Permintaan

12 3 0
                                    

"AZKAA!" teriak Clara yang membuat semua siswa-siswi di kelas IPA 1&2 terdiam.

"AYO IKUT. GUE GAK PUNYA BANYAK WAKTU" ujar Clara sambil menarik tangan Azka

"lepasin gue!" balas Azka sambil menepis tangan Clara

"ka please ka, Ellena sekarat. bantuin gue bawa dia ke rumah sakit" ujar Clara

"masih banyak orang yang bisa Lo minta tolong, kenapa harus Azka?" ujar Keira

"dimana?" ujar Azka kemudian ia pun mengikuti Clara dan tidak menggubris pertanyaan Keira

Semua siswa-siswi melihat kejadian dimana seorang Azka membawa tubuh Ellena keluar dari sekolah. Banyak omongan yang keluar dari beberapa siswa-siswi,namun sayangnya tidak di perdulikan oleh Azka.

"seperduli itu kamu sama dia ka" batin Keira yang melihat hal tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"seperduli itu kamu sama dia ka" batin Keira yang melihat hal tersebut. ini kedua kali nya Keira menyaksikan hal yang membuat hati nya sakit.

"pasti itu cuma alasan dia aja,supaya bisa modus sama Azka" sahut Amanda

"Lo kalo gak tau apa-apa mending diem anjing!" ketus Rania yang mendengar omongan Amanda

"udah Ran,mending kita susul Azka" ujar Clara. kemudian mereka pun menyusuli Azka

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit dari sekolah, akhirnya mereka tiba di rumah sakit yang bisa di bilang milik keluarga Ellena. Azka langsung membawa tubuh Ellena untuk segera di tangani.

Setelah mendapatkan penanganan dari dokter, Azka tak lupa untuk menghubungi Damian selaku ayah Ellena untuk datang ke rumah sakit.

"kok bisa?" ujar Azka kepada kedua gadis itu

"kita juga gak tau ka. Ellena tiba-tiba langsung sesak nafas, kita udah berusaha untuk kasih inhaler, cuma gak mempan" ujar Rania

"yang bisa bantuin kita cuma Lo doang ka, makanya tadi gue suruh Clara buat manggil Lo. maaf kalo kita malah ganggu waktu Lo sama teman-teman Lo" lanjutnya

"gak papa, gue juga tadi gak sibuk" balas Azka

Tak lama kemudian Damian dan istrinya pun tiba di rumah sakit tersebut. Tidak bisa di pungkiri bahwa lelaki paruh baya ini sangat menghawatirkan putri satu-satunya tersebut.

Damian merasa tenang saat mendengarkan kronologi dari Rania, dan ia mengucapkan banyak terimakasih kepada Azka, jika bukan lelaki ini maka nyawa putri nya sudah tidak tertolong.

"keluarga pasien" ujar dokter yang sudah keluar dari ruangan tersebut

"ya dok, kami keluarga nya. bagaimana keadaan anak kami?" ujar Damian

"kondisi anak bapak baik-baik saja, tidak ada masalah serius. Kemungkinan dia banyak menghirup asap rokok di sekitarnya. dan juga anak bapak mengalami kecapean" ujar dokter tersebut

Rembulan Tanpa Cahaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang