Fourth dan Gemini, sebagai Fra dan Grayi
---
mencapai setengah jalan pulang dan bulan telah bersiap untuk menggantinya. Namun aku masih mengamati persimpangan jalan di dekat rumahku, berharap seseorang muncul dari sana bersama sepeda kuningnya, tapi malah sekumpulan anak kecil yang berlarian melewai persimpangan sembari membawa layangan, berbual tentang layangan siapa yang nantinya terbang paling tinggi. Ada dua anak kecil yang berjalan santai di belakang teman-temannya, yang satu memegang layangan berwarna putih dan yang lain membawa kresek hitam yang aku yakin berisi makanan tak sehat. Mereka tertawa bersama, entah apa yang lucu, mungkin tingkah teman-temannya yang lain. Sedang aku tersenyum melihat mereka.
Aku dulu juga begitu, sebelum akhirnya beranjak dewasa dan pergi merantau ke kota lain layaknya orang-orang dewasa di sini. Aku selalu pergi main bersama teman-teman yang lain selepas pulang sekolah, sampai Ayah harus mencariku keliling kota menggunakan motor buntut kami untuk menjeputku pulang sebelum malam. Aku juga pernah mencuri mangga dari pohon milik keluarga kaya di kota dan berlari ketika ketahuan pembantu keluarga itu. Pun aku pernah menangis tersedu hingga tidak mau keluar kamar seminggu ketika Ayah pergi untuk selamanya.
Kota kecil ini, di mana aku tumbuh, di mana aku mencari jati diri, dan di mana untuk pertamakalinya aku jatuh cinta. Sama seperti cerita cinta orang-orang lain, aku jatuh cinta dengan teman masa kecilku. Namanya Fra, seorang anak laki-laki yang tinggal di belakang rumahku. Teman-teman yang lain tahu bahwa aku paling dekat dekat Fra. Sampai-sampai mereka bilang bahwa kami adalah dua orang yang tidak terpisahkan. Apapun harus sama, apapun harus bersama.
Fra adalah orang pertama yang mengajakku bermain ketika aku baru saja pindah ke kota kecil ini saat berusia sepuluh tahun, dia yang membohongiku bahwa rumah baruku angker sehingga aku mau tidur dengannya, dia yang menciumku ketika hari kelulusan, dan dia yang pergi keluar dari kota kecil ini.
Padahal Fra pernah mengatakan kepadaku, "Kota ini mungkin tidak sebesar kota-kota yang lain, tapi kota ini sudah ada lebih lama, lebih banyak kenangan di sini."
Namun kota ini terlalu kecil untuk mimpi besarnya, maka Fra memutuskan untuk pergi ke kota yang lebih besar, yang mampu untuk menaungi mimpi dan dirinya. Sehingga ketika kami menyelesaikan menengah atas, Fra pergi meninggalkan kenangan hingga remajanya di kota kecil ini. Janji bahwa kami tetap berkabar dan berkomunikasi terdengar sangat mudah saat itu, ketika kami masih naif dengan semesta dan kemampuannya untuk mengubah seseorang dalam semalam. Semesta seakan mengubahnya. Entah itu karena kesibukan atau apa, kami tidak berkomunikasi lagi dan aku tidak mendengar kabarnya lagi.
Bulan telah berganti menjadi tahun. Sebab aku selalu bersama Fra sedari dulu, aku menjadi merasa asing dengan kesendirian di kota kecil ini. Tidak ada lagi orang yang membagi dua cookies cokelat hasil curian dari oven Ibunya, tidak ada lagi orang yang selalu menemaniku kemanapun aku mau pergi, dan tidak ada lagi orang yang akan menghiburku ketika aku kehilangan lagi. Maka dari itu aku memutuskan untuk pergi juga dari kota kecil ini, karena aku takut dengan bayanganku akan seorang laki-laki dari kota kecil ini yang tidak lagi aku kenal. Namun sebelumnya aku harus merubah mimpiku untuk bisa pergi dari sini, mimpiku yang tidak ada Fra di dalamnya, termasuk mimpi kami berdua.
Fra benar. Kota ini walaupun kecil, tapi memiliki banyak kenangan.
"Mas Grayi, tolong terbangin layangan ini!"
Lamunanku buyar. Anak kecil yang seharusnya berada di lapangan, berdiri di depan pagar rumahku sambil memegang erat layangan putihnya. Aku mengangguk sebelum berlari menghampirinya.
Entah bagaimana, sepanjang jalan menuju lapangan aku berharap jika suatu hari nanti kami saling bertabrakan dan Fra akan mengingatku, kota kecil ini, dan kenangannya. Namun untuk saat ini aku hanya bisa berharap bahwa hati yang pernah aku berikan kepadanya dan cinta yang pernah aku tunjukkan kepadanya akan cukup menjadi salah satu sumber energi untuk akhirnya menjalani kehidupan yang dia mimpikan. Mungkin aku hanyalah sebatas batu loncatan di kehidupannya, atau ucapan terima kasih yang disebutkan singkat bila ingat, tapi tidak apa-apa. Fra masih menjadi karakter utama di hidupku. Selalu.
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/340955179-288-k34034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
sun and his sunflower • geminifourth
Fanfictiona compilation of various genre stories with Gemini and Fourth as main character. • bxb (Gemini x Fourth) • bahasa • oneshoot collection