7. Hampir diperkaos

9 0 0
                                    


Happy Reading
🥀

"Sarapan dulu, El." Ajak David yang melihat Elgara sudah keluar dari kamarnya.

"Udah siang, Pa. Biar aku sarapan di Sekolah aja." Elgara menghampiri David dan Fera untuk menyalami tangan mereka.

"Mama bikinin bekal aja ya." Tawar Fera.

"Gak usah, Ma. El janji gak akan makan sembarangan kok." Elgara memang tidak bisa memakan 'makanan yang berserat tinggi atau makanan yang kurang higienis. Bukan karena lebay, tapi perutnya tidak akan bisa menerima semua makanan itu dan akan menyebabkan kan perutnyaa kesakitan.

"Beneran ya? beli makanan yang sehat." Fera takut jika anaknya lupa dan malah membeli makanan yang kurang kadar gizi.

"Iya, Mama." Elgara segera mencium tangan kedua orang tuanya.

"Hati-hati, jangan kebut-kebutan." Ujar David sambil menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya.

"Iya, Pa."

"Hati-hati, sayang." Fera mengelus kepala Elgara dengan penuh rasa sayang. Fera sangat takut kehilangan Elgara, karena ia adalah separuh jiwanya.

"El berangkat dulu."

Dengan seragam yang sudah rapih ditambah jaket hitam yang selalu melekat di tubuhnya, semakin menambah kegagahan seorang Elgara Jarelio Samudra. Elgara berjalan keluar menuju garasi, dimana motor sport kesayangannya terparkir, setelah memakai helm fulfacenya Elgara segera menancap gas lalu pergi meninggalkan pekarangan rumahnya.

***

"Gila kalian?! kalau mau uang, ya minta baik-baik. Jangan paksaan kayak gini!" Skara  menarik tas Sekolahnya yang terus ditarik oleh dua preman pasar.

"Emang kalau kita minta baik-baik, lo bakal ngasih?" tanya salah satu preman pasar itu, namanya Tarno.

"Dikasih lah, asalkan mintanya baik-baik."

Tarno lebih dulu melepaskan tangannya dari tas Skara. "Lepasin woy, biar kita dikasih uang." Ujar Tarno menyenggol lengan temannya.

"Kalau dia kabur gimana?" tanya Bowo—temannya Tarno.

"Kita gorok!" ujar Tarno melirik kearah Skara.

"Serem banget preman ini." Gumam Skara bergidik ngeri.

"Oke, kita lepasin. Tapi serahin semua uang lo." Bowo melepaskan tangannya dari tas Skara. Dan mereka segera menyodorkan tangannya meminta semua uang Skara.

"Ini." Skara mengeluarkan uang lima puluh ribu satu lembar lalu memberikannya pada Tarno dan Bowo.

"Apaan nih! Segini mana cukup!" Bowo mengambil uang dari tangan Skara begitu kasar dan memutarnya, pertanda meremehkan nominal uang tersebut.

"Seharusnya om-om itu bersyukur, masih bisa pegang uang segitu, liat tuh di jalanan sana banyak anak-anak yang pengen makan aja susah, apalagi pegang uang segitu." Skara malah membanding-bandingkan Tarno dan Bowo dengan orang pinggiran, hingga membuat mereka marah.

"Halah, kalau kagak niat ngasih jangan malah ceramahin kita!" Tarno kembali menarik tas ransel Skara tapi dengan cepat Skara menahannya.

"Om lepasin, kan aku udah kasih uangnya." Skara menarik tasnya dengan kuat.

"Serahin semua uang lo atau gue bunuh!" Bowo menodongkan pisau lipat kearah Skara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang