Bab 6

1.1K 125 15
                                        

"Pak Winter, mari silakan duduk. Kita santai saja, anggap semuanya teman."

"Terima kasih pak Toto." Winter pun mengambil tempat duduk di samping Summer. Eskpresinya sangat tenang, jauh berbeda bila sedang berdua saja dengan Summer.

Di hadapan semua orang, Winter dan Summer bersikap biasa saja, bahkan nyaris tidak saling bertegur sapa dan hanya melempar senyum tipis. Tidak ada yang tahu keduanya punya kisah "hebat" di balik layar, kecuali Maple yang sejak tadi mengulum senyum.

Ting. Ting. Ting.

Pak Toto membunyikan gelas sembari berdiri. Malam ini dia terlihat sangat bahagia lebih dari siapapun. "Mari, kita bersulang untuk program terbaru Panah Asmara, jasa sewa pasangan," ucapnya sambil mengangkat gelas berisi wine.

Semua orang berdiri dan mengangkat gelas masing-masing dengan senyum bahagia. Mereka minum seteguk dan kembali duduk, berbincang-bincang satu sama lain.

Deg!

Jantung Summer mencelos rasanya saat tangan dingin Winter menempel lancang di pahanya, sementara pria itu sedang mengobrol dengan pak Toto. Summer mencoba menepis tangan nakal Winter, namun pria itu malah balas memegang tangannya.

"Kalian boleh makan sepuasnya dan pesan apa saja, karena malam ini Pak Winter yang mentraktir," beritahu pak Toto dengan penuh kegembiraan.

Semua orang langsung bersorak riang dan mengucapkan terima kasih pada Winter. Ada juga yang saling melirik, seolah ingin bilang, sudah kita duga!

"Kamu bilang sibuk," bisik Summer sambil terus berusaha melepaskan tangannya.

Winter menoleh Summer, tatapannya begitu melelehkan. Dia melepaskan tangan Summer, tapi tetap memegang pahanya, disertai gelitikan kecil yang begitu nakal. "Nanti ada yang kecewa kalau aku nggak dateng," ledeknya.

"Siapa yang kecewa?" Summer lantas melengos sambil meminum sisa wine di gelasnya. Dia mencoba tenang di tengah desiran hebat yang dihasilkan oleh sentuhan Winter.

"Pak Winter," panggil Pak Toto.

Winter menoleh pak Toto, akan tetapi tangannya tetap seperti itu.

"Bersulang," ajak pak Toto sembari mengangkat gelas.

Winter mengangkat tangannya dari paha Summer dan mengambil gelas. "Mari Pak," sambutnya.

Summer pikir, badainya akan tenang sejenak, siapa sangka Winter kembali berulah. Pria itu tak hanya menaruh tangannya di paha Summer, namun meremasnya nakal. Di momen ini, tak ada yang bisa Summer lakukan selain mengeraskan ekapresinya.

Makin lama tangan Winter makin merayap naik di antara paha Summer bagian dalam. Wanita itu merapatkan kakinya menjepit tangan Winter yang sangat berbahaya.

"Bisa berhenti nggak?" bisik Summer dengan sedikit gerakan bibir.

Winter mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum tipis. Setelahnya dia minum dengan santai.

Sementara semua rekannya terlihat sibuk menikmati hidangan, Summer malah disibukkan oleh tangan Winter yang nakal. Sedikit saja dia membuka kakinya, maka tangan pria itu akan segera sampai di sana.

Tiba-tiba ...

"Selamat malam," sapa seorang pria yang baru saja datang.

Summer refleks membuka kakinya dan menepis tangan Winter. Ekspresi wajahnya tegang melihat Tommy di sana. Bahkan, Maple pun ikut melirik Summer.

"Tommy, kenapa kamu terlambat?" tanya Pak Toto.

"Maaf Pi, tadi sempat ada sedikit trouble di jalan, tapi udah beres. Maaf semuanya," ucap Tommy disertai lirikan pada Summer.

Kiss Me DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang