4. Bertemu cowok gila

17 3 1
                                    

Kukira kehilangan adalah hal yang paling menyakitkan, tetapi aku salah. Ternyata ada yang jauh lebih sakit dari kehilangan, yaitu... Merindukan seseorang yang sudah berbeda dengan kita, rindu yang tak pernah tersalurkan yang sembuh dengan pelukan, tapi bagaimana cara aku memelukmu jika kau saja sudah tidak ada lagi disini.

_Skara Anastasya_

Happy Reading
🥀

Hari sudah mulai gelap, dari pagi hingga jam menunjukan pukul 15:20 dini hari Skara masih belum pulang. Padahal jam pulang Sekolah sudah selesai dari tadi.

"Apa gue mampir aja ke rumah Bunda sama abang, ya." Gumamnya dalam hati.

Tanpa pikir panjang Skara meraih tas ranselnya lalu bediri dari rumput taman dan mulai berjalan ketempat yang akan ia tuju.

Ternyata bermain dengan anak jalanan seperti mereka bukanlah hal buruk, justru Skara menjadi terhibur karena ulah mereka semua.
Jika mengingat kejadian tadi. Yang dimana ia bernyanyi ditengah jalan, berjualan koran serta menolong banyak orang membuat Skara mengulum senyuman bangga. Setidaknya, walaupun ia tidak bahagia tapi ia bisa membuat orang lain bahagia.

Duarrr!

"Akhhh,,, Bunda!"

Suara petir sudah mulai bersahutan diatas langit yang sudah berubah warna menjadi gelap, itu tandanya hujan akan segera turun. Walaupun Skara takut dengan petir tapi tidak mengurungkan niatnya untuk pergi kerumah Bunda dan juga abangnya.

Tanpa menunggu persetujuan, akhirnya langit bobol. Ia menurunkan buliran-buliran nya untuk membasahi Kota Jakarta.

"Duh! mana hujannya deras lagi." Skara melepaskan tas ranselnya lalu ia letakan diatas kepalanya sebagai pengganti payung.

Skara berlari mencari tempat untuk berteduh selagi menunggu hujannya sedikit reda. Dibawah guyuran air hujan ia terus berlari dan menyebrangi jalanan yang terhalang kabut.

Tittt!

Titt.. tittt!

"Aaaaaaa!"

Srekkk!

"Woy! lu gila, hah?!" teriak pengendaran sepeda motor yang hampir saja menabrak Skara. Untung saja ia sudah handal dalam mengendarai motor, walaupun hujan ia msih bisa menekan rem dengan sempurna.

"Lu yang gila! udah tau ada orang nyebrang bukannya nyalain tu klakson malah main terobos." Cerca Skara tak terima dirinya disalahkan.

"Dari tadi gue udah klaksonin lo cewek gila." Maki lelaki itu tak mau kalah.

"Lu nya aja yang budek." lanjutnya.

"Lagian lo mau kemana? hujan-hujan kayak gini malah keluyuran bukannya diem di rumah." Tanya Skara heran.

"Ngaca!" jawabnya ketus.

"Buat apa kaca? lu mau ngaca?" tanya Skara semakin heran.

Duarrrr!

"Akhhh,,, Bunda!"

Skara berlari kearah cwok itu, ia memeluk lengan cowok dengan begitu erat. Padahal posisinya cowok itu masih memegang stir bagaimana jika tanpa sengaja pedal gasnya terputar.

"Lepasin! lu pikir tangan gue pegangan yang bisa seenaknya lu pake?" lelaki itu melepaskan paksa tangan Skara yang masih setia memeluk lengannya.

"Please, gue takut." Bukannya melepaskan pelukannya justru Skara malah mengeratkan pelukan tersebut hingga membuat cowok itu pasrah.

ELGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang