) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang