Udah baca part additional bab 1? Panas gak, panas gak? Keringetan pasti bacanya, kan, wkwkwk.
Atau belum? Rugi dong jadi nggak tau mereka ngapain aja 😋😋
***
"Senang bertemu dengan anda, Ibu Summer."
Suara deham pak Toto menyadarkan Summer. Untungnya dia bisa dengan cepat menguasai diri dan tersenyum tenang sambil mengulurkan tangan. "Halo Pak Winter, senang akhirnya bisa bertemu dengan anda," ucapnya profesional.
Winter mengangguk kecil, akan tetapi tatapannya mengandung arti yang besar. Seolah-olah berbicara, senang bisa bertemu lagi.
"Oh iya, perkenalkan ini Zia, asisten pribadi saya," beritahu Winter.
Zia hanya mengulurkan tangan, tidak berdiri sama sekali. Melihat sikap itu, Summer pun hanya menjabat tangan tanpa menyapa berlebihan.
Summer lekas duduk untuk memulai presentasinya, meskipun sekarang isi kepalanya sudah kacau balau. Untung saja semua materi sudah dia tulis rapi di laptopnya, jadi tinggal dibaca saja.
Selama Summer menjelaskan apa saja yang sudah Ia rangkum, usahanya itu seolah-olah tidak ada artinya, karena Winter sama sekali tidak mendengar, melainkan hanya menatapnya saja. Ia berusaha keras untuk tetap fokus dan profesional, meski detak jantungnya lebih berantakan dari pikirannya saat ini. Seharusnya, dia berpura-pura sakit saja tadi dan minta Maple untuk menggantikannya.
"Rencana pengembangan kami yang akan datang tidak hanya pada biro jodoh, juga menambahkan jasa sewa pasangan. Di mana jasa sewa partner saat ini sedang banyak diminati dan akan menjadi trend di pasaran. Kami juga sudah melakukan berbagai riset dan survey langsung ke lapangan dan hasilnya hampir enam puluh persen dari pengguna sangat membutuhkan jasa seperti ini."
Winter mengangguk sambil membaca proposal yang sebelumnya sudah Summer berikan. "Menarik," ucapnya yang seketika membuat Zia mendelik tidak percaya.
Padahal sejak tadi, Zia sudah hampir tidak bisa menahan tawa lantaran menganggap jasa sewa pasangan itu sangat konyol.
"Bagaimana dengan targetnya sendiri apa sudah dilakukan uji coba?" tanya Winter menunjukkan ketertarikan lebih.
"Untuk uji coba sendiri saat ini masih dalam proses, Pak. Rencananya kami akan menargetkan para lajang berusia tiga puluh tahun ke atas yang mungkin sedang dikejar-kejar oleh pertanyaan, kapan nikah?"
Zia mengulum tawa dengan sengaja, mengejek setiap ucapan Summer.
"Ada masalah Mbak Zia?" Summer pun berani mempertanyakan ejekan itu, karena yakin tidak ada yang lucu dengan kalimatnya tadi.
Zia diam saja sambil tetap memasang ekspresi yang begitu meremehkan.
"Saya merasa ide ini cukup menarik, akan tetapi saya masih perlu melihat tingkat efektivitasnya setelah uji coba nanti. Untuk itu, mungkin kita harus mendiskusikan ini lebih lanjut setelah masa uji coba berakhir," ucap Winter menutupi kesan arogan Zia itu.
"Tentu Pak Winter, kamu pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk mensukseskan program baru ini," ucap Pak Toto begitu senang, karena jelas ada harapan di dalam ucapan CEO WinterX itu.
Winter mengangguk.
"Are you serious, Win?" Zia tidak bisa memahami jalan pikiran Winter yang menurutnya sudah gila.
"Trust me," bisik Winter.
Summer melirik Zia dan Winter, sedikit penasaran apa hubungan mereka sebenarnya. Zia jelas tidak mungkin hanya seorang asisten.
"Baik, saya pikir ini sudah cukup jelas dan saya sangat menantikan progress yang hebat dari program ini," ucap Winter menyudahi.
Pak Toto dan Summer mengangguk dengan senyum yang sangat ramah.
"Oh iya Pak, dikarenakan waktu saya sangat sedikit sekarang, mungkin ke depannya saya akan lebih banyak bertanya tentang program ini. Siapa yang harus saya hubungi?" Ternyata, sejak tadi Winter mencari waktu yang tepat untuk melempar kartu AS-nya.
"Bapak bisa menghubungi Summer, karena dia yang lebih banyak tahu tentang program ini," sahut Pak Toto sejalan dengan niat hati Winter.
Summer jelas tidak bisa menolak. Dia pun mengulurkan ponselnya untuk di-scan oleh Winter sehingga mereka bisa berkomunikasi.
"Terima kasih," ucap Winter dengan ekspresi yang begitu terselubung.
"Sama-sama, Pak." Summer menaruh ponselnya ke meja, berusaha keras tetap setenang air.
Ting!
Summer melirik ponselnya di meja. Sebuah pop up pesan muncul di layar.
Winter: Kamu udah nggak mabuk?
Summer melirik Winter dan pria itu balas menatapnya. Dia berpura-pura tetap tenang sambil membalik ponsel mengabaikan pesan pria itu.
"Win, ayo nanti kita telat," ajak Zia.
Winter mengangguk.
"Kalau begitu, kami permisi dulu Pak Toto," ucap Winter sambil berdiri.
"Terima kasih banyak atas waktunya yang berharga Pak Winter," balas Pak Toto begitu hangat.
"Sama-sama." Winter mengangguk.
"Summer, antar Pak Winter," suruh pak Toto.
Summer mengangguk patuh. "Silakan duluan Pak Winter," ucapnya sambil menunjuk pintu keluar.
Winter berjalan lebih dulu, disusul oleh Zia. Summer mengikuti sembari mengamati tingkah Zia yang begitu ingin pamer keakraban dengan Winter sampai harus merangkul lengannya segala.
Summer harus mendahului saat di depan lift untuk menekan tombol, lalu Ia mundur kembali dan berdiri di samping Winter. Karena terlalu dekat tanpa sengaja jari kelingking mereka bersentuhan, namun Summer dengan cepat menarik tangannya ke depan.
Winter tersenyum tipis.
Hingga sampai di depan lobi, tidak ada obrolan apapun di antara mereka. Summer tetap menunggu hingga mobil Winter datang sebagai bentuk kesopanannya.
"Itu mobil kita," beritahu Zia.
"Selamat jalan Pak Winter, sekali lagi terima kasih atas waktunya hari ini," ucap Summer tersenyum ramah.
Winter mengangguk.
Winter sudah hampir masuk ke mobil menyusul Zia, akan tetapi balik badan lagi menghadap Summer.
Jantung Summer yang semula sudah tenang, kini bergemuruh kembali.
"Ada barang kamu ketinggalan di kamar saya dan sudah saya simpan di koper. Karena sekarang saya sedang buru-buru, nanti saya akan kasih tau kapan kamu bisa ambil."
Summer hanya bisa terdiam hingga Winter masuk ke dalam mobil. Demi apapun lututnya lemas.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss Me Dangerous
RomanceGara-gara ada yang memasukkan obat sialan ke minumannya, Summer sampai salah masuk kamar dan melakukan hal tidak terduga bersama pria tidak dikenal. Dia pikir itu hanya akan menjadi hubungan satu malam yang bisa dilupakan setelah berpisah. Namun, si...