Flashback on
17 January 2017
Disebuah toko bunga yang sepi, terlihatlah seorang wanita yang terus melamun memikirkan kehidupannya.
Wanita itu adalah Jenniefer yang bisa dipanggil Jennie. Saat ini, Jennie masih berusia 21 tahun namun dia sudah menjadi sosok Ibu setelah menjadi istri kepada sosok Jeffri.
Namun pernikahan mereka terjadi bukan gara gara keduanya saling mencintai. Hanya saja orang tua Jennie mempunyai hutang kepada keluarga Jeffri sehingga mereka tanpa rasa bersalahnya malah mengorbankan kehidupan Jennie dengan menyerahkan Jennie kepada Jeffri.
Sejak itu lah penderitaan Jennie bermula. Jeffri bukan sosok suami yang baik. Setiap hari, Jennie pasti akan menerima amukan dan pukulan dari sang suami.
Benci. Satu kata yang bisa menggambarkan perasaan Jennie. Dia membenci kedua orang tuanya yang tega menjualnya dan dia juga membenci sosok sang suami yang cukup kejam itu.
Sekarang Jennie bertekad. Setelah melahirkan sang anak, dia akan segera membawa anaknya itu kabur dari semuanya.
Namun rencananya tidak berjalan dengan mulus ketika Jeffri dengan kejamnya mengambil hak asuh sang anak dan mengusir dirinya bahkan sebelum dia sempat untuk menatap wajah sang anak.
Jennie diusir tanpa uang bahkan dia terpaksa tinggal di jalanan selama beberapa hari sebelum dia menemui sosok Ahjumma baik yang memberikannya pekerjaan disebuah toko bunga.
Mulai hari itu, Jennie mula bangkit dengan dendam dihatinya. Dia terus berusaha mengumpulkan banyak uang demi mengambil kembali hak asuh sang anak.
Dan setelah berjuang hampir selama 1 tahun, dia kembali menemui mantan suaminya untuk melihat keberadaan sang anak.
"Dimana anak aku?"
Jeffri terkekeh sinis "Anak lo sudah lama mati Jen"
Deg
"T-Tidak mungkin"
"Bayi yang lo lahirkan itu lemah makanya mati" jelas Jeffri.
Jennie meneteskan air matanya. Anaknya! Anak yang selama ini menjadi sumber kekuatannya! Kenapa anaknya harus pergi bahkan sebelum bertemu dirinya?
"Pergilah dari sini. Jangan pernah kembali lagi. Gue tidak ingin melihat lo" usir Jeffri.
Tangan Jennie terkepal "Mengenali lo adalah kesalahan terbesar dihidup gue!"
Dengan rasa dendam dihatinya, Jennie berganjak pergi meninggalkan rumah yang pernah menjadi saksi penderitaannya.
Flashback off
20 March 2023
Setetes air mata Jennie mengalir keluar ketika memori masa lalunya muncul dibenaknya.
Walaupun sudah 6 tahun berlalu, tetap saja rasa sakit dihatinya itu masih ada bahkan sehingga saat ini dia masih berdendam dengan sosok mantan suaminya.
Grepp
Secara tiba tiba Jennie dipeluk oleh seorang cowok dari belakang "Kenapa menangis hurm? Ada yang mengganggu fikiran kamu?" Bisik sang cowok.
Jennie mengusap tangan cowok yang melingkar diperutnya itu "Aku hanya capek" bohongnya.
Limario, sosok suami kepada Jennie itu kelihatan menghela nafasnya dengan kasar "Akhir akhir ini jadual kamu memang padat. Apa kamu mau liburan? Kamu bisa hiatus untuk sementara waktu. Kamu butuh istirahat"
Jennie membalikkan badannya sehingga kini mereka saling bertatapan "Honey, aku senang dengan pekerjaan aku ini. Sekarang bukan saatnya untuk aku hiatus. Aku tidak ingin meninggalkan penggemar aku. Walaupun aku capek, aku akan berusaha yang terbaik untuk mereka semua"
Limario menangkup pipi Jennie "Istri aku ini memang hebat" pujinya membuat Jennie tersenyum.
Kehadiran Limario benar benar membuat Jennie bersyukur. Tanpa Limario, dia pasti tidak akan bisa menjadi seorang penyanyi.
Dulu, Limario adalah salah satu pelanggan di toko bunga ditempat Jennie bekerja. Disaat itu juga mereka mula berkenalan sehingga Limario akhirnya melamar Jennie.
Status Jennie? Limario tahu kok. Dia tahu kalau Jennie pernah menikah dan dia juga tahu alasan Jennie bercerai. Andai bisa, ingin sekali Limario mengirim orang orangnya untuk memberi pelajaran kepada mantan suami Jennie namun Jennie menghalangnya karena Jennie tidak ingin berurusan sama sosok masa lalunya.
Status Limario? Jennie juga tahu kok. Limario adalah seorang duda yang sudah mempunyai seorang anak. Lalice, itulah anak kepada Limario yang kini menjadi anak tiri kepada Jennie. Walaupun Lalice tinggal bersama mereka, tetap saja Mama kandung Lalice sering mengunjungi mereka untuk bertemu Lalice.
*
Disebuah mansion, terlihatlah sosok Rosie yang terus meringkuk ketakutan dibawah meja makan. Bocah kecil itu lagi bersembunyi dari amukan sang Daddy yang mabuk.
"Rosie, kesini lo!" Teriak Jeffri membuat badan Rosie bergetar ketakutan.
"Hiks Mommy, Rosie takut" isak Rosie memeluk kedua lututnya.
Srett
Rosie hampir berteriak ketika Jeffri menemukan dirinya.
"Bersembunyi huh?" Smirk Jeffri.
Cowok itu dengan kejamnya menarik kerah baju Rosie dan menyeretnya keluar dari tempat persembunyian.
"Apa lo fikir gue tidak bisa menemukan lo!?" Sentak Jeffri.
"Hiks ampun Daddy" isak Rosie ketakutan.
Jeffri berseringai. Dia melepaskan ikat pinggangnya dengan terburu buru.
Ctakkk
"Akhhh sakit Daddy!" Teriak Rosie ketika Jeffri mula mencambuk punggungnya.
Ini sudah menjadi hal yang biasa Rosie dapatkan. Dia hanya dijadikan samsak ketika sang Daddy lagi emosi.
Ctakkk
Ctakkk
Cambukan yang terus didapatkan oleh Rosie membuat baju yang dipakainya mula sobek bahkan kulit punggungnya juga ikutan sobek sehingga mengeluarkan darah segar.
Hanya tangisan dan teriakan kesakitan milik Rosie yang sekarang kedengaran memenuhi mansion.
Bocah itu bahkan sudah meringkuk kesakitan diatas lantai dingin mansion.
"Hiks Mommy, appo" lirihnya seakan mengadu.
Sudah ketebak bukan Rosie anaknya siapa?
Ngomong ngomong, cerita ini mungkin hanya ada beberapa chapter si😆
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah ✅
FanfictionRumah bukan hanya ditinggali namun rumah adalah sumber kebahagian. Bagi Rosie, rumah adalah hal yang paling berharga. Jennie adalah 'rumah' kepada Rosie. Tapi, Rosie capek. Rosie ingin menyerah. Apa bisa Rosie pulang ke 'rumah' sebelum Rosie pulang...