Pertama itu gagal |Cerpen|

2.1K 11 3
                                    

Matahari muncul dibalik awan-awan putih dan biru yang selalu diam diatas, terlihat begitu kecil karena dilihat dari bawah. Kericuhan saling bertubrukan antara suara murid yang membicarakan topik berbeda antar temannya. Sama halnya dengan kelas atas yang di huni oleh kelas 12 IPA 1. Beberapa dari mereka keluar untuk melihat wajah baru yang akan tinggal disekolah barunya, mereka melontarkan tanggapan tentang murid baru beserta OSIS yang berdiri di lapangan itu. Meraka melontarkan percakapan tentang apa yang dipikirkan, bercerita tentang mplsnya, bergurau mengingat pertama kali bertemu, dan tentu saja tanggapan salah satu siswi yang bernama Elina.

"Elina"

Gadis yang menatap ke depan itu menengok ke arah suara, di sebelah kirinya, Nawwal tersenyum dan menghampirinya.

"Kenapa kamu tidak dibawah?"

Alis Elina menukik mendengarnya, Nawwal tergelak, lalu tawanya menyembur mengingat sesuatu.

"Aku lupa kamu sudah bukan anggota Osis"

Ucapan dari Nawwal membuat gadis itu menggeleng pelan, tidak habis pikir. Tapi tanpa sadar membuatnya membuka kotak ingatan tahun lalu yang berusaha Elina simpan.

"Kenapa?" Nawwal menangkub dagunya dengan telapak tangan "Alasan kamu keluar dari Osis?"

"Tidak ada alasan, hanya ingin saja"

"Tidak mungkin" ucapannya diikuti dengan gelengan kepala "Dari Smp kamu ingin ikut Osis dengan alasan berharap punya banyak pengalaman "

Elina diam, itu pernah menjadi alasan dirinya masuk Osis. Tapi sejak dirinya terjun langsung, ia tidak punya alasan lagi untuk bertahan.

"Alasan?" gumamnya.

Mata Elina menajam, gadis itu memperhatikan Osis yang bertugas sesuai posisi. Semakin diperhatikan, semakin dalam, dan semakin membuatnya mengingat tahun dimana dirinya pernah menjadi salah satu dari mereka.

"Mau aku ceritakan?"

Nawwal menggangguk antusias, gadis itu tersenyum sambil mengubah posisi nyaman untuk mendengarkan.

Elina tersenyum "Begini..."

1 tahun yang lalu

Lembayung sore sudah datang pada waktunya, membuat nuansa kuning khas yang terlihat unik. Dibalik itu, ada beberapa murid yang masih terkurung di sekolah, masih duduk di kursi kelas. Di sudut paling belakang, gadis dengan rambut pendek itu memperhatikan rekannya yang saling beradu argumen, Elina Reganiswi.

"Bagaimana jika diadakan lomba game online seperti Mobile Legendt agar membuat para murid bersemangat, selain unik, itu bisa menjadi hal baru"

"Saya tidak setuju, karena tema dari acara ini adalah belajar. Bukannya itu hanya memanjakan mereka yang lebih mendahulukan game daripada belajar "

Pak Deri, selaku pembina Osis itu diam sebentar, kepalanya sedang berpikir untuk menimbang saran dari murid-murid yang dibimbingnya.

"Menurut saya, kita bisa menambah sesuatu yang dekat atau kenal mereka karena akan menumbuhkan semangat. Bagaimana kalau menyelipkan beberapa soal untuk mencapai level selanjutnya?"

"Nah, bagus" seru pak Deri.

Albir, suara yang memecah ketegangan itu langsung mendapat perhatian seluruh anggota Osis. Salah satu senior yang selalu menginspirasi anak-anak Osis karena pemikiran kritisnya.

Maka dari itu, Pak Deri memberi kelompok untuk membuat acara akan berjalan seperti apa, dan menyusun tugas setiap Osis.

"Zahra sebagai sekertaris, bendahara Fira" Albir membacakan nama tugas panitia dalam acara kali ini "Apa disini tidak ada laki-laki yang belum kebagi tugas?"

Cerita Pendek & Puisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang