-4-

825 129 26
                                    

Ga suka, ga perlu baca. Jangan meninggalkan komentar yang bisa membuat mood aku berantakan🙏

*

Melihat mobil sang Mommy yang terpakir di parkiran kampus, Lalice langsung berlari menghampirinya dan bergegas memasuki mobil itu.

"Mommy!" Antuasisnya.

Jennie tersenyum "Bagaimana sekolah kamu hari ini?"

"Seru Mom, apalagi sekarang Lalice dijemput sama Mommy" sahut Lalice.

Jennie terkekeh kecil "Kita makan siang di restaurant duluan ya sebelum pulang"

"Restaurant Aunty Irene?"

"Iya"

"Apa Aunty Irene juga ada disana? Lalice sudah kangen sama Aunty" bocah itu mempoutkan bibirnya membuat Jennie gemes.

"Mommy sudah menelfon Aunty Irene kok dan dia ada disana"

"Ya sudah, kita kesana sekarang Mom!" Antuasis Lalice.

Jennie mengangguk lalu menjalankan mobilnya untuk pergi dari sana.

*

Disisi lain, terlihatlah Limario yang masih berkutat dengan beberapa berkas penting didalam ruangan kerjanya. Dia bahkan melewatkan makan siangnya karena pekerjaannya yang tidak bisa ditinggalkan itu.

Tok tok tok

"Masuk"

Pintu dibuka dan masuklah sosok wanita yang berjalan menghampirinya "Lim"

"Jisoo? Kamu kenapa kesini?"

"Kita perlu bicara. Ini soal Lalice" ah, ternyata ini adalah Jisoo, Mama kandung Lalice.

"Maksud kamu?"

Jisoo berganjak duduk dibangku didepan Limario "Aku cemburu" jujurnya.

Limario kelihatan semakin bingung "Cemburu?" Beonya.

"Lalice itu anak kandung aku. Aku yang berjuang melahirkan dia tapi sekarang dia malah semakin akrab sama Jennie. Apa kamu fikir aku tidak ada perasaan? Setelah Jennie mengambil kamu dari aku, apa dia ingin mengambil Lalice juga?"

Limario mengusap wajahnya dengan kasar "Jisoo-ya. Jennie tidak mengambil aku dari kamu. Kita sendiri yang memutuskan untuk cerai bukan? Lagian aku menikahi Jennie juga setelah kita cerai"

"Okay fine! Aku tidak peduli soal itu. Aku hanya ingin hak aku sebagai Mama kandung Lalice!"

"Terus sekarang kamu mau apa?"

"Aku ingin menghabiskan waktu berdua sama anak aku tanpa gangguan dari kamu atau Jennie. Hanya seharian saja kok. Aku ingin membawa Lalice jalan jalan"

Limario membasahi bibir bawahnya "Besok Lalice libur. Kamu bisa bawa Lalice jalan jalan tapi pastikan kamu menghantar Lalice pulang sebelum makan malam"

"Baiklah. Besok aku akan menjemput Lalice dimansion kamu" Jisoo bangkit dan berjalan keluar dari sana.

Limario pula hanya menatap kepergiannya dengan tatapan yang sulit diartikan "Kamu sosok Ibu dan istri yang baik Ji. Hanya saja kurangnya komunikasi diantara kita yang bikin kita terpaksa cerai" gumamnya dengan pelan.

*

Saat ini, Rosie menggambar sendirian didalam kamarnya. Dia benar benar merasa bosen. Disaat anak seumurannya berangkat ke sekolah, Rosie malah terpaksa bersendirian dirumah dan melakukan pekerjaan rumah.

"Mommy, Rosie rindu" lirihnya menatap foto sang Mommy dengan sendu.

Tidak ingin terlarut didalam kesedihan, Rosie memutuskan untuk menonton tv dilantai bawah.

Deg

Baru saja menghidupkan tv, Rosie dikagetkan dengan sosok yang muncul didalam tv itu.

"Mommy!?"

Iya, Rosie melihat sosok Jennie yang ada di award show. Wajah yang tersenyum itu persis seperti wajah yang ada difoto digenggamannya.

"Apa yang lo lakukan!?" Suara teriakan Jeffri mengagetkan Rosie.

"Daddy, itu Mommy bukan?" Tanya Rosie dengan mata berkaca kaca.

Jeffri menatap sosok yang dimaksudkan oleh Rosie lalu dia berdecih kecil "Ck, ternyata masih hidup"

"Jadi Mommy masih hidup?" Tanya Rosie.

Jeffri yang mabuk itu terkekeh kecil "Iya, dia Mommy lo"

"Hiks jadi selama ini Daddy bohong" isak Rosie.

Jeffri menggeram. Isakan Rosie benar benar membuat dirinya semakin pusing.

Plakk

Akhirnya dia melayangkan tamparannya sehingga Rosie tersungkur jatuh dengan sudut bibir yang sudah terluka.

"Hiks kenapa Daddy tidak membiarkan Rosie ikut sama Mommy?" Isak Rosie tanpa mempedulikan rasa sakitnya.

Srettt

Jeffri menarik kerah baju sang anak dengan kasar "Apa lo fikir gue menjaga lo karena gue menyayangi lo!? Ck, gue hanya menjaga lo agar lo bisa menjadi jal*ng di bar gue!"

"Hiks Daddy jahat!" Teriak Rosie.

Plakkk

Rosie kembali menerima tamparan dari sang Daddy "Dasar anak tidak berguna!" Marah Jeffri.

"Hiks Rosie mau ikut sama Mommy!" Teriak Rosie.

"Lo tidak boleh kemana mana!" Sentak Jeffri membanting Rosie kelantai.

Rosie yang ketakutan langsung saja bangkit dan berlari kekamarnya tanpa mempedulikan rasa sakit disekujur badannya.

"Rosie, kembali lo sialan!" Jeffri berlari mengejar Rosie dengan melepaskan ikat pinggangnya.

Brakkkk

Rosie yang meringkuk ketakutan disamping kasurnya hanya bisa terisak ketika Jeffri membuka pintu kamarnya dengan kasar.

"Ck, lo mau kabur hah!?" Bentak Jeffri.

"Hiks ampun Daddy" isak Rosie menyatukan kedua tangannya.

Srettt

Tanpa aba aba, Jeffri menarik kerah baju Rosie dan membalikkan badan bocah itu.

Ctakkk

Ctakkk

"Ini hukuman untuk anak sialan seperti lo!" Jeffri terus saja melayangkan cambukan dipunggung Rosie sehingga teriakan kesakitan Rosie menggema memenuhi mansion.

Ctakkk

Ctakkk

"Hiks Mommy, appo" isak Rosie hampir pingsan.












Tekan
   👇

Rumah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang