7.

628 41 2
                                    

Sambungan langsung terputus oleh Ade sepihak. Soraya tersenyum bahagia karena jawaban Ade.

"Sebelum cari informasi tentang orang lain mending gue cari informasi tentang lo dulu~. Hihihi, ngelangkahin lo kayanya engga masalah deh. "

******

Aldryan mengerjap dalam tidurnya perlahan, ia menetralkan cahaya yang masuk pada indra penglihatannya.

Ia merasa asing dengan tempat ini, bagaimana tidak? Jika ia terbangun di sebuah taman hijau yang terdapat banyak pepohonan dan air mancur ditengah-tengah taman itu.

Aldryan merasa guncangan pada tangan kirinya, "Kakak, banun!! "

"Siapa? " pikir Aldryan

Aldryan bangun dari tidurnya, menatap sekeliling. Rimbun pohon tempat ia berteduh membuatnya semakin sejuk, Aldryan menatap lelaki kecil yang entah dari mana itu.

"Kamu siapa? Kok disini? " tanya Aldryan khawatir.

Gelengan pelan ia dapatkan dari lelaki kecil itu.

"Ee, kamu sama siapa disini? " tanya Aldryan sekali lagi.

"Sama abang, " tunjuknya pada satu lelaki yang sedang bermain bola diujung barat. "Agi main bolaaaa, dicana!! "

"Tadi kayanya engga ada, perasaan gue doang? " batin Aldryan ketika ia menatap lelaki yang sedang bermain bola sendirian, padahal ia tidak melihatnya tadi.

"Berdua saja? "

"Iya!!! Cuma beldua!! " ucapnya cadel.

"Nama kamu siapa? "

Ia terdiam dan terduduk, "Nda tawu... nda puna nama"

Apa maksud lelaki kecil yang didepannya ini? Apakah ia lupa dengan namanya sendiri? Persetan dengan itu, ia masih ingin mengetahui lebih dalam lagi dengan anak itu.

Anak itu memeluk Aldryan tiba-tiba tapi, mengapa Aldryan merasa nyaman? Bahkan ia mengelus surai hitam milik anak itu.

"Ayah kamu dimana? Mau aku antar? " tawar Aldryan walau ia tidak tahu dimana ia sekarang.

"Ayah???, euumm aku tinggalnya dicini"

"Disini? " Aldryan menatap sekeliling, "Tidak ada rumah disini. "

Cekikikan pelan Aldryan dengar dari anak didalam peluknya itu, dahi Aldryan mengkerut bingung.

"Oh ya, dimana Bunda--"

"Ayo main bola. "

Ucapan Aldryan terpotong dan mendapati anak yang bermain bola tadi didekatnya, sepertinya mereka kembar. Bedanya, yang ini sepertinya tidak cadel.

"Abang!!, ayo kita main"

Anak yang lebih pendek itu bangkit dan berdiri disamping Aldryan yang masih terduduk, "Kamu juga ikut. " ajak yang lebih tinggi.

"A-aku? "

Lelaki yang dipanggil abang oleh yang lebih pendek itu mengangguk, meninggalkan Aldryan sendirian. Langkahnya mengikuti arah kedua anak itu, kenapa jantungnya berdebar? Perasaan bahagia apa yang mampir padanya saat mereka berdua mengajaknya bermain?

"Adek, kamu berada di timur saja bersama dia. " tunjuknya pada Aldryan.

"Okay!! "

Mereka bermain lempar tangkap bola, mengumpannya pada Aldryan, dan yang lebih pendek. Hingga saat ia akan mengumpan pada Aldryan lagi, bola itu melesat jauh ke arah pohon yang sempat Aldryan singgahi untuk berteduh itu.

AWAS HOMO! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang