You'll keep me in your back pocket, use me then you'll ignore it. I don't mind.
---
Jika bukan karena paksaan Hong, Gemini tak ingin menghabiskan malam pertamanya menjadi mahasiswa di sebuah bar untuk acara penyambutan mahasiswa baru. Padahal ia sudah berencana untuk video call bersama sang bunda sambil memamerkan kondo barunya. Bahkan ia pun terpaksa memesan jus jeruk karena nanti ia harus mengantarkan Hong ke kondonya. Bahkan hari pertamanya menjadi mahasiswa sungguh sial.
"Kak, Kak Fourth gak datang ya?" Sayup-sayup Gemini mendengar percakapan dari meja sampingnya yang berisi beberapa perempuan dengan senior-senior jurusan yang mengadakan acara.
"Katanya dia telat soalnya masih ada urusan." Salah satu senior laki-laki menjawab dan kemudian mereka masih membicarakan tentang seseorang yang bernama Fourth itu. Bukan maksud Gemini untuk menguping, tetapi mereka berbicara dengan keras.
Lama-kelamaan Gemini penasaran dengan sosok Fourth yang terus dibicarakan oleh perempuan-perempuan di meja sampingnya. "Hong, lo kenal Fourth?" Ia berbisik kepada Hong yang duduk di sampingnya. Tak ingin orang-orang tahu apa yang ia bicarakan.
"Kak Fourth angkatan atas maksud lo? Ya kenal, lah! Siapa sih yang gak kenal sama beliau?" Gemini menatap Hong datar begitu mendengar jawaban sang sahabat.
Melihat reaksi Gemini, Hong tertawa. "Oh, gue lupa lo manusia yang terlalu menikmati hidup." Kata-kata itu selalu dilontarkan oleh Hong ketika mengetahui bahwa sahabatnya tidak update dengan kehidupan sosial. Gemini terlalu fokus pada kehidupannya hingga menghiraukan apapun yang tidak berhubungan dengan dirinya dan sudah menjadi tugasnya untuk memberitahu Gemini tentang kehidupan sosial.
"Kak Fourth tuh senior kita dan asdos mata kuliah sinematografi. Beliau juga anak band kampus dan supel banget, ada aja jokesnya tiap ngomong. Nanti waktu ketemu, lo bakal tahu kenapa Kak Fourth terkenal." Gemini mengerutkan keningnya. Ia jadi bertambah penasaran dengan seniornya itu. Kenapa orang-orang begitu mengelu-elukan Fourth.
"Bintang utama kita datang!" Seketika orang-orang yang berada di bar yang telah dipesan oleh satu jurusan itu menjadi ribut karena kedatangan yang katanya bintang utama malam itu.
Begitu Gemini menoleh, ia melihat seorang laki-laki dengan kaos putih dan kemeja hitam sebagai outer memasuki bar dengan senyum.
"Fourth!" Senior yang duduk di meja sampingnya mengangkat tangan.
Ah, jadi dia yang namanya Fourth. Gemini terpana. Ia mengerti apa yang dimaksud oleh Hong. Seniornya itu memiliki aura yang mampu memikat orang-orang dengan mudah. Apalagi dengan perangai dan lelucon yang membuat seisi bar tertawa, meskipun perkataanya agak belibet karena ia berbicara dengan cepat.
Gemini menggelengkan kepalanya. Kenapa ia terlalu memperhatikan Fourth? Ia tidak boleh ikut terbuai oleh Fourth seperti orang-orang lain. Maka dari itu Gemini lekas menyibukkan diri dengan mengobrol dengan Hong dan meminum jus jeruknya, mengabaikan Fourth yang diperhatikannya tadi bercanda dengan kawan-kawannya.
"Main truth or dare, yuk! Semuanya wajib ikut."
Permainan itu berjalan dengan lancar sebelum botol yang diputar menunjuk ke arah Gemini. Ah, ia lupa kalau malam ini masih merupakan malam sialnya.
"Siapa cinta pertama lo?" Belum juga Gemini mempersiapkan diri, ia sudah diterjang oleh pertanyaan yang diajukan oleh senior perempuan yang sedari tadi melihatnya.
Gemini menggelengkan kepalanya, "Gue belum punya, Kak."
"Halah, bohong lo!" Senior laki-laki menimpali. Memang pernyataan itu terdengar bohong karena mereka sudah berusia delapan belas tahun lebih, tak mungkin belum pernah merasakan cinta pertama ketika telah melewati masa sekolah menengah.
Hong yang merupakan sahabat Gemini dari kecil menimpali, "Gue berani jamin seratus persen kalau Gemini gak punya cinta pertamanya, kak. Soalnya dia terlalu fokus sama diri sendiri jadi gak punya perasaan."
Telinga Gemini memerah. Semua orang jadi membicarakan dirinya. Memangnya aneh kalau seorang laki-laki beusia delapan belas tahun belum pernah merasakan jatuh cinta?
"Kalau begitu lo harus minum!" Gemini terkejut begitu mendengar perintah dari seniornya. Bukannya ia tak ingin untuk minum, tapi ia sangat payah dalam hal ini karena sangat mudah mabuk.
"Minum! Minum!" Teman seangkatan dan senior-senior yang lain ikut menyorakinya.
Gemini sudah akan mengambil segelas alkohol sebelum tangan lain mengambilnya terlebih dahulu dan meminumnya.
"Jangan dipaksa kalau gak mau." Gemini membeku mendengar sebuah bisikan di telinganya, mengabaikan sorakan orang-orang di sekotar. Ia menatap sosok Fourth yang sudah kembali duduk di tempatnya.
Apakah Seniornya itu mengamati dirinya yang tidak nyaman saat permainan berlangsung? Memikirkannya membuat telinga Gemini kembali memerah.
Malam mulai larut, pun sudah banyak yang tumbang. Namun masih saja Gemini melirik Fourth dari sudut matanya. Mengamati sang senior yang selalu melontarkan lelucon yang membuat seisi meja tertawa terbahak. Gemini pikir mungkin Fourth memiliki sekotak lelucon yang selalu dibawanya untuk dibagikan agar-agar orang-orang disekitarnya tertawa.
"Semangat menjalani kehidupan kuliah ya, teman-teman sekalian. Pesan gue cuma satu, jangan lupa nyetok mie goreng sama kopi!" Orang-orang tertawa mendengar candaan Fourth, begitu pun Gemini yang sengaja mendengarnya. Walau candaannya begitu garing, tapi menurutnya itu merupakan candaan paling lucu yang pernah Gemini dengar.
Ah, rasanya ia ingin menjadi salah satu candaan yang ada dikotak lelucon milik Fourth.
"Lo tahu kan kenapa Kak Fourth terkenal? Soalnya dia selalu sihir orang pakai jokesnya." Dan bisikan Hong membuyarkan lamunannya.
Hong benar. Bahkan Fourth mampu menyihir sahabatnya.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
sun and his sunflower • geminifourth
Fiksi Penggemara compilation of various genre stories with Gemini and Fourth as main character. • bxb (Gemini x Fourth) • bahasa • oneshoot collection