Udah follow belum nih? kalau belum, harap difollow dulu yaa;)
Happy Reading
🥀"Perannya bagaikan angin, ia ada namun tak pernah terlihat. Selalu membantu banyak orang tapi kehadirannya tak pernah teranggap."
_Skara Anastasya_
"Kar sarapan dulu sini." Ajak Siren pada Skara yang sudah menggunakan baju Sekolah lengkap dengan rapih.
Skara hanya menoleh sebentar pada meja makan yang sudah di isi oleh keluarga barunya. Awalnya Skara akan ikut sarapan, tapi ketika melihat kursi tempatnya makan diduduki oleh Niken seketika nafsu makannya hilang.
"Duduk, ada yang mau Ayah bicarain sama kamu." Titah Pandu sambil mengisyaratkan matanya agar Skara duduk di kursi yang kosong.
Mau tidak mau akhirnya Skara berjalan menuju meja makan lalu duduk didepan Pandu.
"Seperti yang Ayah bilang, kalau sekarang Niken adalah saudara kamu."
"Saudara aku cuma dua! gak akan lebih!" sahut Skara dengan cepat.
"Dek!" ujar Nathan melirik kearah Skara.
"Kenapa? aku gak salah kan? saudara aku emang dua. Dan itu cuma abang sama bang oval doang." Jawab Skara tanpa adanya rasa takut.
"Abang tau, tapi seenggaknya dengerin dulu Ayah ngomong. Gak baik potong pembicaraan orang tua." Tegur Nathan masih dengan nada khasnya. Dingin namun lembut.
Skara tersenyum getir mendengar ucapan abangnya. "Iya, oke, aku salah. Aku minta maaf! Ayah mau bilang apa?" ujar skara dingin.
"Kalian berangkat bareng ya? pake mobil Ayah aja gakpapa."
"Maksud Ayah apa? dia sekolah disekolahan kita juga, gitu?" tanya Skara tak percaya.
"Iya Skara. Mulai sekarang Niken resmi tinggal disini, Ayah takut terjadi apa-apa jika dia harus terus bersekolah di luar negri." Ujar Pandu tanpa takut perkataannya melukai hati Skara.
"Takut? dia udah besar Yah. Gak ada yang perlu ayah takutin lagi." Lagi lagi Skara tersenyum getir, sesayang itu Ayah-nya pada Niken. Hingga ia rela mengeluarkan uang ratusan juta demi Niken.
"Sudah! Ayah tidak menerima bantahan. Mulai sekarang kalian harus berangkat bareng, kalian paham?!" Pandu sudah pusing dengan tingkah Skara yang selalu seperti itu. Tidak hanya Niken yang Skara perlakukan seperti itu, tetapi Siren juga yang sudah menjabat sebagai ibunya.
"Dari pada berangkat sama dia! lebih baik aku berangkat sendiri." Ujar Skara menunjuk Niken yang dari tadi hanya menunduk saja.
"SKARA! JAGA SIKAP KAMU!" Pandu menggebrak meja makan hingga suara piring bersahutan karena bergesekan dengan meja makan yang terbuat dri kaca itu. Untung saja kacanya sangat tebal jika tidak, maka sudah dipastikan bahwa meja itu akan pecah.
Hati Skara semakin bergejolak, mata Skara semakin memanas ketika Pandu membentak nya seperti itu. Skara berdiri dari duduknya, selera makanya sudah benar-benar hilang pagi ini.
"Mau kemana, dek?" tanya Nathan yang menyadari Skara akan pergi dari sana.
"Aku gak laper." Skara pergi dari sana ia lebih memilih untuk tidak sarapan jika harus sarapan semeja dengan para iblis seperti Siren dan juga anaknya.
"Skara!"
"SKARA!"
Pandu terus saja berteriak memanggil Skara, tetapi Skara terus berjalan tanpa memperdulikan teriakan Ayah-nya. Hati Skara sudah sangat panas begitupun dengan matanya yang sudah memerah dan mengembun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELGARA
Teen FictionHidup dalam keadaan mental yang sudah rusak memanglah tak mudah. Sering kali kita ingin menyerah, dan mengakhiri diri saja dari pada harus hidup namun tidak pernah dianggap. Ada namun tiada. Begitupun dengan Skara, seringkali ia ingin menyerah deng...