9.

468 29 2
                                    

Sagara berguling-guling mencari posisi yang nyaman untuknya, tiba-tiba sekali ia ingin memeluk tubuh Aldryan. Membayangkan ia memeluk tubuh Aldryan yang nyaman didekap membuatnya tidak nyaman.

Sebisa mungkin ia akan menahannya. Entah, sampai kapan ia juga tidak tau.

****

Riuh teriakan memenuhi stadion lapangan di Baskara High School. Suara gebukan nyaring antara telapak tangan dengan bola yang melambung tinggi dan jatuh ke lantai lapangan.

"WOI MAS MAS GINGSUL NOMER PUNGGUNG EMPAT. AKU PADAMU MAS!! "  Teriak salah satu gadis di tribun penonton.

"Lah, kok gitu? Dukung sekolah lawan dong namanya. "  Sahut salah satu gadis di sebelahnya.

"Ga. Dukung yang nomer punggung empat doang. Siapa sih namanya?. "

"Aelah."

"GILAA MANIS BANGETTTT, UDAH ADA CEWE BELUM YA?! "

Berbeda dengan gadis-gadis sekolah lain yang sibuk meneriaki Aldryan, justru salah satu dari penonton pertandingan itu mendesis kesal.

Matanya memincing menatap gadis-gadis.

"Cemburu tuh, bro. " Bisik Arsen pada Kenzo.

Kenzo hanya mengangguk.

"Aelah, lo mah ga asik! Fokus banget si dugong! Kalau bukan lagi rame udah gue ules-ules lo sampe penyet!. "

"Penyet aja kalau bisa. Lo kali yang bakal penyet duluan, wlee. " Ejek Kenzo dengan menjulurkan lidahnya kearah Arsen.

"Lo tuh yang ngeselin! " Jawab Arsen

"Elo! "

"Elo! "

"Elo! "

"Elo! "

"Woi, malu kek lo berdua diliatin terus bangsat! " Ucap bima dengan menoyor belakang kepala Kenzo dan Arsen.

Btw saat ini posisi mereka, Arsen--Kenzo--Bima--Sagara.

"Kenzo emang malu-maluin. " Tunjuk Arsen pada Kenzo.

"Kalau gue malu-maluin, terus lo apa? Kemaluan? "

"KEN-"

"Ekhem. Berisik, bangsat. " Sahut Sagara yang muak dengan bacotan Kenzo dan Arsen.

Setiap ada waktu untuk mereka bertemu maka diwaktu itu pun adu bacot dimulai. Tapi itu adalah cara mereka untuk semakin akrab.

"Cih." Decih Arsen menatap kembali pertandingan.

"Gila.Gue gatau kalau ternyata Aldyran jago juga maennya. " Puji Bima dan mendapat tatapan sinis dari Sagara.

"Etdah, maksudnya sama timnya. " Lanjut Bima  lagi.

Hawa-hawa Sagara dari awal emang udah kaya orang kesurupan, gelap dan suram. Kaya hidupnya Arsen, HAHAHAHA. Ups.

Pertandingan itu terus berlanjut dengan sengit. Masing-masing tim berlomba-lomba untuk mendapat poin. Terus menerus.

"Semangatin noh, Gar. Teriakin kek." Cocot Kenzo pada Sagara.

"Buang-buang energi. "

Kenzo hanya menangguk mengiyakan. "Susah kalau udah ngomong sama kutub. "

Degub jantung penonton mengiringi pertandingan itu, apalagi ini waktu-waktu terakhir. Dan kedua tim masih sama-sama seri.

"Lo mau nama sekolah lo menang kan? " Tanya Bima pada Sagara.

"Iya."

"Lo semangatin Aldryan. Bilang aja ke Soraya, pelopornya dia tuh." Ujar Bima sembari menatap Soraya yang heboh sendiri di tribun atas sebelah kanan mereka.

AWAS HOMO! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang