Aku menyesal.
Tidak pernah terpikirkan kalau suatu hari di masa depan, ucapan itu akan keluar. Rasanya seperti meludahi mulut sendiri.
Saat ini, janjiku telah di pajang oleh waktu. Terpampang nyata menuntutku untuk menyelesaikannya. Tapi bagaimana? Bukan raga yang lelah, melainkan jiwanya yang mempermainkan agar kalah.
Firasatku ragu untuk bergerak. Setiap satu langkah, ada bisik yang menggodaku untuk menyerah. Dan takut mendominasi keyakinan yang dengan paksa diriku bangun agar terbiasa.
Waktu di masa lalu tiba-tiba datang dan berkata 'Apa yang sudah kamu capai?'
Sungguh, hatiku sakit mendengarnya.
Aku seperti masuk dalam permainan yang tidak tahu mana jalan pertama yang harus aku pilih. Dan saat yang lain sudah menentukan jalan mana yang harus mereka lewati. Aku masih berdiri di tempat dan berpikir, jalan mana yang harus aku pilih?
Aku benar-benar takut salah melangkah!
Namun aku salah...
Aku yang salah karena tetap diam di tempat.
Aku yang salah karena terus mendengar pendapat mereka yang membuatku goyah.
Aku yang salah karena tidak menepati janji yang aku buat.Dan..
Aku menyesal.
Jatinangor, 5 Januari 2024
Antalogi Puisi
Penulis : Sani Mustikawati
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pendek & Puisi
Short StoryKumpulan cerita pendek tentang kehidupan, keluarga, pertemanan. Dan puisi tentang aku, kamu dan mereka.