Bab 10

752 102 16
                                    

"Sayang!"

Summer menoleh ke Winter, seketika Ia sigap menangkap kunci mobil yang dilempar oleh pria itu. "Aku yang nyetir?" tanyanya bingung.

"Hm." Winter mengangguk. "Tangan aku lagi pegel," ucapnya beralasan. Ia memutar pergelangan tangan untuk memperkuat alasan.

Summer pun berputar ke pintu kanan dan masuk ke dalam. Dia pikir wajar Winter meminta balas budi sekarang, karena sudah mengurusnya seminggu ini. Wajar bila pria itu membutuhkan prince treatment atas sabarnya yang luar biasa itu. Jadi, Summer menyetir dengan senang hati. Hanya saja, tidak ada garansi mobil mahal ini tetap akan mulus setelah mereka sampai ke tujuan.

Awalnya perjalanan terasa lancar dan tidak ada kemacetan. Summer nyetir dengan tenang sambil mendengarkan musik. Sesekali dia menoleh Winter yang sedang membahas soal apa yang harus mereka makan nanti malam. Namun, lama-lama pria penyandang gelar physical touch di sampingnya ini berulah.

Tangan pria itu merayap ke pahanya, jauh ke dalam batas rok mininya. Dia tidak hanya diam, namun meremas. Remasannya jelas sengaja menentang hukum kewarasan seorang wanita, khususnya wanita yang mudah jatuh ke lembah dosa seperti Summer.

"Keep your hands away, Pak Winter." Summer memperingatkan dengan geram.

"Fokus, lihat ke depan," sahut Winter, tanpa memindahkan tangannya dari paha Summer.

"Gimana aku bisa fokus kalau tangan kamu kayak gitu?" protes Summer. Ia mencengkeram roda setir kuat untuk bertahan dari efek sentuhan itu.

"Tangan aku kenapa?" Winter lantas membuka paha Summer makin lebar agar tangannya bisa makin ke dalam.

"Winter, stop it."

"Keep your eyes on the road, Princess."

Summer berusaha fokus, namun isi kepalanya malah dipenuhi pemikiran tidak pantas. Seperti, teruskan lebih dalam, ini nikmat sekali.

"Shit!" Summer melempar pikirannya yang cabul itu jauh-jauh.

Winter tertawa santai. Sebagai pria yang sudah terlalu sering bersama Summer, tentu tahu apa yang wanita itu pikirkan. Sayangnya, dia tidak akan memberikannya sekarang. Akan lebih seru bila bermain-main saja, sehingga sepanjang hari ini Summer akan terus memikirkannya.

Setelah melewati fase berjuang yang cukup berat, mereka akhirnya sampai dengan aman dan selamat. Wanita itu baru bisa bernapas setelah sepanjang perjalanan dibuat sesak dan pengap.

"Nanti siang mau lunch bareng?" tanya Winter.

"Lihat nanti aja," jawab Summer.

Keduanya berciuman cukup panjang sebelum berpisah. Winter mengusap bibir Summer yang basah, lalu sekali ciuman lagi sebagai penutup.

Summer turun dari mobil, begitupula dengan winter yang harus pindah. Di luar, keduanya tampak tenang dan tidak menunjukkan kebucinan, yang seolah-olah hubungan mereka hanya sebatas rekan kerja.

Summer terkejut saat melihat Tommy berdiri di ambang pintu kaca dengan tatapan super tajam. Kenapa pria itu di sini pagi-pagi seperti ini?

"Kumpulkan semua anggota tim di divisi kamu, kita meeting pagi ini," suruh Tommy.

Ada apa?

Feeling Summer mendadak tidak enak.

Summer mengangguk, meski bingung apa peran Tommy di sini. Seingatnya  pak Toto belum melimpahkan jabatan selaku pimpinan pada putranya yang pemalas itu. Akan tetapi, memang ada yang aneh dengan Tommy hari ini. Pria itu memakai jas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kiss Me DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang