Cerita kita |Puisi|

484 1 0
                                    

Aku ingin membuatkan engkau puisi, mencurahkan cinta pada aksara yang telah merona. Seperti mengajakmu berdansa dengan lirik lagu diksi yang indah. Kita bagai pencuri yang bersembunyi karena mengambil waktu setiap orang. Hati kita seperti diajak terbang, disana, kita saling melemparkan senyuman.

Tapi puisiku hancur saat mimpiku berhenti. Kalimat mewah itu hanya imajinasi saat melihatmu berdiri begitu jauh. Aku tahu, dari dulu kita tidak pernah berdua. Mimpiku hanya rencana yang berjalan diatas awan. Begitu tinggi dan mudah untuk dihempaskan.

Bukan salahku harus jatuh cinta padamu, perasaanku tiba-tiba berlabuh saat mengenalmu. Engkau harus tahu! Siapa saja bisa jatuh cinta. Itu nyata, karena bukan hanya aku salah satunya. Namun pertanyaanku hanya satu, kapan engkau merasakan yang sama?

Kalau aku tahu rasanya akan sesakit ini, lebih baik tak usah hatiku jatuh padamu. Patah hati yang sakit hanya mengundang penyesalan rumit. Sebenarnya, siapa yang harus aku salahkan atas semua ini? Diriku harus menangis tanpa sang pelaku harus menyentuhnya. Benar-benar seperti orang bodoh yang cengeng dan tak berdaya.

Haruskan aku menyerah? Membiarkanmu hidup dengan sebatas orang biasa, tanpa penasaran tentang apa yang sedang dan sudah engkau lakukan. Hatiku semakin sakit saat berharap sosokmu datang dan mengatakan rancangan cerita yang akan aku dan engkau lakukan. Mungkin mulai sekarang hanya satu yang aku harapkan, melupakan engkau segera. Meskipun sakit dan tidak rela.

22 September 2023
Sani Mustikawati

Cerita Pendek & Puisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang