Summer yakin bedebah sialan yang Ia temui di club tadi telah mencampur minumannya dengan obat. Makanya sekarang tubuhnya terasa panas dan bergejolak. Untung saja dia pergi jauh sebelum efek obat itu bereaksi, jadi bisa selamat dari rencana buruk pria bajingan itu.
"Sialan!" Summer mengumpat.
Sesuatu yang aneh makin bergejolak di bawah sana, membuatnya sangat tidak nyaman. Dia berjalan gontai di sepanjang koridor kamar hotel. Efek alkohol dan obat sialan itu membuatnya tidak bisa fokus melihat apapun yang ada di hadapannya. Semua seakan bergerak dan blur.
Summer menempelkan cardlock-nya ke kotak sensor dan terdengar bunyi beep panjang, serta lampu berwarna merah, pintunya tidak terbuka. Dia mencoba sekali lagi, hasilnya tetap sama.
"Pusiiinggg." Summer merengek. Dia bersandar di depan pintu, tidak kuat lagi menahan rasa sakit di kepala dan panas di bawah sana.
Dengan sisa kewarasannya, Summer menelepon teman sekamarnya. Tidak mudah menemukan nama Maple di deretan kontaknya, butuh waktu bermenit-menit hingga akhirnya melihat nama itu.
"Hmm?" Suara Maple terdengar serak dan malas-malasan, pasti wanita itu sudah tidur.
"Maps, tolong bukain pintu. Gue di luar," minta Summer terengah-engah.
"Bukannya tadi lo bawa cardlock?"
"Nggak tau nih, nggak berfungsi. Atau mungkin gue terlalu mabuk."
"Kebiasaan. Ya udah tunggu, gue mau ngumpulin nyawa dulu." Setelah itu Maple memutus telepon sepihak.
Summer menunggu sambil memijat keningnya. Dia mengetuk pintu agar Maple lebih cepat.
Cklek.
Pintu akhirnya dibuka. Summer langsung masuk ke dalam. "Thank you honey," ucapnya sambil terkekeh gila.
Dia membuka heels-nya sembarangan sambil berjalan masuk ke dalam, lalu melepas outer dan melemparnya. "Ini gara-gara bajingan sialan itu ngasih obat ke minuman gue," beritahunya.
"Ahhh." Summer mengerang. Sulit sekali menahan desiran panas itu. Dia lantas berbalik dan merangkul siluet yang sejak tadi mengikutinya. Bagus lampu tidak dinyalakan, jadi sejenak dia bisa menjadikan sahabatnya itu sebagai pelampiasan.
"Maps, help me ..." Summer memohon dengan napas tersengal. "Udah nggak kuat." Dia menggeleng frustasi.
Dia mondar-mandir sambil mengipasi wajahnya yang merah dengan telapak tangan. Kepalanya benar-benar sakit, tapi tidak lebih menyakitkan desiran di bawah sana.
"Help ..." minta Summer kembali. Dia memegang pundak Maple, kemudian mendaratkan ciuman ke bibirnya.
Awalnya sosok yang Summer cium itu menolak, akan tetapi lama-lama luluh juga. Summer cukup kaget Maple bisa membalas selihai ini, membuatnya lupa kalau sedang berciuman dengan seorang wanita.
Lidah keduanya saling bertaut. Tubuh mereka perlahan bergerak ke kamar. Summer menjadi sangat agresif sebab ciuman ini terasa nikmat baginya. Dia mendorong Maple ke ranjang, lalu duduk di atasnya. Kembali berciuman dengan penuh gairah.
Tangan Summer bergerak lincah di antara kancing piyama Maple. Setelah semua kancing terbuka, bibirnya itu menyasar ke rahang hingga lehernya. Dia sempat berhenti sebentar dengan kening berkerut. "Kok bau parfum lo maskulin banget?" tanyanya.
Lalu, Summer tertawa geli. "Ini pasti karena gue mabuk, jadi otak gue ..." Dia tidak peduli. Dilanjutkannya yang tertunda tadi dengan terus menciumi leher sahabatnya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/359808549-288-k474844.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss Me Dangerous
RomanceGara-gara ada yang memasukkan obat sialan ke minumannya, Summer sampai salah masuk kamar dan melakukan hal tidak terduga bersama pria tidak dikenal. Dia pikir itu hanya akan menjadi hubungan satu malam yang bisa dilupakan setelah berpisah. Namun, si...