Prolog

43 11 10
                                    

Hai sob! kalian dari mana aja nih? btw selamat datang dicerita pertama aku.

Aku bukanlah penulis yang hebat, jdi jangan pernah membanding bandingkan cerita aku dengan cerita orang lain.

Kalau kalian udah masuk kesini, tolong! tolong jangan pernah bawa cerita lain atau karakter lain. Apalagi menyamakan tokoh tersebut, karena ini mutlak hasil pemikiran otak aku yang suka naik turun. Hhee...

Dalam cerita ini juga masih banyak penulisan yang mungkin salah(typo) , atau tanda baca yang tidak tepat. Jadi ayo! jangan ragu untuk membenarkan.
Hanya membenarkan bukan untuk menjatuhkan!

Semoga kalian suka yaa💕💕
Sebelum baca tolong tinggalkan jejak juga canciii²nyaa aku🥰
Bintangnya tekan ya, biar gak kosong kek hati kamu. Eaaa😭🤣✌🏻 Becanda, jangan dimasukin ke hati mending ke rongga hidung aja biar kebuang.
 

Happy Reading
🥀



"Sakit dibalas maaf itu curang, Ra. Kehilangan itu pedih!"

"Karma memang ada, apalagi untuk orang seperti dia! tapi kita gak tau kapan Karma itu tiba dan bisa ia rasakan!"

                        ———————

"Maafin dia El. Kamu hanya perlu memaafkan mereka agar kamu bisa terbebas dari rasa sakit."

"Memaafkan itu hanya sekedar kata, dan ikhlas itu bohong. Yang nyata itu dendam, sakit dibalas maaf itu gak adil! yang adil itu nyawa dibalas nyawa, baru itu impas!"

———————

"Lo terlalu kecil untuk merasakan dunianya orang dewasa, Kar. Hati lo terlalu lembut untuk menerima kekerasan dunia yang selalu bercanda."

"Kamu hidup hanya membuat saya malu! kenapa kamu tidak mati saja?!"

"Gue kecewa sama lu dek. Mana Skara gue yang dulu? mana Skara gue yang selalu lembut dan baik, bukan pembully kaya gini."

Ini adalah kisah seorang remaja yang saling menguatkan satu sama lain. Memberikan kekuatan untuk temannya padahal mereka sendiri sama sama memiliki masalah yang ntah berapa banyak masalah itu dan berapa dalam luka yang melukai dirinya.

Skara Anastasya
Gadis lugu yang harus dipaksa untuk dewasa sebelum waktunya tiba. Banyak orang yang mengira bahwa Skara adalah badgirl, cewek pembangkang yang sangat susah untuk diatur.
Tetapi mereka hanya mampu melihat sampul tanpa bisa membuka isi dan memahami dari isi tersebut. Sedangkan—

Elgara Jarelio Samudra
Cowok dingin yang berbadan tegap. Bukan hanya sikapnya yang menarik perhatian tetapi kepintarannya juga yang selalu menjadikan ia sebagai incaran para kaum hawa.

"Selamat Elgara, selamat. Bapak bangga sama kamu."

"Terimakasih, pak."

"Teruskan bakatmu." Ujar Pak Tedi menepuk pundak Elgara.

"Maaf, Pak. Kebetulan hari ini saya dan keluarga saya harus kembali ke Jakarta."

"Is that true? kenapa mendadak sekali?" Pak Tedi kecewa dengan ungkapan Elgara. Baru saja sekolahnya harum karena ulah Elgara yang memenangkan olimpiade. Tetapi, sekarang? Elgara harus kembali ke Jakarta.

"Ini rencana ayah sama mama, pak. Jadi saya gak bisa nolak."

"Hati-hati, El. Gapai cita cita kamu. Jangan sampai mimpi kamu terkubur, kamu anak pintar jangan sia siakan kepintaran itu." Ujar Pak Tedi menasehati Elgara.

"Baik Pak, terimakasih juga untuk semuanya. Saya pamit."

Elgara keluar dari ruangan Pak Tedi.
Keluarga Pak Tedi dengan orang tuanya Elgara memang dekat, Pak Tedi juga tinggal di Meksiko karena suatu pekerjaan. Jadi tak heran jika Pak Tedi dan Elgara terlihat begitu akrab.

*•••*

"Sudah siap semuanya sayang?" Fera datang menghampiri anak dan suaminya yang sudah menunggunya di luar.

"Udah, Mah."

"Ayo kita berangkat sekarang sebelum macet." Ujar David ketika sudah memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal.

"Iya ayo, Mas."

Fera dan Elgara memasuki mobil. Fera duduk disamping suaminya sedangkan Elgara duduk dibelakang. Disepanjang jalan Elgara tidak membuka suara ia asik dengan earphone yang sedari tadi menempel di kedua telinganya.

Walaupun bibirnya bungkan bukan berarti hatinya ikut bungkam juga, Elgara terus saja bergumam dalam hati karena ia senang akan kembali ketempat kelahirannya dan tentunya akan mudah untuk bertemu dengan orang yang paling ia sayangi.

"Gue balik, Bang. Gue balik."

"I'm back, let's start the story that was postponed again."

Setelah itu Elgara memejamkan matanya, sebelum menuju bandara Elgara ingin menenangkan pikirannya terlebih dahulu. Setidaknya ini hari terakhir ia bisa memejamkan mata dengan tenang sebelum kembali kacau.

Ini cuman prolog, mungkin emang ngebosenin tapi jangan lupa untuk terus baca biar bisa dapet feelnya.
Setiap prolog pastinya akan terasa hambar dan membosankan, tetapi tanpa prolog dan langsung menuju end sebuah cerita tidak akan ada maknanya.
Makasih karena sudah membaca cerita ini, jangan lupa vote ya.

Tolong tinggalkan jejak manusia manusia baik💕
Terimakasih!

ELGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang